Selain membuka peluang timnas dengan raihan tiga poin itu untuk lolos ke babak kualifikasi berikutnya menuju Piala Dunia 2026, juga sebagai catatan manis untuk pertama kalinya dalam sejarah Garuda Indonesia menang atas Elang Hijau sepanjang sejarah pertemuan kedua negara.
Ya, Timnas Garuda sudah 13 kali bertemu dengan Arab Saudi dan Indonesia tak pernah menang, baru tadi malam dan Timnas Garuda juga menjadi negara ASEAN pertama yang mampu menjinakkan Elang Hijau sejak tahun 2008. Luar biasa bukan?
Dan sosok yang menorehkan sejarah dan memberikan kemenangan Timnas Garuda atas Arab Saudi, adalah pemain lokal serasa pemain Eropa yang kini bermain di Oxford United, Inggris yang sebelumnya adalah pemain bintang di klub lokal, Persebaya Surabaya.
Pemain kelahiran 9 September 2004 di Jakarta yang memulai karir juniornya di Persebaya Surabaya dari tahun 2019 sampai tahun 2021. Lalu naik ke level senior dengan mencetak 7 gol dari 34 total penampilan.
bermain di Oxford United, klub promosi milik Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, klub promosi Championship 2024/2025, Marselino Ferdinand telah mampu menunjukkan kapasitasnya sebagai pemain lokal yang mampu bermain bareng dengan pemain naturalisasi dan menjadi pembeda dengan mencetak dwi gol ke gawang sekelas Arab Saudi.
Baca Juga :Â Usai Kalah Telak dari Jepang, PSSI Bisa Nga Coach Shin Diganti dengan Pelatih Lokal?
Pembuktian pemain asli kelahiran Indonesia dan berlatih keras di klub lokal Persebaya Surabaya, mampu menunjukkan bahwa dia layak dan pantas mendapatkan tempat di starting XI di setiap pertandingan penting yang bakal dilakoni Timnas Garuda.
Walau terlihat tengil, namun aksi-aksi Marselino telah membuat pecinta sepakbola Indonesia tetap mengelu-elukan pemain sekaligus pencetak gol termuda bagi Timnas Indonesia saat melawan Nepal di babak kualifikasi Piala Asia AFC 2023.
Marselino Ferdinand pemain dengan talenta muda terbaik Indonesia yang telah memberikan kontribusi dwi gol yang mengubah nasib Timnas Indonesia, dari posisi juru kunci, kini berada di posisi ketiga klasemen sementara di bawah Jepang dan Australia.
Dengan usia muda, maka Marselino masih butuh bimbingan dan akan jadi harapan bagi sepakbola Indonesia menuju panggung Piala Dunia 2026 diantara pemain-pemain naturalisasi.
Marselino Ferdinan seharusnya jadi simbol kebangkitan para pemain muda nan berbakat tanah air untuk terus bermimpi dan berjuang agar mencapai level terbaik, dan para pemandu bakat di Indonesia harus mampu menemukan bakat-bakat dari pelosok nusantara, sehingga muncul Marselino lainnya.