Entah kebetulan atau tidak, ternyata ada benang merahnya antara lawatan alias kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo ke lima negara medio 8 hingga 23 November 2024 dengan program unggulan makan siang bergizi gratis.
Negara-negara yang bakal menerima kunjungan Presiden Prabowo adalah China, Amerika Serikat, Peru, Brazil, dan terakhir Inggris.
Negara pertama yang beliau kunjungi adalah China atau Republik Rakyat Tiongkok, dengan tujuan untuk memperkuat kerjasama strategis antara kedua negara.
Kunjungan ini adalah pertama kalinya semenjak Presiden Prabowo dilantik jadi Presiden ke-8 sekaligus untuk memenuhi undangan langsung dari Presiden China, Xi Jinping.
Di samping memperkuat kerjasama bilateral kedua negara, seperti memperkuat kemitraan komprehensif strategis antara kedua negara di berbagai bidang, termasuk ekonomi, perdagangan, dan pertahanan.
Juga, pertemuan penting ini membahas kerjasama di berbagai sektor strategis, seperti maritim, perikanan, sumber daya mineral, pendidikan, dan pengentasan kemiskinan, serta rencana untuk meningkatkan jumlah pelajar Indonesia yang belajar di China.
Serta, dalam pertemuan bilateral ini Presiden Xi Jinping menegaskan dukungannya terhadap pemerintahan Prabowo dan percaya bahwa Indonesia akan terus berkembang di bawah kepemimpinannya.
Presiden Xi Jinping bersama dengan Perdana Menteri Li Qiang, berkomitmen untuk memberikan bantuan dan dukungan penuh terhadap Pemerintahan Presiden Prabowo, termasuk salah satunya Program Andalan Prabowo semasa kampanye, program Makan Siang Bergizi Gratis.
Santer diberitakan oleh media-media terpercaya bahwa 'oleh-oleh' dari kunjungan Presiden Prabowo ke China adalah adanya penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) bertajuk "Food Supplementation and School Feeding Programme in Indonesia" antara kedua negara pada 9 November 2024, yang disaksikan oleh Prabowo dan Presiden China Xi Jinping sendiri.
Diberitakan kesepakatan itu bernilai US$10 miliar atau setara dengan 157 Triliun Rupiah antara China dan Indonesia di Beijing yang mencakup sejumlah sektor, termasuk mengongkosi program makan bergizi gratis.
Makan Siang Bergizi Gratis Menunya Ikan Kaleng
Bicara tentang Makan Siang Bergizi Gratis, maka kita akan bicara tentang menu makannya apa? Cara penyalurannya bagaimana? Tahan berapa lama untuk sampai di lokasi? Mengingat kondisi geografis negara kita yang tidak merata dan juga pembangunan yang belum merata.
Juga, apakah program ini dapat menyentuh ke daerah 3T (Tertinggal, Terluar, dan Terdalam)? Lantas berapa dana yang dibutuhkan untuk menanggung biaya makan bergizi gratis setiap hari aktif sekolah?
Pertanyaan-pertanyaan itu butuh jawaban, dan sebahagian sudah mulai terjawab ke publik. Pertama anggaran makan siang bergizi gratis sudah masuk ke dalam Rancangan APBN 2025 oleh pemerintahan Joko Widodo, besarannya disepakati mencapai 71 Triliun Rupiah, wow sungguh fantastis bukan?
Dan angka itu masih tergolong kecil dari perkiraan awal tim Prabowo -- Gibran yang mengklaim setidaknya butuh sekitar 400 Triliun Rupiah untuk tahun pertama. Bagaimana jika lima tahun? Maka dipastikan angka itu akan membengkak bukan?
Jika dihitung-hitung, makan bergizi gratis bakal menyasar hampir 83 juta orang termasuk 30 juta anak usia dini, 24 juta siswa SD, 9,8 juta murid SMP, 10,2 juta murid SMA dan SMK, 4,3 juta santri, dan 4,4 juta ibu hamil.
Sementara jika anggarannya 71 Triliun Juta Rupiah, maka hanya 12 juta hingga 14 juta (15% sampai dengan 17%) orang yang mendapatkan makan bergizi gratis.
Jika hanya mengandalkan APBN saja, maka akan sangat mustahil terwujud, karena keterbatasan fiskal, jadi jalan lain tentunya menarik kerjasama dengan negara-negara yang mampu diajak kerjasama dan juga memberdayakan sumber daya alam lainnya yang mampu dijadikan bahan makanan penambah menu makan siang bergizi gratis. Apa itu?
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Indonesia baru-baru ini mengusulkan ikan kaleng sebagai salah satu menu dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diprakarsai oleh Presiden Prabowo Subianto.
Tentunya, bukan tanpa alasan Kementerian Kelautan dan Perikanan mengusulkan Ikan Kaleng sebagai menu makan siang bergizi gratis.
Lantas Saya berselancar untuk menemukan apa baik dan buruknya jika makan ikan kaleng.
Maklum, terus terang saja, saya jarang makan ikan kaleng, bahkan orangtua saya (Ibu) sangat jarang memberikan menu itu atau memasak ikan sarden atau ikan kaleng dalam menu makanan kami. Beliau selalu belanja ke pajak di hari selasa untuk membeli ikan segar dan ikan asin serta ikan sejenisnya untuk perlengkapan satu minggu.
Bahkan, sekarang-pun isteri saya dan saya termasuk tidak pernah makan ikan sarden atau ikan kaleng. Tradisi beli ikan di pajak atau pasar masih terpelihara sampai sekarang, sehingga menu makan anak-anak di sekolah atau bontot, tetap pakai ikan yang dimasak atau digoreng, atau diarsik.
Maka dari alasan diatas itulah, saya ingin tau juga mengapa Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memasukkan menu ikan kaleng sebagai menu utama disamping nasi dan sayur barangkali.
Pertama, alasannya adalah karena Ikan Kaleng bisa jadi solusi bagi masyarakat di daerah daratan yang sulit mengakses ikan segar.
Di wilayah pesisir, ikan segar mudah didapat, tetapi di daerah yang lebih jauh, rantai distribusi dingin sering kali tidak ada. Ikan kaleng memastikan bahwa siswa tetap dapat memperoleh sumber protein dan gizi yang penting bagi perkembangan dan pertumbuhan anak-anak di sekolah.
Kedua, ikan sarden adalah salah satu jenis ikan kaleng yang umum, kaya akan protein, asam lemak omega-3, vitamin B12, dan mineral seperti kalsium dan fosfor. Nutrisi ini penting untuk kesehatan jantung, tulang, dan sistem kekebalan tubuh manusia.
Ketiga, tentunya karena praktis dan ekonomis, dimana ikan kaleng merupakan makanan siap saji yang mudah disiapkan dan relatif murah, menjadikannya pilihan yang baik untuk program makan siang bergizi gratis seperti yang didengung-dengungkan oleh Presiden Prabowo.
Namun, yang saya belum tau, sampai kapan ikan kaleng dapat bertahan, tidak bau, tidak basi dan tidak berulat?
Karena yang namanya makanan punya masa kadaluwarsa bukan?
Kembali saya mencari-cari informasi tentang masa kadaluwarsa dan sampai kapan ikan kaleng ini dapat bertahan?
Sangat mengejutkan menurut saya, karena ikan kaleng dapat bertahan satu sampai tiga tahun. Wow, kenapa bisa sampai selama itu?
Karena proses pengalengan yang melibatkan sterilisasi, dimana dalam proses sterilisasi ini membunuh mikroba dan menginaktivasi spora bakteri yang dapat menyebabkan kebusukan, sehingga memungkinkan ikan kaleng untuk disimpan pada suhu ruang tanpa risiko kerusakan.
Lantas sebelum ke tahap aman apa tidak mengkonsumsi ikan sarden yang katanya bisa bertahan sampai tiga tahun itu? Kita bahas dulu kelebihan dan kekurangan makan ikan kaleng.
Kelebihan dan Kekurangan Makan Ikan Kaleng
Mengapa harus ikan kaleng? Pertama tentunya karena ikan kaleng seperti sarden adalah sumber protein yang baik, penting untuk membangun otot dan mendukung berbagai fungsi tubuh.
Di samping itu ikan sarden memiliki kadar merkuri yang rendah dibandingkan dengan ikan besar lainnya, sehingga lebih aman untuk dikonsumsi.
Paling penting, kandungan omega-3 dalam ikan sarden dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung dengan menurunkan kolesterol jahat dan tekanan darah.
Sementara kekurangan makan ikan kaleng, tentunya karena tinggi garam, dimana banyak produk ikan kaleng mengandung garam tinggi sebagai pengawet, yang dapat berisiko bagi orang dengan hipertensi atau masalah ginjal.
Last but not least, meskipun bergizi, ada persepsi bahwa makanan kaleng kurang sehat dibandingkan makanan segar.
Oleh karena itu Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) diharapkan untuk memberikan edukasi publik, baik ditengah masyarakat atau terjun langsung ke sekolah-sekolah mengenai cara konsumsi ikan kaleng yang sehat, sehingga ikan kaleng bisa diterima masyarakat menjadi alternatif yang baik untuk meningkatkan asupan gizi. Juga bagi siswa dan guru mengenai keamanan dan manfaat mengkonsumsi ikan kaleng.
Semoga program ini benar-benar menyasar sampai ke daerah-daerah pelosok, sehingga terwujud pemerataan program makan siang bergizi gratis ini, dan semoga tidak ada udang dibalik batu, tidak ada korupsi dalam pengadaan proyek besar ini.
Semoga juga, jika benar pemerintah harus mendapatkan kucuran bantuan berupa investasi dari negara asing, seperti China yang memberikan pinjaman lunak, bunganya janganlah tinggi-tinggi dan juga jangan banyak permintaan terhadap kerjasama ini.
Karena untuk menjalankan program ini tidak hanya biaya yang dibutuhkan, juga membutuhkan setidaknya 48.000 dapur umum di seluruh wilayah di Indonesia yang tentunya menyerap tenaga kerja.
Apakah tenaga kerjanya asli dari Indonesia semua? Atau menggunakan tenaga kerja asing seperti proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, Whoosh---di mana China turut mengirimkan pekerjanya untuk mengerjakan infrastruktur kereta cepat sampai tuntas?
Rencananya pemerintah resmi mulai meluncurkan program makan bergizi gratis pada 2 Januari 2025.
Dan masih banyak yang harus dibenahi agar program ini benar-benar terwujud bukan?
Salam Blogger Persahabatan...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H