Layaknya sebuah pertandingan, terutama dalam pertandingan sepakbola harus ada yang kalah dan menang.
Ketika sebuah tim meraih kemenangan, maka pelatih-lah orang pertama yang akan senang dan mendapatkan puja-puji serta dielu-elukan oleh pemain maupun suporter, bahkan akan mendapatkan kucuran bonus yang tinggi dari federasi ataupun dari PSSI-nya negara yang mendapatkan kemenangan.
So, apabila menderita kekalahan? Maka harus ada juga yang siap-siap jadi 'kambing hitam' dari sebuah kekalahan.
Apalagi kalahnya di kandang sendiri? Wow, sakitnya tuh satu negara merana, meratapi kekalahan, dan seakan-akan harga diri bangsa diinjak-injak oleh tim lawan.
Begitulah gambaran hati saya ketika jadi saksi bisu kekalahan menyakitkan yang dialami timnas Garuda Indonesia versus Samurai Biru Jepang. Sabetan Samurai Jepang mampu membuat sayap-sayap Garuda kita patah dan terjungkal dengan kekalahan telak 0-4.
Yah, saya yang tidak bisa datang ke Stadion kebanggaan seluruh rakyat Indonesia, Gelora Bung Karno dan hanya bisa nonton di layar monitor, menggerutu sepanjang pertandingan akibat lemahnya koordinasi setiap lini dan kesalahan-kesalahan vital pemain kita mengakibatkan Timnas Jepang sanggup menggelontorkan empat gol ke gawang Maarten Paes.
Timnas Jepang Pesta Gol, Peluang Timnas Tipis Lolos
Menurut saya sedari awal pemilihan starting XI pemain timnas oleh coach Shin Tae-yong penuh dengan misteri dan teka-teki. Bagaimana tidak? Dari sebelas pemain yang diturunkan jadi starter, hanya dua pemain lokal yang tampil di babak pertama, Rizky Ridho dan Yakob Sayuri.
Selebihnya? Pemain-pemain yang dinaturalisasi dan digadang-gadang jadi pemain-pemain yang dapat membawa Garuda Indonesia melambung tinggi merebut asa dengan meraih satu tiket ke Piala Dunia 2026.
Namun apa yang terjadi? Sangat diluar prediksi memang, jika saya memang memprediksikan dari awal bahwa timnas kita belum mampu bersaing dengan Jepang, namun asa untuk meraih poin di kandang sendiri adalah hasil luar biasa dan bisa menjadi mujizat bagi timnas kita dengan kehadiran para pemain-pemain yang dinaturalisasi dengan proses yang instant menurut saya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!