Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Siswa Dipaksa Bersujud dan Mengonggong, di Mana Peran Komite Sekolah?

15 November 2024   05:53 Diperbarui: 15 November 2024   09:19 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berawal dari sebuah gunyonan atau sindiran, berakhir dengan persekusi. Itulah yang dialami oleh seorang siswa SMA Glori Dua berinisial EN seusai dirinya disuruh sujud, minta maaf dan mengonggong seperti anjing dihadapan semua orang yang hadir disitu, termasuk dihadapan orangtua yang mempersekus dirinya.

Kejadian bermula dari pertandingan basket antara SMA Glori Dua versus SMA Cita Hati. Biasalah, yang paling heboh kan suporter, setelah pertandingan, terjadi percakapan di dunia maya lewat media sosial yang berujung saling mengejek.

IV disinyalir melakukan ejekan di media sosial usai pertandingan basket. Yah biasalah sehabis pertandingan, pemain atau suporter terkadang lupa tempat saat mengekspresikan kemenangan dan kekalahan dalam sebuah pertandingan.

Sayangnya di era kekinian, ekspresi kepuasan dan ketidakpuasan itu dilontarkan lewat media sosial, sehingga ada bukti ketika seseorang atau sekelompok orang merasa diejek atau dihina oleh seseorang atau sekelompok orang yang menjadi lawan tanding mereka.

Seperti dialami oleh EN yang katanya mengejek lawan tanding basket sekolah mereka, berinisial IV. Menurut keterangan ibu korban, awalnya terjadi guyonan dengan mengatakan rambut IV lucu kayak pudel.

Ejekan di media sosial itu, membuat IV mengadu ke orangtuanya dan dengan membabi buta orangtua IV langsung mendatangi sekolahnya EN dan marah-marah sambil menyuruh EN sujud minta maaf dan mengonggong seperti anjing yang videonya viral di media sosial.

Mana Peran Komite Sekolah?

Hal seperti ini sungguh memalukan dan kembali mencoreng dunia pendidikan. Ayah IV menjatuhkan harkat dan martabat sekolah, terlebih-lebih peran Pendidika dan Tenaga Kependidikan, hingga membuat komite sekolah tidak ada manfaatnya sebagai pihak yang menjembatani komunikasi antara sekolah, orang tua, dan masyarakat.

Dalam kasus ini diceritakan bahwa orangtua IV yang emosi langsung mendatangi pihak sekolah dan menemui korban, serta mempersekusi korban yang masih duduk dibangku sekolah seperti video yang viral di media sosial itu.

Ternyata sikap bulying atau perundungan itu masih banyak terjadi di sekitar kita. Sikap atau bentuk penindasan yang dilakukan oleh pihak orangtua IV sepertinya memang ingin menunjukkan kekuasaan yang dia miliki untuk mempersekusi atau membuat orang lain tidak nyaman hidupnya.

Terbukti, akibat perlakuan orangtua IV dan preman-preman yang dia bawa untuk mempersekusi EN dengan menyuruhnya berlutut dan mengonggong seperti anjing telah mengakibatkan EN trauma, tersakiti, harga dirinya tidak ada lagi, strees, tidak mau keluar rumah dan tidak mau bergaul lagi, bahkan jika dibiarkan, kejadian paling fatal, mengakibatkan bunuh diri, itulah akibat dari persekusi atau bulying.

Orangtua IV yang merasa berkuasa, karena pengusaha hiburan malam di Surabaya, Jawa Timur serta merasa paling kuat karena memiliki bekingan -- terlihat dari kedekatannya dengan foto-foto bersama dua pejabat TNI di dalam mobil -- sehingga melakukan tindakan semena-mena terhadap orang yang dianggapnya bersalah?

Sungguh miris, dunia pendidikan kita kembali dicoreng dengan aksi premanisme pengusaha Ivan Sugianto. Apa salahnya jika Ivan ini mendatangi sekolah dengan baik-baik bertemu dengan orangtua EN dan diselesaikan dengan damai di kantor kepala sekolah?

Dimana peran Komite Sekolah sebagai badan mandiri yang menjadi penghubung antara pihak sekolah dengan pihak orangtua? Mengapa dalam kasus ini pihak komite sekolah tidak melakukan tindakan pencegahan agar orangtua IV tidak melakukan hal-hal yang merendahkan martabat orang lain.

Ivan Sugianto Ditangkap

Pihak Kepolisian Jawa Timur bergerak cepat seusai video persekusinya menjadi viral di media sosial. IV ditangkap di Bandara Juanda, Surabaya kemarin sore. Kasus ini dinaikkan usau Pihak Kepolisian memeriksa sebelas saksi dan menggelar gelar perkara.

Sebelumnya Ivan yang begitu emosian dan merasa paling berkuasa itu, setelah videonya viral meminta maaf dan berkoar-koar kasus ini sudah selesai dengan damai, namun ternyata kasusnya naik ke tingkap kepolisian hingga pihak kepolisian cepat-cepat menangkap IV yang sudah berada di bandara Juanda dan entah mau kemana.

Semoga kasus ini jadi pembelajaran bagi kita semua, mari gunakan akal dan pikiran jernih, jangan terbawa emosi dalam menyikapi suatu masalah atau persoalan. Setelah nasi jadi bubur, trus bagaimana? Yang ada sesal kemudian kan?

Ketika IV marah-marah dan memaksa EN berlutut dan mengonggong, sementara banyak orang memvideokan perbuatan tersebut, IV tidak sadar, namun malah menjadi-jadi kemarahannya, mengakibatkan IV jadi santapan 'kejamnya' netizen yang mengakibatkan IV kini harus menanggung perbuatannya.

Coba jika dia mau tarik nafas sebentar dan mengurungkan niat marahnya, namun malah menanyakan dengan baik-baik apa maksud dan tujuan EN berkata demikian, trus mengadakan Segitiga Restitusi, serta menerima permintaan maaf EN, mungkin sekarang IV bakal jadi duta atau disebut sebagai pengusaha yang pemaaf....

Tapi jika sudah begini? Yah, semoga ini jadi pembelajaran buat kita semua, hati-hati membuly atau mempersekusi anak dibawah umur.

Salam blogger persahabatan...

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun