Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sumpah Pemuda, Kurikulum Merdeka dan Budaya Bangsa

30 Oktober 2024   09:49 Diperbarui: 30 Oktober 2024   10:28 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panen Karya Guru Penggerak Angkatan 10, Berbudaya, Mendidik, dan Menghasilkan Karya. dokpri

Tahun 2024 ini Sumpah Pemuda sudah memasuki usia 96 tahun dan pagi itu di hari Senin, 28 Oktober 2024 menjadi hari bersejarah peringatan Sumpah Pemuda. Seperti biasa kita diarahkan untuk mengenakan baju Korpi bagi ASN, lengkap dengan asesories pakaian Adat masing-masing.

Sehingga tampaklah para Guru ini elegan dengan segala pernak-pernik pakaian adat dari berbagai daerah di Sumatera Utara sesuai dengan daerah kelahiran mereka. Ada yang mengenakan Ulos dan Sortali seperti adat Batak Toba, ada yang mengenakan budaya adat Mandailing, Karo, Angkola, Sumatera Barat, dan lainnya.

Disinari matahari pagi yang cerah, upacara berlangsung dengan baik. Panas matahari tidak menggoyahkan peserta upacara untuk berdiri tegak dan mendengarkan naskah pidato Menteri Pemuda dan Olahraga dengan tema "Maju Bersama, Indonesia Raya", yang dibacakan langsung oleh pembina upacara, Kepala Sekolah SMAN 13 Medan.

Sejarah Singkat Lahirnya Sumpah Pemuda

Selama mendengarkan kata sambutan yang berjumlah empat halaman itu, saya bayangan saya mereka-reka berirama seiring dengan kata sambutan yang dibacakan ibu Kepala Sekolah.

Bayangan saya tiba-tiba lari ke pertanyaan "gimana kira-kira suasana kala itu ketika para pemuda melakukan upaya dari seluruh penjuru nusantara untuk bersatu melakukan rapat dan merumuskan isi dari Sumpah Pemuda?".

Pada abad ke-20 Indonesia yang kala itu masih berada dibawah kekuasaan penjajah Belanda, muncul kesadaran dari seluruh pemuda-pemudi Indonesia untuk bersatu melawan penjajah dan memerdekakan Indonesia.

Atas dasar itulah maka organisasi kepemudaan, seperti Jong Java, Jong Sumateranen Bond, Jong Minahasa, Jong Celebes, dan juga Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) melakukan dua kali kongres dan kongres kedua menghasilkan rumusan yang disebut dengan Sumpah Pemuda.

Sumpah Pemuda tidak hanya menjadi simbol persatuan tetapi juga menjadi pendorong semangat nasionalisme di kalangan generasi muda Indonesia. Deklarasi ini menandai babak baru dalam perjuangan kemerdekaan dengan mengubah perjuangan lokal menjadi perjuangan nasional.

Kurikulum Merdeka

Perhatian saya kembali mendengarkan dan menyimak dengan baik pidato yang disampaikan oleh ibu Kepala Sekolah kami.

Dalam pidato dari Kementerian Pemudan dan Olahraga yang dibacakan tersebut menyinggung banyak hal dan saya tertarik dengan kalimat hari Sumpah Pemuda berbarengan dengan masa transisi pemerintahan baru yang akan mengorkestrasi langkah bangsa Indonesia mewujutkan target-target Pembangunan jangka menengah sebagai landasan pencapaian target Pembangunan jangka panjang 2045, yaitu terwujudnya Indonesia Emas yang bercirikan kemajuan dan kesejahteraan yang makin tinggi, serta kiprah bangsa Indonesia yang lebih kuat dalam kancah global.

Disebutkan bahwa indikator kualitas kepemudaan tahun 2024, Indeks Pembangunan Pemuda berada apda 56,33 persen, dengan rincian capaian domain Pendidikan sebesar 70,00 persen, domain kesehatan dan kesejahteraan sebesar 65,00 persen, domain gender dan diskriminasi sebesar 53,33 persen. Sementara itu domain lapangan dan kesempatan kerja sebesar 45,00 dan domain partisipasi dan kepemimpinan sebesar 43,33 persen.

Capaian IPP ini tidak lepas dari peran Pendidikan yang menjadi sektor sentral dalam pembentukan karakter pemuda bangsa Indonesia dan juga kualitas sumber dayanya dalam proses pembangunan Indonesia.

Kurikulum Merdeka yang masih seumuran jagung tentunya memang masih butuh perbaikan, namun setidaknya telah mampu berperan penting dengan mengedepankan pengembangan karakter, peningkatan kualitas pendidikan, dan kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan dalam mewujudkan Indonesia Maju di tahun 2045.

Kurikulum Merdeka dirancang untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di semua jenjang pendidikan, termasuk Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah. Pendidikan yang lebih mengedepankan pemenuhan kebutuhan siswa, kurikulum ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi akademik dan non-akademik pemuda, yang merupakan faktor penting dalam peningkatan kualitas IPP kita.

Selain itu, fokus utama Kurikulum Merdeka adalah pengembangan karakter pemuda melalui pendidikan yang menekankan pada kompetensi spiritual, moral, sosial, dan emosional. Program seperti Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) bertujuan untuk mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran sehari-hari, yang diharapkan dapat membentuk pemuda yang berkarakter kuat dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Ketiga, Kurikulum Merdeka mendorong sinergi antara pemerintah, dunia usaha, masyarakat, dan lembaga pendidikan untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang inovatif. Kolaborasi ini penting untuk memastikan bahwa pendidikan yang diberikan relevan dengan kebutuhan pasar kerja dan tantangan sosial yang dihadapi pemuda saat ini.

Terbukti dengan dikembalikannya mata pelajaran yang mengajarkan murid tentang teknologi informasi dan komunikasi dalam diri mata pelajaran Informatika. Pengembalian mapel ini sangatlah saya apresiasi mengingat di pemerintahan SBY, tiba-tiba tanpa analisis intelektual yang kuat, mapel TIK kala itu dihapus dalam Kurikulum 2013 yang mengakibatkan polemik dan anak-anak menjadi korban karena taunya hanya menggunakan perangkat TIK.

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) juga mendukung integrasi kegiatan ekstrakurikuler seperti Pramuka ke dalam kurikulum untuk memperkaya pengalaman belajar murid, sehingga siswa diajarkan sejak dini arti kepemimpinan dan diperkuat sebagai bagian integral dari pendidikan yang holistik atau menyeluruh, dan kontekstual atau sesuai dengan perkembangan zaman. Kegiatan Kepramukaan siswa tidak hanya diajak untuk mengembangkan keterampilan praktis, tetapi juga menumbuhkan jiwa kepemimpinan yang kuat.

Indeks Pembangunan Pemuda mencakup lima domain, yaitu: Pendidikan, Kesehatan dan Kesejahteraan, Lapangan dan Kesempatan Kerja, Partisipasi dan Kepemimpinan, serta Gender dan Diskriminasi.

Dengan memperbaiki kualitas pendidikan melalui Kurikulum Merdeka, diharapkan capaian dalam domain pendidikan akan meningkat, yang pada gilirannya akan berdampak positif terhadap domain lain seperti kesempatan kerja dan partisipasi sosial.

Jadi, sudah tepat jika Kurikulum Merdeka masih tetap dipertahankan, dan jika memang ada terobosan baru ke hal yang lebih baik, maka sangat terbuka untuk memperbaiki kurikulum yang sedang berjalan, sebab secara keseluruhan, kurikulum merdeka memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada peningkatan IPP di Indonesia dengan menciptakan generasi muda yang lebih terdidik, berkarakter baik, dan siap menghadapi tantangan global.

Capaian IPP perlu ditingkatkan, dimana pemerintah menargetkan peningkatan IPP menjadi 57,67 pada tahun 2024. Untuk mencapai target ini, perlu adanya upaya kolaboratif dari semua pihak untuk mengimplementasikan kebijakan dan program yang mendukung pembangunan pemuda secara berkelanjutan.

Budaya Bangsa

Peringatan hari sumpah tahun 2024 ini mengangkat tema "Maju Bersama Indonesia Raya". Tema ini menyampaikan pesan kepada kita semua, untuk meningkatkan dan memajukan berbagai elemen pelayanan kepemudaan hingga mencapai kondisi Indonesia yang raya, Indonesia yang besar, Indonesia yang sejahtera.

Upaya ini dilakukan dalam bentuk Upaya pemajuan secara bersama, simultan, sinkron, dan terkoordinasikan dengan sebaik-baiknya baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat daerah. Peran pemuda sangat vital dalam pelestarian budaya bangsa yang sejak dahulu kala sudah ada di Indonesia.

Dalam benak saya, setelah Kemendikbudristek dipecah menjadi tiga kementerian berbeda membuat saya sejenak berpikir dalam barisan usai upacara. Bagaimana nantinya siswa yang sekarang ini akan pengembangan budaya bangsa dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi pemuda Indonesia dari pengembangan budaya bangsa ataupun budaya lokal mereka masing-masing sebagai bagian dari pelestarian budaya bangsa Indonesia?

Bagaimana ke depannya posisi dari budaya bangsa Indonesia atau beragamnya budaya lokal setelah kementerian budaya berdiri sendiri? Sementara jelas bahwa ragamnya budaya bangsa atau ragamnya budaya lokal itu harus dikenal sejak dini melalui pendidikan dasar dan menengah.

Project penguatan profil pelajar Pancasila atau (P5) menurut saya sudah mengakomodir murid sejak dini dalam upaya mengenal dan melestarikan budaya mereka.  Jati diri bangsa Indonesia yang dikenal lewat bahasa dan budayanya yang beragam jangan sampai hilang akibat salah dalam meletakkan pelajaran budaya itu di sekolah.

Sebab, pemudah adalah kunci dalam pelestarian budaya bangsa Indonesia. Melalui inovasi, kreativitas, dan kesadaran kolektif, mereka tidak hanya menjaga warisan budaya tetapi juga menciptakan peluang kerja baru yang berkelanjutan.

Pemuda berfungsi sebagai "agen perubahan" yang dapat mempengaruhi masyarakat untuk melestarikan kearifan budaya lokal. Dengan pemahaman yang baik tentang seni dan budaya, mereka dapat menyebarluaskan pengetahuan ini ke generasi berikutnya.

Generasi muda memiliki potensi untuk mengemas budaya dengan cara yang menarik dan relevan dengan zaman modern. Mereka dapat menggunakan teknologi informasi dan media sosial untuk mempromosikan budaya Indonesia secara internasional, sehingga meningkatkan apresiasi terhadap warisan budaya.

Harapan saya dari tulisan ini, semoga menteri-menteri baru pecahan dari Kemendikbudristek tidak terburu-buru untuk merombak atau mengganti kurikulum yang sekarang sedang berjalan, sehingga kurikulum merdeka ini benar-benar dapat menghasilkan generasi muda bangsa yang akan menjadi pemuda dan pemudi yang mampu menjaga dan melestarikan budaya bangsa kita.

Salam Blogger Persahabatan...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun