Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sumpah Pemuda, Kurikulum Merdeka dan Budaya Bangsa

30 Oktober 2024   09:49 Diperbarui: 30 Oktober 2024   10:28 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan memperbaiki kualitas pendidikan melalui Kurikulum Merdeka, diharapkan capaian dalam domain pendidikan akan meningkat, yang pada gilirannya akan berdampak positif terhadap domain lain seperti kesempatan kerja dan partisipasi sosial.

Jadi, sudah tepat jika Kurikulum Merdeka masih tetap dipertahankan, dan jika memang ada terobosan baru ke hal yang lebih baik, maka sangat terbuka untuk memperbaiki kurikulum yang sedang berjalan, sebab secara keseluruhan, kurikulum merdeka memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada peningkatan IPP di Indonesia dengan menciptakan generasi muda yang lebih terdidik, berkarakter baik, dan siap menghadapi tantangan global.

Capaian IPP perlu ditingkatkan, dimana pemerintah menargetkan peningkatan IPP menjadi 57,67 pada tahun 2024. Untuk mencapai target ini, perlu adanya upaya kolaboratif dari semua pihak untuk mengimplementasikan kebijakan dan program yang mendukung pembangunan pemuda secara berkelanjutan.

Budaya Bangsa

Peringatan hari sumpah tahun 2024 ini mengangkat tema "Maju Bersama Indonesia Raya". Tema ini menyampaikan pesan kepada kita semua, untuk meningkatkan dan memajukan berbagai elemen pelayanan kepemudaan hingga mencapai kondisi Indonesia yang raya, Indonesia yang besar, Indonesia yang sejahtera.

Upaya ini dilakukan dalam bentuk Upaya pemajuan secara bersama, simultan, sinkron, dan terkoordinasikan dengan sebaik-baiknya baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat daerah. Peran pemuda sangat vital dalam pelestarian budaya bangsa yang sejak dahulu kala sudah ada di Indonesia.

Dalam benak saya, setelah Kemendikbudristek dipecah menjadi tiga kementerian berbeda membuat saya sejenak berpikir dalam barisan usai upacara. Bagaimana nantinya siswa yang sekarang ini akan pengembangan budaya bangsa dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi pemuda Indonesia dari pengembangan budaya bangsa ataupun budaya lokal mereka masing-masing sebagai bagian dari pelestarian budaya bangsa Indonesia?

Bagaimana ke depannya posisi dari budaya bangsa Indonesia atau beragamnya budaya lokal setelah kementerian budaya berdiri sendiri? Sementara jelas bahwa ragamnya budaya bangsa atau ragamnya budaya lokal itu harus dikenal sejak dini melalui pendidikan dasar dan menengah.

Project penguatan profil pelajar Pancasila atau (P5) menurut saya sudah mengakomodir murid sejak dini dalam upaya mengenal dan melestarikan budaya mereka.  Jati diri bangsa Indonesia yang dikenal lewat bahasa dan budayanya yang beragam jangan sampai hilang akibat salah dalam meletakkan pelajaran budaya itu di sekolah.

Sebab, pemudah adalah kunci dalam pelestarian budaya bangsa Indonesia. Melalui inovasi, kreativitas, dan kesadaran kolektif, mereka tidak hanya menjaga warisan budaya tetapi juga menciptakan peluang kerja baru yang berkelanjutan.

Pemuda berfungsi sebagai "agen perubahan" yang dapat mempengaruhi masyarakat untuk melestarikan kearifan budaya lokal. Dengan pemahaman yang baik tentang seni dan budaya, mereka dapat menyebarluaskan pengetahuan ini ke generasi berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun