Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tebak-Tebak Buah Manggis, Siapakah Penyandang Gelar Ibu Negara?

23 Oktober 2024   07:55 Diperbarui: 23 Oktober 2024   08:22 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usai sudah pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Periode 2024 -- 2029 dengan acara yang cukup meriah dan pidato Presiden ke-8 Prabowo Subianto dihadapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada hari Minggu tanggal 20 Oktober 2024 yang berapi-api.

Jelas dalam Pidato Perdananya itu Pak Prabowo Subianto menyoroti beberapa point penting yang akan dilaksanakan beliau selama menjabat sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.

Diantaranya, pertama tentunya komitmen untuk taat terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, menjalankan roda pemerintahan yang sesuai dengan Undang-Undang Dasar tersebut, mengutamakan kepentingan seluruh rakyat Indonesia, termasuk terhadap mereka yang tidak memilih beliau saat Pilpres 2024.

Kedua, melaksanakan Swasembada Pangan. Materi yang selalu beliau bawa ketika debat-debat Pilpres selama empat kali beliau mengikuti kontestasi Pilpres yang akhirnya membawa beliau duduk menjadi orang nomor satu di negeri ini. Beliau mencanangkan target untuk mencapai swasembada pangan dalam waktu 4 -- 5 tahun, menekankan betapa pentingnya ketahanan pangan nasional. Beliau mungkin sangat terobsesi oleh kesuksesan mertuanya, presiden Soeharto yang sukses melaksanakan swasembada pangan di tahun 1984.

Ketiga, pemberantasan korupsi. Hal ini paling sangat dinanti-nanti publik. Bagaimana cara pak Prabowo untuk memberantas korupsi di negeri ini?  Masih ingat dengan pidatonya yang berapi-api menyoroti kebocoran-kebocoran anggaran sewaktu masih jadi rival abadinya pak Jokowi. Sekarang juga dalam pidato perdananya usai dilantik dihadapan MPR dan DPR, serta DPD.

"Kita harus berani mengakui, terlalu banyak kebocoran-kebocoran dari anggaran kita. Penyimpangan-penyimpangan. Kolusi di antara pejabat politik, pejabat pemerintah, di semua tingkatan, dengan pengusaha-pengusaha yang nakal, pengusaha-pengusaha yang tidak patriotik," kata Prabowo dilansir dari detikNews.

Keempat, masalah kesejahteraan rakyat. Masalah klasik yang harus dibenahi dan itu janji-janji setiap presiden dari periode ke periode. Nah, kita tunggulah apa aksi pak Prabowo untuk mensejahterakan rakyat Indonesia.

Kelima, ajakan pak Prabowo untuk semua elemen bangsa agar mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, bekerjasama dan sama-sama bekerja untuk mencapai kemakmuran rakyat. Keberagaman yang telah terbina selama ini mari kita jadikan sebagai kekuatan bangsa Indonesia, bukan malah sebaliknya.

Keenam, politik luar negeri yang harus tetap terjaga dengan baik, serta terakhir jangan lupa kacang terhadap kulitnya, penghargaan kepada para pahlawan dan pendahulu bangsa yang harus tetap dipupuk, sehingga kita benar-benar menjadi bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya.

Tanda Tanya Ibu Negara

Itulah tujuh point pidato pak Prabowo yang berapi-api usai dilantik jadi Kepala Negara atau sebagai Presiden Republik Indonesia yang ke-8. Namun, rasanya ada yang kurang selama pelantikan atau selama beliau menjabat nantinya.

Siapa yang akan menjadi Ibu Negara Indonesia ke-8 menjadi trending topik pada hari ini. Bahkan, ada yang berani mengedit profil Titiek Soeharto, mantan isteri pak Prabowo di wikipedia sebagai Ibu Negara Indonesia ke-8. Hal ini tentunya jadi perdebatan di media sosial maupun di dunia nyata, mengingat keduanya sudah tidak lagi menjadi suami -- isteri sejak tahun 1998.

Lantas mengapa harus ada Ibu Negara? Apa peran dan tugas Ibu Negara?

Dikutip dari berbagai sumber, peran dan tugas Ibu Negara itu termasuk sangat vital dan sangat penting dalam sebuah tata kelola pemerintahan, sebab presiden memiliki tugas penting, selain sebagai Kepala Pemerintahan dan Kepala Negara, tentunya juga memiliki tugas sebagai Kepala Keluarga.

Jadi, dalam sistem pemerintahan presidensial, peran Ibu Negara sebagai pendamping Presiden sangatlah penting, karena dia harus mendampingi suami sebagai kepala negara. Mendampingi presiden selama menjalankan tugas kenegaraan maupun non-kenegaraan. Harus mampu menjadi simbol kelembutan, kesederhanaan, dan kebaikan hati di hadapan publik. Peran ibu negara diharapkan mampu menjadi representatif dari nilai-nilai luhur yang bisa menjadi teladan bagi masyarakat.

Ibu negara harus mampu menjadi contoh yang baik dalam hal etika, moralitas, dan kehidupan sehari-hari. Misalnya, ibu negara bisa menunjukkan cara berpakaian yang sopan, bagaimana bersikap dalam berbagai situasi, serta mengajarkan pentingnya memiliki etika yang baik dalam kehidupan sosial.

Pendamping Presiden Selama Menjalankan Tugas Kenegaraan

Selain hal diatas yang harus ditunjukkan oleh seorang ibu negara, masih banyak tugas-tugas dan tanggung jawab lain yang harus diemban oleh seorang ibu negara.

Contohnya, dalam kegiatan pemberdayaan perempuan dan anak-anak. Akan sangat lucu rasanya ketika ada program pemberdayaan perempuan dan anak-anak, presiden Prabowo yang t urun tangan bukan? Sebab itu, ibu negara sering dijadikan sebagai pemimpin program atau organisasi yang berfokus pada pendidikan, kesehatan, dan perlindungan hak-hak perempuan dan anak.

Ibu negara juga sering terlibat dalam kampanye untuk memerangi kekerasan terhadap perempuan atau anak-anak serta mempromosikan kesejahteraan keluarga. Contohnya, ibu negara Indonesia banyak berperan dalam kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak, pencegahan stunting, dan kampanye pendidikan untuk anak-anak perempuan. Keterlibatan dalam bidang ini sangat penting mengingat permasalahan sosial di banyak negara yang masih berkaitan dengan perlindungan terhadap perempuan dan anak-anak.

Ibu negara juga memiliki tugas yang tidak kalah penting dalam hal diplomasi sosial dan budaya. Ia sering kali mendampingi presiden dalam kunjungan resmi ke luar negeri atau ketika menerima tamu negara. Dalam momen seperti ini, ibu negara memiliki peran sebagai duta kebudayaan, di mana ia memperkenalkan budaya negaranya kepada dunia internasional. Ini bisa terlihat dalam pemilihan busana tradisional saat berkunjung ke negara lain, atau menghadiri acara-acara seni dan kebudayaan.

Banyak ibu negara yang juga terlibat dalam kegiatan kemanusiaan. Mereka sering mendukung atau bahkan memimpin kampanye sosial yang bertujuan untuk membantu masyarakat yang kurang beruntung, contohnya keterlibatan dalam kampanye penanggulangan kemiskinan, penggalangan dana untuk bencana alam, atau mendukung program pengentasan buta huruf.

Selain itu, di masa krisis atau bencana alam, ibu negara sering tampil sebagai sosok yang memberikan dukungan moral dan emosional kepada korban. Peran ini sangat penting karena ibu negara sering kali dianggap sebagai 'ibu bangsa', yang mampu memberikan rasa tenang dan harapan bagi masyarakat di tengah kesulitan.

Ibu negara umumnya menjadi pelindung atau patron dari berbagai organisasi atau lembaga yang bergerak di bidang kesejahteraan sosial. Ia mungkin memimpin yayasan yang berfokus pada pendidikan, kesehatan, atau masalah sosial lainnya. Di Indonesia, misalnya, ibu negara kerap terlibat dalam kegiatan sosial seperti membantu masyarakat yang kurang mampu, mendukung program pendidikan, dan menggalang kesadaran tentang pentingnya kesehatan.

Diantara tugas-tugas diatas, bahkan banyak lagi tugas-tugas yang tidak perlu disebutkan disini, yang paling jelas tugas dari seorang ibu negara adalah mendampingi presiden dalam berbagai acara kenegaraan, baik di dalam maupun luar negeri.

Mulai dari acara peringatan nasional, upacara kenegaraan, hingga pertemuan diplomatik, kehadiran ibu negara memberikan sentuhan humanis dalam suasana formal. Ibu negara sering dianggap sebagai representasi dari 'wajah lembut' pemerintahan, yang menunjukkan bahwa di balik urusan negara yang berat, ada sisi kemanusiaan dan empati yang tetap harus dijaga.

Jadi, bukan perkara penting atau tidaknya, namun sejatinya seorang presiden alangkah baiknya memiliki pendamping saat melaksanakan tugas kenegaraan, sehingga style ataupun 'kebiasaan' dari presiden pertama hingga ketujuh yang memiliki ibu negara, alangkah baiknya ditiru oleh pak Prabowo, sehingga pengaruh ibu negara itu memang tampak dalam kehidupan kita sebagai negara demokrasi.

Jadi siapakah yang akan menyandang peran sebagai Ibu Negara? Mari kita tebak-tebak buah manggis...

Salam blogger persahabatan...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun