Puji Syukur, semuanya berlangsung dengan baik, lancar dan damai. Kunjungan Bapa Paus Fransiskus telah usai. Segala agenda yang dijadwalkan telah berlangsung dengan baik dan lancar.
Tiba di Indonesia bersama rombongan Tahta Suci Vatikan, Uskup Roma berusia 87 tahun disambut Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Ignatius Kardinal Suharyo, dan Ketua Panitia Kedatangan Paus Fransiskus Ignasius Jonan. Nunsius Apostolik Vatikan untuk Indonesia Piero Pioppo juga turut menyambut paus bernama asli Jorge Mario Bergoglio itu.
Sejumlah agenda telah disiapkan, diantaranya: mengunjungi Istana Negara, bertemu dengan anggota Serikat Jesus, para uskup, diaskon, seminaris, ketekis, tokoh-tokoh agama Masjid Istiqlal, serta melakukan Misa Kudus di Stadion Gelora Bung Karno yang akan dihadiri sekitar 80 ribu umat Khatolik di Indonesia.
Tanggal empat September 2024, Paus Fransiskus melakukan pertemuan bilateral di Istana Merdeka bersama dengan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Pertemuan ini menjadi sangat spesial dan tampak kita lihat di layar televisi kedua kepala negara itu kompak dan saling menyapa, berdialog dengan santai dan penuh keakraban.
Seruan kedua kepala negara ini sama, dimana baik presiden Jokowi dan Bapa Paus menekankan pentingnya nilai perdamaian dan toleransi di tengah dunia bergejolak. Baik Indonesia maupun Vatikan City sama-sama menyerukan semangat perdamaian dan toleransi ke seluruh dunia.
Tak dapat dipungkiri kehadiran Bapa Paus Fransiskus ke Indonesia dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya seperti Papua Nugini, Timor Lesta, dan Singapura ini bagaikan oase menyejukkan bagi Umat Katolik dan juga rakyat Indonesia yang cinta akan perdamaian, kesederhanaan dan membawa kesejukan.
Bagaimana tidak? Bapa Paus datang dengan penuh kesederhaan dan cinta kasih, terbukti dengan sepatu tua berwarna hitam yang dia kenakan. Lalu jam tangan hitam Casio berharga seratus ribuan. Sebelumnya beliau dan rombongan juga tiba di Jakarta menggunakan pesawat komersil, serta dijemput dengan mobil sederhana juga, mobil toyota yang lazimnya dikenakan masyarakat umum
Beliau juga membuka kaca mobil sambil melambaikan tangan kepada masyarakat yang mengelu-elukannya. Kesederhanaan dan rendah hati diperlihatkan oleh Bapa Paus dengan duduk disamping supir yang mengendarai mobil dan melemparkan senyum manis penuh bahagia kepada masyarakat yang menyambutnya.
Beliau juga selama di Jakarta menginap di Kedubes Vatikan, bukan di hotel mewah atau berbintang. Kesederhanaan yang seharusnya menjadi contoh bagi pejabat-pejabat di negeri ini.
Perayaan Ekaristi yang berlangsung dengan damai dan inklusif melibatkan umat dari beragam suku, bahasa, maupun kerentanan fisik dan sosial telah menyentuh hati yang menontonnya. Bagaimana tidak? Negara kita mampu menjawab tantangan dan ketakutan akan situasi politik.