Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Modul 1.2: Nilai dan Peran Guru Penggerak, Membuat Trapesium Usia PGP Angkatan 10

26 September 2024   05:52 Diperbarui: 26 September 2024   06:56 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trapesium Usia  (dokpri)

Anehnya, saya tidak pernah mengeluh kepada siapapun, termasuk kepada orang tua sendiri. Dan saya tidak pernah mengucap sekalipun untu mau pindah dari sekolah favorit tersebut. Saya hanya mampu menjalani dengan hati yang berat hingga akhirnya saya dapat lulus juga dari sekolah menengah pertama tersebut.

Memang terbukti, Ketika saya keluar dari sekolah tersebut, dan saya masuk ke sebuah SMA (dan lagi-lagi saya satu sekolahan dengan kakak saya, si Bintang Kelas), saya sama sekali tidak merasa tertekan. DI SMA, saya merasa keluar dari guru yang toxic.

Saya betul-betul menemukan jati diri saya sehingga ketika menjalani pelajaran pun, jadi lebih ringan dan semakin bersemangat. Apalagi ada seorang guru Bahasa Indonesia yang saya pandang sangat unik, nyeleneh, namun mampu membuat peserta didik menjadi terpesona.

Dia mengajar dengan ciri khasnya, serius tapi santai. Penuh canda tapi ppeserta didik tidak ada yang berani songong terhadapnya. Hingga saya semakin terpikat dan mmengikuti jejak beliau untuk memperdalam Bahasa Indonesia.

Di SMA, aura saya menjadi terang, bahkan berhasil mendapatkan nilai terbaik, di samping selalu menduduki 5 besar rangking di kelas. Saya bangga kepada guru motivator saya, dan hingga saat ini, saya akan terus mengenang jasa beliau yang telah mengembalikan kepercayaan diri saya di sekolah.

Peran Guru dalam Trapesium Usia

Saya artikan secara lebih luas bahwa guru di dalam trapezium usia adalah orang tua, guru di sekolah, guru mengaji, para dosen yang telah mendidik dan menuntun saya. Diagram trapezium usia memperlihatkan keterhubungan dan pengaruh dari guru-guru yang saya sebutkan di atas.

Saya menjadi guru, karena keluarga besar saya adalah memang guru. Ibu saya kepala sekolah dasar, ayah saya guru SPG/SMA, dan semua kakak-kakak saya juga guru. Karakter para guru yang saya dapatkan mulai dari sekolah TK hingga saya kuliah, sangat memengaruhi dan memberikan andil yang sangat besar di dalam bagaimana saya berperan sebagai pendidik.

Banyak juga sisi seorang guru favorit kemudian menjelma di dalam diri saya, sehingga saya pun cenderung melakukan hal yang sama di dalam kelas, seperti halnya guru Bahasa Indonesia saya zaman SMA. Nama guru saya tersebut adalah Bapak Edi.Beliau sangat dekat dengan murid, namun kedekatan tersebut tidak membuat kami menjadi lancing. Itu yang membuatnya berbeda dan memiliki pesona dan aura postitif di mata anak didik.

Sampai jumpa di modul berikutnya....Salam & Bahagia...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun