Saya juga banyak belajar dari Bapak Fazrul. Sekian dan terimakasih Pak, semoga kita mampu menyelesaikan Program ini dengan baik. Salam Sehat...
Dari Sahabatmu Agus Oloan Naibaho
Cgp A-10 SMA Negeri 13 Medan
Salam Guru Penggerak..Tergerak, Bergerak, Menggerakkan!
Salam Hangat Ibu Ida Wahyuni di tempat...
Semoga Ibu Lia Wahyuni selalu dalam keadaan sehat dan bahagia bersama dengan keluarga, siswa dan rekan-rekan ketika Ibu membaca surat saya ini. Saya hanya ingin bercerita tentang kisah ibu setelah saya mengenal ibu, baik itu dalam dunia Maya ketika kita berjumpa dalam Ruang Kolaborasi Zoom Meeting, juga ketika kita tatap dunia nyata di pertemuan pertama kita (sesi Perkenalan) Program Calon Guru Penggerak Angakatan 10.
Pertama mengenal Ibu, saya yakin Ibu adalah seorang Guru yang Tangguh dan berhati mulia, serta memiliki disiplin dan kasih sayang, serta kesabaran yang melebihi kami guru-guru yang mengajar di sekolah biasa ini. Ya, bagaimana tidak? Begitu saya mengetahui ibu mengajar di Sekolah Luar Biasa? Hati saya langsung berucap, "wah, sungguh sangat luar biasa kesabaran ibu ini dalam mendidik anak-anak disabilitas!".
Mengapa? Karena seperti kita ketahui, anak-anak disabilitas pastinya harus dididik dengan lebih sabar, harus mampu menjiwai dan mengerti akan kekurangan yang dialami oleh siswa, harus ekstra luar biasa dalam memberikan perhatian, sehingga anak-anak disabilitas mendapatkan hak pendidikan yang sesuai dengan kodratnya.
Dan itu semua ibu tunjukkan lewat karya-karya ibu dalam tugas Ruang Kolaborasi kita. Kerendahan hati ibu, kesabaran, penuh dedikasi dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawab, ibu tunjukkan lewat kolaborasi yang baik menyelesaikan tugas kelompok kita.
Ibu mampu membawa peran yang baik dan ambil bagian dalam tugas tersebut. Saya yakin ibu akan menjadi sosok yang menginspirasi ditengah siswa-siswa ibu, juga ditengah komunitas dan sekolah ibu (ditengah teman-teman ibu), menjadi seorang penggerak yang menggerakkan dan tergerak untuk menyelesaikan tugas atau membimbing anak-anak tanpa harus disuruh, apalagi ibu mengajar di sekolah Katolik, tidak gampang untuk menjadi guru yang berdedikasi tinggi dan diakui oleh yayasan ataupun para suster-suster bukan?
Oleh karena itu, tetap semangat, tetap belajar dan belajar, apalagi ibu masih muda dan energik, ibu harus mampu membagi waktu antara pekerjaan, anak-anak dirumah, dan meniti karir dengan baik. Mendidik dengan penuh kesabaran, bekerjalah dengan penuh tanggungjawab.