Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Panen Beras Tak Sanggup Kendalikan Harga Beras

27 Februari 2024   09:27 Diperbarui: 27 Februari 2024   09:37 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Libur Natal dan Tahun Baru 2024 kemarin kami pulang ke kampung mertua yang berada di Huta Tamba, tepatnya di daerah perbukitan Danau Toba.

Untuk menuju kesana, harus menyeberangi Danau Toba dan menanjak keatas perbukitan yang indah dan penuh dengan pesona tantangan dengan jalan yang berliku dan terjal, walau sudah di aspal atau bahkan di cor, tapi karena saluran air hujan belum dibuat dengan baik, maka jalan-jalan pun sudah banyak yang rusak, mengakibatkan sang supir harus lebih berhati-hati dalam membawa kendaraannya.

Yang paling membuat saya kagum dengan kampung bernama Huta Tamba yang lebih dikenal dengan Negeri Tamba itu dipenuhi dengan pemandangan indah dipadu dengan hijaunya alam akibat ditumbuhi dengan pohon-pohok alpukat, kopi, jagung, dan tentunya padi-padi yang menghijau membuat mata kita sangat segar dengan pemandangan alam yang disuguhkan.

Itulah sekilas cerita dengan Negeri Tamba yang konon, bahkan hingga sekarang disebut dengan Negeri Penghasil Padi atau Beras Terbaik.

Tak percaya? Silahkan coba untuk research atau mencari tau apakah ini benar atau tidak? Walau sekarang sudah banyak beralih menanam kopi, bawang, dan juga jagung, namun tetaplah para petani di Negeri Tamba masih berusaha untuk bertanam padi demi menjaga citra dan juga untuk mempertahankan beras terbaik untuk dimakan, walau kenyataan beras bulog juga mereka dapatkan.

Lantas, apa hubungan dari cerita daerah yang masih bertani padi ini dengan naiknya harga beras hampir diseluruh pelosok tanah air?

Ya, sangat berhubunganlah, karena ternyata daerah-daerah penghasil padi yang mungkin sekarang sudah memasuki masa panen akhirnya tak dapat menolong untuk menstabilkan harga beras.

Hari per hari, harga beras diberitakan semakin naik harganya. Terbaru, per 26 Februari 2024 beras premium naik menjadi Rp. 16.530 per kilogramnya. Sungguh miris bukan? Apakah kita akan disuruh untuk makan beras bulog?

Berdasarkan panel harga pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Senin (26/2/2024) pukul 08.50 WIB, rata-rata harga beras kualitas premium naik 1,41% menjadi Rp16.530 per kilogram (kg), sedangkan harga beras medium turun 0,49% menjadi Rp14.180 per kg.

Harga beras hari ini masih di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah dalam Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) No. 7/2023 sebesar Rp10.900 - Rp11.800 per kg untuk beras medium dan Rp13.900-Rp14.800 per kg untuk beras premium.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun