Kembali ke Debat Capres Ketiga yang disiarkan tadi malam, maka jika dianalogikan dan diceritakan dengan versi sepakbola?
Akan muncul kata kunci Psywar, Rival, Rival Abadi, Counter, Counter Attack, Derby, Wasit alias Penengah, serta tentunya skor akhir.
Ya, sangat cocok menganalogikan perseteruan antara pasangan calon presiden dari 01 dengan 02 dengan Derby alias pertandingan seru antar dua tim dalam satu kota, mengingat bagaimana dulu sebelum munculnya Capres ini, bahwa pasangan calon 01 adalah teman dekat alias teman kental, bahkan jadi 'anak emas'-nya pasangan calon 02 yang diberi karpet merah untuk melenggang nyaris tanpa hambatan menuju kursi empuk Gubernur DKI Jakarta tahun 2017 lalu.
Namun, sepertinya cerita 'kemesraan' paslon 01 dan 02 yang dulu satu atap itu, kini tinggal kenangan.
Pasalnya apa? Sepertinya ini menyangkut 'ETIKA' yang dipermasalahkan oleh masing-masing kedua kubu.
Ya, ibarat bermain disepakbola, kedua tim alias kubu bermain saling menyerang dengan serunya. Segala daya dan tenaga, serta taktik dimainkan oleh kedua kesebelasan.
Diawali dengan serangan cepat alias counter oleh paslon 01 yang menanyakan 'etika' kepada paslon 02 yang memang menurut saya terlalu tendesius.
Tak ayal, serangan pertanyaan tentang 'etika' ini membuat paslon 02 tersentak dan tentunya bersiap dengan melakukan counter-attack, bertahan sekaligus menyerang balik terhadap paslon 01.
Paslon 02 membela diri dengan menyatakan bahwa data yang diberikan oleh paslon 01 itu salah semua, membela diri, tidak mau terjebak oleh pertanyaan 01, bahkan paslon 02 mengajak agar paslon 01 di lain waktu untuk duduk bersama dan 'buka-bukaan'.
Bahkan, paslon 02 menyerang balik alias counter-attack ke paslon 01 dengan mengatakan bahwa paslon 01 tidak pantas bicara 'etika', bahkan lebih dalam memasuki lini pertahanan 01 dan mencetak gol dengan mengatakan bahwa paslon 01 'posturing'.
Kata-kata 'posturing' ini sejenak membuat saya terplanga-plongo, walaupun dilanjutkan dengan kata 'menyesatkan', sejenak saya memutar otak ke belakang dan saya baru sadar setelah paslon 02 kembali membuat pernyataan menohok 'Saya menilai Anda tidak berhak bicara soal 'etik', karena Anda memberi contoh yang tidak baik soal 'etik', pungkas paslon 02 yang membuat skor pertandingan 'super derby satu atap' itu makin melebar.