Jika siswa berperan sebagai penjajah, maka kostum dan juga logat atau gaya bicaranya harus sesuai dengan karakter penjajah yang menjajah negeri kita kala itu.
Jika mereka adalah pemeran ibu-ibu yang membantu perjuangan, contohnya membawa bekal yang didalam bakul mereka disisipi senjata untuk mengelabui tentara Belanda atau NICA, maka siswa berperan sebagai ibu penjual jamu, jika ibu-ibu berperan sebagai PMI maka mereka berkostum PMI, jika berperan sebagai Tentara Pejuang Kemerdekaan, maka mereka berkostum tentara.
Tak kalah menariknya adalah drama yang mereka tampilkan sama persis dengan kejadian 78 tahun lalu, dimana para pejuang kemerdekaan berjuang dan berkorban mempertahankan NKRI dari tangan penjajah.
Para siswa ini mampu menghayati dan memainkan peran mereka dengan sangat baik.
Terakhir paling menarik tentunya Cosplay Pahlawan. Banyak yang sangat mirip dengan Pahlawan Aslinya, seperti Ir. Soekarno, dan ada satu siswi yang menarik perhatian dengan memperkenalkan Pahlawan Perempuan bernama Ruhana Kuddus seperti pada foto.
Barangkali masih banyak yang belum kenal dengan pahlawan asal Sumatera Barat yang gelar kepahlawanannya diberikan oleh Presiden Jokowi tahun 2019 lalu.
Ruhana Kuddus adalah jurnalis perempuan pertama Indonesia, lahir di Sumatera Barat, 20 Desember 1884 dan wafat tanggal 17 Agustus 1972.
Sepupu dari Pahlawan Nasional, H. Agus Salim ini selalu memperjuangkan hak perempuan semasa hidupnya, mendirikan perkumpulan perempuan Perkumpulan Karadjinan (PK) Amai Satia, Jurnalis Perempuan Pertama Indonesia, mendirikan Surat Kabar Sunting Melayu tahun 1911, juga merupakan saudara dari Sutan Syahrir, dan merupakan bibi dari penyair terkenal, Chairil Anwar.
Upacara dan Panjat Pinang