Seharusnya ini menjadi pembelajaran bagi kita bahwa usia bukanlah sebuah halangan untuk berkarir atau bekerja sesuai dengan bakat dan profesi yang dimiliki oleh orang yang sudah bisa dikatakan uzur atau tua.
Namun, tidak semua atlet pesepakbola atau atlet olahraga lain bisa seperti Cristiano Ronaldo yang belum usai masa jayanya walau umur sudah tidak muda lagi.
Setiap Orang Ada Masanya, Setiap Masa Ada Orangnya
Pepatah diatas sepertinya belum berlaku untuk seorang Cristiano Ronaldo yang masih mampu bersaing dan berkolaborasi atau bekerjasama dengan pemain-pemain muda di klub Al Nassr.
Terlihat CR7 mampu mencetak brace gol walau bermain 10 orang untuk membawa klubnya kampiun Piala Klub Arab 2023 di usia 38 tahun.
Tak semua atlet sepakbola atau atlet lain memiliki nasib seperti CR7, di usia tua masih mampu bermain baik dan cemerlang.
Banyak kasus ageisme alias diskriminasi umur dialami oleh pekerja atau pencari kerja.
Mereka tidak dapat memenuhi target yang diberikan sehingga mereka mendapatkan pemecatan karena sudah dianggap tidak produktif, atau ada juga pencari kerja tidak mendapatkan pekerjaan walau sudah sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan oleh perusahaan, tapi terhambat oleh faktor umur atau usia yang melampaui persyaratan.
Ageisme atau diskriminasi umur merujuk pada perlakuan yang tidak adil atau diskriminatif terhadap seseorang berdasarkan usia mereka.
Ini dapat terjadi dalam berbagai konteks, termasuk pekerjaan, pendidikan, pelayanan kesehatan, perumahan, dan interaksi sosial.