Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Asesmen Diagnostik Kurikulum Merdeka, Kenali Potensi Siswa Lebih Awal

26 Juli 2023   04:58 Diperbarui: 26 Juli 2023   05:35 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Asesmen Diagnostik Awal Pembelajaran, Kenali Potensi Siswa Lebih Awal. Sumber: smktiannajiyah.sch.id

Tahun ajaran baru ini ada yang baru dirasakan oleh seluruh pendidik dan tenaga kependidikan, juga para siswa dalam memulai proses belajar mengajar, apalagi kalau bukan penerapan Kurikulum Merdeka di tingkat satuan pendidikan, mulai dari tingkat SD, SMP, hingga SMA dan SMK.

Kurikulum Merdeka telah diimplementasikan mulai tahun ajaran baru ini, sehingga banyak kita lihat perubahan-perubahan penerapan dari kurikulum sebelumnya. Masa MPLS alias Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah juga lebih humanis dan lebih lembut dalam hal ketika senior alias kakak kelas menghadapi adik-adik mereka yang baru masuk.

Perploncoan nyata tidak ada lagi, yang ada memang benar-benar pengenalan lingkungan sekolah, mulai dari fisik gedungnya hingga semua fasilitas yang ada juga dengan berbagai ekstrakurikuler diperkenalkan, lagu mars sekolah wajib diperkenalkan dan dilakukan latihan untuk menghafal lirik lagunya, pun dengan tata tertib diperkenalkan dengan tujuan agar peserta didik baru memiliki pengetahuan baru dan pengalaman baru di sekolah yang baru.

Tahun ajaran baru ini, Implementasi Kurikulum Merdeka benar-benar diterapkan, dengan tujuan berupaya untuk memulihkan pembelajaran demi mewujudkan transformasi pendidikan di Indonesia kearah yang lebih baik. Pada Kurikulum Merdeka ini, Guru dapat mengenali potensi murid lebih dalam guna menciptakan pembelajaran yang relevan.

Yang baru pada Kurikulum Merdeka ini adanya pengenalan potensi anak dalam perbaikan pembelajaran yang relevan bagi mereka, dikenal dengan istilah asesmen diagnostik, merupakan penilaian yang dilakukan di awal pembelajaran untuk mengetahui kelemahan-kelemahan peserta didik lebih dalam dalam menguasai materi tertentu, sehingga guru mampu menciptakan pembelajaran yang lebih relevan.

Dalam Kurikulum Merdeka ini kita mengenal capaian pembelajaran yang lebih sederhana dan lebih nyaman. Melalui komunitas belajar, Guru diberikan kepercayaan dan kemerdekaan untuk mendesain kurikulum operasional tingkat satuan pendidikan, menentukan tujuan dan desain pembelajaran yang dibutuhkan oleh parah murid.

Dalam kurikulum merdeka, Guru sangat terbantu oleh adanya Platform Merdeka Mengajar yang banyak berisi tentang pelatihan mandiri, video-video inspirasi dan tata cara melakukan Asesmen Diagnostik (Asesmen Awal Pembelajaran) yang dapat dilakukan sampai tahap analisis.

Data kondisi literasi dan numerasi, gaya belajar, serta minat para murid, dimanfaatkan oleh guru untuk mendesain pembelajaran. Pada materi ajar Informatika, Saya harus mampu memetakan anak berdasarkan minat pada video, infografis, ataupun dengan power point, saya mengajak anak-anak berdiskusi kelompok, untuk mendapatkan informasi dari berbagai sumber.

Anak-anak yang secara kreatif saling menjelaskan dengan membuat bahan presentasi melalui berbagai bentuk hasil tugas, ada yang presentasi dengan video, infografis, maupun power point.

Dari sini kita bisa melihat bukan hanya anak-anak saja yang belajar, tetapi sebagai Guru saya juga harus dapat belajar dari kemampuan dan kreativitas yang mereka miliki.

Selain asesmen diagnostic (assessment awal pembelajaran), para murid juga diajak untuk menilai diri sendiri dan juga penilaian sesama teman, juga melakukan penilaian formatif dan sumatif untuk melihat progress dari setiap murid.

Dari proses Asesmen ini harusnya menjadikan Guru lebih menghargai potensi yang dimiliki oleh peserta didik baru dan tidak cepat melakukan penilaian akhir.

Saat akan berlangsungnya ujian sekolah, dulu sebelum Kurikulum Merdeka yang membuat soal ujian adalah MGMP tingkat Kabupaten, nah sekarang menggunakan Kurikulum Merdeka , maka yang menyusun soal ujian adalah Guru bersama dengan MGMP tingkat satuan pendidikan, sehingga soal yang dibuat betul-betul sesuai dengan kondisi anak yang kita ajar.

Kurikulum merdeka memacu kita sebagai guru untuk terus belajar, berkarya, dan mendorong anak-anak lebih kreatif.

Ini semua adalah harapan baru bagi embrio pendidikan Indonesia untuk 100 tahun Indonesia Merdeka...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun