Selain asesmen diagnostic (assessment awal pembelajaran), para murid juga diajak untuk menilai diri sendiri dan juga penilaian sesama teman, juga melakukan penilaian formatif dan sumatif untuk melihat progress dari setiap murid.
Dari proses Asesmen ini harusnya menjadikan Guru lebih menghargai potensi yang dimiliki oleh peserta didik baru dan tidak cepat melakukan penilaian akhir.
Saat akan berlangsungnya ujian sekolah, dulu sebelum Kurikulum Merdeka yang membuat soal ujian adalah MGMP tingkat Kabupaten, nah sekarang menggunakan Kurikulum Merdeka , maka yang menyusun soal ujian adalah Guru bersama dengan MGMP tingkat satuan pendidikan, sehingga soal yang dibuat betul-betul sesuai dengan kondisi anak yang kita ajar.
Kurikulum merdeka memacu kita sebagai guru untuk terus belajar, berkarya, dan mendorong anak-anak lebih kreatif.
Ini semua adalah harapan baru bagi embrio pendidikan Indonesia untuk 100 tahun Indonesia Merdeka...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H