Seorang turis Amerika di tahun 1920 menulis bahwa sebagian besar pedagang di Medan berada di tangan orang-orang China dan itu sudah menjadi kenyataan.
Tentunya kedatangan etnis China dibarengi dengan pengaplikasian budaya mereka dalam kehidupan sehari-hari. Di masa Soekarno, orang-orang Tionghoa masih bebas mengenakan atribut mereka, namun di masa Soeharto seluruh kegiatan keagamaan, kepercayaan dan adat istiadat Tionghoa dibatasi, hanya boleh dirayakan di lingkungan keluarga dan dalam rumah atau ruangan tertutup.
Namun baru di era pemerintahan Presiden Abdul Rahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur, perayaan Imlek dapat dirayakan secara bebas, bahkan ditetapkan jadi hari libur nasional. Happy Chinese New Year...
Mari bekerja keras agar dapat menyamai ekonomi mereka...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H