Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Guru Penggerak Tak Cocok Terapkan WFH

20 Januari 2023   11:12 Diperbarui: 22 Januari 2023   01:15 1272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Profesi guru, profesi yang tak akan tergantikan oleh apapun di dunia ini, termasuk perangkat IT atau teknologi yang begitu canggihnya. Kehadiran guru di kelas tetap akan sangat didambakan oleh siswa.

Akan sangat terasa lucu tentunya ketika guru bekerja dari rumah sementara siswa atau peserta didiknya harus hadir di sekolah.

Sadar atau tidak sadar, pengaruh negatif dari pembelajaran jarak jauh akibat pagebluk Covid-19 sudah sangat terasa kita lihat. Interaksi antara pendidik dan peserta didik yang jarang terjadi.

Karena peraturan jaga jarak dan pembelajaran jarak jauh yang diterapkan selama pandemic membuat karakter siswa kita ini sedikit terkikis dan terkesan menjadi kurang menghargai orang tua ataupun para gurunya.

Ini bukan isapan jempol belaka, mari kita lihat keadaan siswa setelah terjadinya pembelajaran secara normal.

Banyak siswa yang kehilangan tanggung jawabnya sebagai siswa. Tanggung jawab untuk hadir di sekolah tepat waktu, tanggung jawab mengerjakan pekerjaan rumah, tanggung jawabnya untuk mentaati peraturan sekolah dan menghargai guru sudah kurang.

Apalagi tanggung jawab untuk ujian, sudah sangat mengkhawatirkan, karena ada anekdot akh gampangnya itu semua alias menggampangkan segala sesuatunya, merupakan sikap yang terlihat dari wajah pendidikan kita sekarang.

Penghargaan terhadap guru juga sudah mulai berkurang dan terkikis, terlihat dari gaya komunikasi siswa terhadap guru, sudah seperti taka da lagi sekat pembatas antara siswa dan guru. Yah memang sudah seperti itu eranya..

Kembali ke topic Guru Penggerak dan Work From Home alias WFH alias bekerja dari rumah. Apakah Guru dapat bekerja dari rumah saja? Terutama Guru Penggerak itu? Itu pertanyaan yang membingungkan bukan?

Kalau untuk sekedar mengerjakan administrasi yang berhubungan dengan karir dan tugas pokok guru lainnya selain mengajar, seperti membuat RPP alias Rencana atau Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran, membuat Silabus, Bahan Pembelajaran atau Bahan Ajar.

Ada juga mengisi SKP alias Sasaran Kerja Pegawai yang sudah berbasis online di e-kinerja.go.id, membuat Penelitian Tindakan Kelas, dan juga pekerjaan-pekerjaan lainnya yang memaksa guru harus berkutat di depan laptop atau computer? Oklah dapat dikerjakan di Rumah Saja...

Namun bagaimana dengan Mengajar dan Memberikan Pembelajaran? Yaps, di era kecanggihan teknologi sekarang memang tak dapat dipungkiri, guru akan merasa lebih 'enak' ngajar dari rumah saja alias Work From Home, namun apakah pembelajaran jarak jauh itu sudah sempurna? Sudah mampu menjawab dan menjadi solusi terbaik untuk siswa?

Tentu tidak, Sekolah adalah tempat terbaik untuk terjadinya komunikasi dua arah dan pembelajaran langsung akan sangat tepat memenuhi kebutuhan peserta didik dalam belajar.

Beachum dan McCray, 2005 menyatakan bahwa dalam pendidikan sekolah sebenarnya selalu terkait dengan pendidikan karakter. Secara tersurat ataupun tersirat, sekolah selalu ada di baris terdepan dalam misi pendidikan karakter. 

Di sekolah-lah justru terletak harapan dari setiap budaya untuk memberikan nilai, standar, dan pengetahuan secara sistematis kepada individu.

Upaya Penegakan Disiplin di Sekolah.sumber gambar:IG@Smantilas Mdn
Upaya Penegakan Disiplin di Sekolah.sumber gambar:IG@Smantilas Mdn

Sosialisasi secara metodis yang dilakukan di sekolah sangat penting bagi suatu masyarakat untuk mempertahankan keberadaannya. 

Dengan demikian, pendidikan mestinya bersifat dinamis, dinamis disini dalam arti bahwa pendidikan seharusnya mampu memahami perubahan masyarakat dan memiliki sistem yang mewakilinya.

Guru Penggerak Harus Bergerak, Bukan WFH

Karena begitu pentingnya peran sekolah dalam mewujudkan siswa yang berkarakter Pancasila dan menumbuhkembangkan komunitas sumber daya manusia yang cerdas dan intelektual yang mencintai Indonesia,

Maka Guru yang Profesional tugas utama dan pokoknya adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, tak akan mampu melakukannya tanpa tatap muka langsung.

Untuk itulah maka Guru tak akan dapat melakukan sepenuhnya Work From Home alias melakukan semua tugas pokoknya itu dari rumah saja, harus hadir di sekolah sehingga apa yang menjadi tugas pokoknya dapat dilaksanakan secara optimal dan nyata dengan bukti yang factual dan dapat dipertanggungjawabkan.

Apalagi sekarang sudah ada Guru Penggerak hasil produk dari kebijakan Mas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim sebagai bagian dari program Merdeka Belajar dengan tujuan utama untuk meningkatkan Kompetensi Guru.

Artinya, Guru Penggerak ini bertujuan untuk mewujudkan pemimpin pembelajaran yang menerapkan merdeka belajar dan menggerakkan seluruh ekosistem pendidikan untuk mewujudkan pendidikan yang berpusat pada siswa. 

Diharapkan Guru Penggerak dapat menggerakkan komunitas belajar bagi guru di sekolah dan di wilayahnya. Guru Penggerak juga nantinya dapat mengembangkan program kepemimpinan murid untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila.

Merujuk pengertian diatas, maka tugas utama Guru Penggerak adalah menggerakkan komunitas belajar di sekolah.

Walau Ki Hajar Dewantara pernah berujar bahwa di rumah, guru adalah orangtua yang mengajarkan segala kebaikan, terutama pendidikan karakter dan di sekolah, guru adalah sosok pemberi teladan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dia punya, plus nilai-nilai karakter yang diajarkan maupun sikap yang dia tunjukkan kepada siswa atau anak didiknya.

Jadi selama sekolah jadi taman bermain untuk siswa, maka Guru, terutama guru penggerak itu harus hadir di sekolah, memberikan pembelajaran dan juga menjadi teladan bagi siswa.

Kehadiran sosok guru harus tetap menyalakan api semangat belajar, semangat bersosialisasi, semangat menggerakkan komunitas belajar baik untuk sesama guru maupun terhadap siswa, semangat membuka ruang diskusi yang positif dan kolaborasi yang indah antara sesama warga sekolah.

Walau ada kehadiran Teknologi yang canggih sekalipun, Guru harus tetap hadir di sekolah, Karena sangat beda rasanya mengajar dari depan laptop dengan mengajar langsung di depan kelas.

Walau sejalan dengan pesatnya perkembangan TIK dan telah terjadi pergeseran pandangan tentang pembelajaran, namun kehadiran guru di kelas harus juga tetap dipertahankan, karena apapun ceritanya.

Walau sudah ada perangkat canggih IT seperti Handphone atau smartphone atau yang lainnya, namun Guru tetap dibutuhkan, terutama guru penggerak untuk menggerakkan proses pembelajaran di kelas.

Seperti, dari penyampaian pengetahuan atau sumber utama informasi, ahli materi, dan sumber segala jawaban, menjadi fasilitator pembelajaran, pelatih, kolaborator, navigator pengetahuan, dan mitra belajar siswa.

Dari mengendalikan dan mengarahkan semua aspek pembelajaran, menjadi lebih banyak memberikan alternative dan tanggung jawab kepada siswa dalam proses pembelajaran.

Sementara siswa diharapkan dari penerima informasi yang pasif menjadi partisipan aktif dalam proses pembelajaran, dari mengungkapkan kembali pengetahuan menjadi menghasilkan berbagai pengetahuan lewat diskusi kelompok dan praktik-praktik baik pembelajaran. Dari pembelajaran sebagai aktivitas individual (soliter) menjadi pembelajaran kolaboratif dengan siswa lain.

Peran Guru seiring dengan berkembang pesatnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) semakin kompleks, bukan semakin mudah.

Namun, semakin mengajak Guru untuk lebih kreatif dan aktif dan bergerak terus mewujudkan pendidikan yang berkarakter dan harus mampu menguasai seluk-beluk TIK, dan yang lebih penting lagi mampu memfasilitasi pembelajaran siswa agar lebih kreatif dan efektif.

Satu lagi penyebab guru tidak boleh bekerja dari rumah alias Work From Home (WFH) adalah tuntutan agar guru dapat melaksanakan pembelajaran atau pendekatan yang holistic, yaitu pembelajaran atau pendekatan utuh yang melibatkan berbagai aspek dan dimensi dalam proses pembelajaran itu.

Dengan demikian Guru atau Pendidik tidak hanya menyentuh aspek permukaan saja, tetapi lebih menyeluruh dan utuh sehingga lebih komprehensif dan mendasar.

Dalam kaitan dengan lingkungan, pendidikan dilaksanakan secara terpadu mulai dari lingkungan, keluarga, sekolah dan masyarakat luas...

Semoga kita Guru ini tetap semangat memberikan yang terbaik di lingkungan sekolah...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun