Lomba lari terjadi, Nguyen dikejar dua pemain belakang kita dan mencoba mempersempit ruang gerak Nguyen, namun lomba lari itu dimenangkan oleh Nyuyen, tampak di layar lambat pemain bernomor punggung 4 timnas kita, Jordi Amat sukses mendekat, namun tidak untuk pemain bernomor punggug 5, Rizky Ridho yang kalah satu langkah dan terlambat mengamankan bola yang mengarah tepat ke Nguyen yang langsung sepersekian detik menendang bola lambung itu setelah terlebih dahulu memberikan badannya ke Jordi Amat yang tidak melakukan apa-apa, bola tendangan tersebut datar dan meluncur tanpa dapat dihalau kiper Nadeo Argawinata.
Skor 1-0 untuk Vietnam yang membuat coach Shin makin stress, sementara pelatih asal Korea lainnya di kubu Vietcong ini tampak gembira dan berjingkrak-jingkrak di pinggir lapangan.
Bagaikan momok paling menakutkan, striker Nguyen kembali menunjukkan ketajamannya. Menit ke-47 kembali berhasil membobol gawang Nadeo kedua kalinya, lewat skema tendangan sudut atau pojok. Bola lambung sepakan Do Hung Dung berhasil mendarat di kepala Nguyen yang langusng menyundul bola ke gawang Nadeo yang tidak mampu menjangkau dan gol...
Dua pemain Vetcong, Hung Dung dan Nguyen menjadi hantu balau bagi pertahanan timnas kita yang kita kira sudah begitu kuat, kokoh dan tangguh dengan bergabungnya Jordi Amat.
Namun jelas kita lihat bagaimana tak mampunya mereka mengantisipasi pergerakan Nguyen di proses gol kedua yang datang tiba-tiba dan mampu membaca arah bola sepakan Hung Dung, sementara ada delapan pemain kita tak mampu membaca arah bola dan juga pergerakan Nguyen yang tiba-tiba sudah menyundul bola dan meluncur deras ke gawang Nadeo yang tak dapat menjangkaunya.
Selama 90 menit waktu normal pasukan kita dipaksa bermain lato-lato, dipaksa bermain cepat dan umpan lambung menjadi senjata The Golden Stars untuk mengalahkan Timnas Merah Putih.
Paling parah lagi, statistik pertandingan menunjukkan anak asuh coach Shin tak ada satupun dari 9 kali tembakan yang tepat mengarah ke gawang Dang Van Lam, kiper Vietnam.
Walau timnas kita mampu menguasai bola sepanjang dua kali 45 menit pertandingan, namun faktanya anak asuh Park Hang-seo sukses membungkam Shin Tae-yong dengan skor 2-0, yang menjadi bukti bahwa racikan skema 3-5-2 lebih ampuh dan sukses dibandingkan skema 4-2-3-1 ala Shin.
Taktik lama dengan menempatkan empat bek di era sepakbola modern seperti sekarang ini memang sudah usang dan jarang diterapkan, namun memainkan 5 gelandang dengan berbagai watak, bek yang diperankan ditengah sebagai jangkar atau pemain yang bertugas merebut bola dan juga gelandang pengangkut air dengan daya jelajah tinggi serta pemain playmaker untuk menyuplai bola langsung kepada striker terbukti sukses dan juga zona marking yang ketat ditengah terbukti ampuh menutup lobang ataupun jarak antar pemain.
Namun dengan penempatan empat bek dan hanya dua pemain bertahan ditengah membuat lini tengah kita kerepotan dan melebarkan jarak antar pemain sehingga mampu dimanfaatkan pemain Vietchong untuk mencuri bola dan langsung mengalirkannya ke lini depan yang sudah ditempati striker berkecepatan tinggi seperti Nguyen yang langsung menghukum dengan dua golnya.
Yah, akhirnya Vietnam bermain seperti lato-lato yang tak mampu diimbangi pemain timnas Indonesia. Apa boleh buat nasi sudah jadi bubur, kita kalah dan tersingkir.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!