Hokki Caraka layak menjadi man of the match usai memborong tiga gol ke gawang Timor Leste. Pemain asal PSS Sleman berusia 18 tahun ini memang diplot menjadi penyerang tengah alias ujung tombak dalam formasi 4-3-3 dan ketajaman Hokky ini memang sudah teruji karena semenjak dipercaya oleh pelatih Shin, Hokky telah mencetak tujuh gol dan kini berkat trigolnya ke gawang Timor Leste, Hokky sejajar dengan duo Arab Saudi, Meshari Al-Nemer dan Abullah Radif, serta Lee Jun-sang (Korea Selatan) dan hanya tertinggal satu gol dari pencetak gol terbanyak yang ditempati Kanta Chiba, Pemain Jepang itu mengemas empat gol sejauh ini.
Menariknya, apakah Hokki Caraka ini akan jadi pemain keberuntungan Timnas Indonesia yang bakal membawa Garuda Muda ke Uzbekistan tahun depan?
Sepertinya memang ia, Hokki akan menjadi motor dan penentu dan itu masih harus dibuktikan saat Timnas Garuda Muda akan menghadapi timnas Hongkong U19 dalam laga kedua Grup F di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jumat (15/9) malam nanti.
Sekaligus pembuktian siapa yang bakal menjadi penghuni papan atas klasemen sementara. Timnas U19 harus mampu membantai Hongkong dengan skor besar jika ingin nantinya head to head selisih gol apabila di pertandingan terakhir Timnas Indonesia dapat menahan imbang Vietnam U19.
Ya, timnas asuhan Shin Tae-yong harus mampu memompa semangat pasukannya untuk bermain menyerang dan mencetak gol sebanyak-banyaknya dan tidak kebobolan satu gol-pun. Rotasi pemain adalah kunci dalam menjaga kebugaran pemain hingga kontra Vietnam U19 di partai terakhir sekaligus partai penentuan juara grup.
Kala lawan Timor Leste, rotasi pemain yang dilakukan Shin Tae-yong di babak kedua kurang berkembang dengan baik. Usai Ronaldo Kwateh dimasukkan menggantikan Rahmat Beri Santoso, memang empat menit kemudian Hokky Caraka mampu kembali mencatatkan namanya di papan skor dengan gol ketiganya, usai mendapatkan umpan manis dari Robi Darwis.
Namun setelah itu? Tempo permainan kita melambat dan terkesan monoton. Permainan dan peluang tim yang diciptakan pemain Timnas U19 nyaris tak terlihat lagi, bahkan banyakan pemain kedua tim mengalami kram dan kelelahan fisik.
Inilah pekerjaan rumah pelatih Shin, bagaimana agar stamina para pemain kembali normal dan mampu bermain long selama 90 menit. Ini yang ditakutkan akan terjadi saat melawan Vietnam, fisik pemain Timnas Garuda U19 tidak sanggup meladeni permainan Vietnam hingga menit-menit terakhir yang berujung pada terjadinya gol di menit-menit terakhir ke gawang Indonesia.
Memang saat kontra Timor Leste, di menit terakhir tepatnya di menit 89, lemparan ke dalam yang dilakukan oleh Robi Darwis  berhasil dimanfaatkan Rabbani Tasnim untuk mencetak gol ke-empat sekaligus gol terakhir di pertandingan pertama tersebut.
Pertandingan kedua nanti malam, Timnas harus bisa mensterilkan gawangnya yang dijaga oleh Cahya Supriadi dari kebobolan dengan harapan gawang Timnas U19 tetap 'perawan' tak kebobolan hingga pertandingan terakhir.
Sementara gawang Vietnam dapat dibobol oleh pemain Hongkong, artinya memang timnas Hongkong U19 tak dapat dianggap remeh dan pelatih Shin kudu harus menurunkan skuad terbaiknya agar mampu meredam serangan balik timnas berjuluk The Strength.