Alasannya, stadion berkapasitas 82 ribu orang itu dinilai belum memenuhi kelayakan untuk digunakan jadi event laga sekelas Piala Dunia U-20, bahkan konon untuk jadi tempat laga uji coba Timnas Indonesia Vs Curacao pada 27 September nanti tidak layak digunakan.
Setelah PSSI melakukan uji kelayakan, Stadion JIS dianggap belum memenuhi persyaratan untuk menggelar laga FIFA matchday alias jeda internasional. Berdasarkan hasil inspeksi tim Infrastructure Safety and Security PSSI, Stadion JIS belum memenuhi kelayakan 100 persen infrastruktur yang meliputi area drop off tim, sirkulasi aktivitas terkait pertandingan di outer perimeter menumpuk di barat utara.
Selain itu, concourse timur bahkan belum dapat digunakan, perimeter tribune perlu pengkajian ulang, terutama pagar perimeter di bawah concourse barat tidak kokoh. Lalu sarana prasarana pendukung juga kurang seperti kantong parkir, transportasi umum, dan jalan akses menuju stadion belum sesuai standar.
Nah, ini baru stadion JIS dan rumah DP 0 persen yang baru diresmikan oleh mas Anies, bagaimana dengan janji-janji mas Anies lainnya? Baru saja, tanggal 7 September kemarin, mas Anies dipanggil KPK dan dimintai keterangan selama 11 jam.
Masalahnya? Tentu polemik pagelaran mobil listrik, mulai dari keputusannya mengeluarkan Instruksi Gubernur Nomor 49 Tahun 2021, pemaksaan pagelaran ditengah-tengah gelombang ketiga pagebluk Covid-19, hingga memicu dua fraksi di DPRD DKI Jakarta, PDI Perjuangan dan Fraksi PSI mengajukan hak interpelasi terkait anggaran pagelaran Formula E miliaran rupiah hingga kejadian paling lucu, mas Anies mengundang 7 fraksi lainnya untuk makan malam bersama.
Masih banyak lagi permasalahan DKI Jakarta yang harus ditanggung oleh Caretaker pengganti mas Anies nantinya. Seorang Caretaker alias Pengemban Tugas Sementara atau Pejabat Sementara pengganti mas Anies dan kompatriotnya itu haruslah bisa menata kota, bukan sekedar menata kata dan bermain kata.
Normalisasi atau apalah itu harus benar-benar diwujudkan agar Jakarta bebas banjir dan mengembalikan kebahagiaan warga DKI Jakarta yang menurut Badan Pusat Statistik (BPS) telah menurun setiap tahunnya, dimana di tahun 2021 indeks kebahagiaan warga DKI Jakarta berada di urutan 27 dari 34 provinsi tanah air.
Caretaker DKI Jakarta nanti dipilih langsung oleh Presiden Jokowi dan santer beredar bahwa Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian belum ada mengantongi nama calon dan juga menerima masukan dari DPRD DKI Jakarta siapa caretaker yang cocok menggantikan mas Anies.
Setelah menerima masukan dari DPRD DKI, Kemendagri akan membahas dan menggodok nama-nama yang masuk serta menyaring tiga nama kandidat yang bakal disampaikan kepada Presiden Jokowi dan penentuan siapa caretakernya ada ditangan Presiden sendiri.
Yang pasti harapan ketua DPRD DKI Jakarta yang sering berseberangan dengan mas Anies adalah harapan rakyat DKI Jakarta, yang mana caretaker atau Pj Gubernur DKI itu adalah orang yang mengerti akan permasalahan DKI Jakarta, karena masa sajabatan caretaker ini cukup panjang juga, hampir lebih satu tahun, sementara Undang-Undang Pilkada membatasi masa jabatan Caretaker itu hanya selama satu tahun, namun Tito Karnavian akan mengevaluasi kinerja caretaker, jika memuaskan bisa ditambahkan masa kerjanya, jika tidak maka akan diganti kembali.
Saat ini santer beredar Caretakernya mas Anies, ada Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono, dan Sekretaris Daerah DKI Marullah Matali.