Jikapun memang produk kita masih banyak kurangnya, harusnya kementerian dan lembaga negara memberikan pendampingan, pelatihan dan modal yang kuat serta standarisasi produk tak dipersulit dengan birokrasi yang bertele-tele agar sesuai dengan standar yang diinginkan.
Berdasarkan data dari LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah), transaksi belanja dari UMKM baru mencapai 33,6 persen di tahun 2021. Padahal Presiden Jokowi telah meminta minimal anggaran belanja kementerian/lembaga 40 persennya diserap UMKM, sementara di tahun yang sama, untuk pengembangan produk yang masuk e-catalog hanya sebesar 46.903, padahal targetnya harus 70.000 produk.
Inilah pekerjaan rumah pemerintah dan Bank Indonesia dengan tugas tunggalnya mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah, pun ketika Indonesia didapuk pemegang 'palu' Presidensi G20 sebagai buah dari pertumbuhan ekonomi kita selalu di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi global, menjadikan Indonesia berkesempatan menunjukkan kepemimpinan di kancah internasional, khususnya dalam hal pemulihan ekonomi global.
Bank Indonesia sampai saat ini telah membuktikan komitmen dalam memajukan UMKM nasional dengan menyelenggarakan Karya Kreatif Indonesia (KKI) pada 26 - 29 Mei 2022. Perhelatan ini merupakan wadah bagi UMKM untuk menampilkan karya kreatif unggulannya yang berkualitas. Tujuannya untuk meningkatkan akses pasar baik secara domestik maupun global (ekspor).
Bank Indonesia sendiri terus konsisten melaksanakan pengembangan UMKM dan sudah mulai terlihat hasilnya, mulai dari korporatisasi UMKM, peningkatan kapasitas produksi, keuangan hingga pemasaran nasional dan global, serta penggunaan platform digital (e-catalogue) untuk memasarkan produk hingga proses transaksi pembayaran (QRIS).
Tak sampai di situ, Bank Indonesia juga terus mendukung Gerakan Nasional (Gernas) Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan Bangga Berwisata di Indonesia (BWI) dalam upaya mendorong pemulihan ekonomi, antara lain melalui penyelenggaraan berbagai event strategis Bank Indonesia, perluasan penggunaan QRIS UMKM, program belanja produk-produk UMKM, serta peluncuran aplikasi E-Catalogue Bank Indonesia.
Dukungan Bank Indonesia di Presidensi G20
Sebagai pemegang 'palu' Presidensi G20, Bank Indonesia berperan mendorong inklusi keuangan melalui pemanfaatan teknologi dan perluasan akses bagi UMKM, mendorong transisi menuju ekonomi yang berwawasan lingkungan dan mencapai konsensus global terkait perpajakan digital yang tertunda dari target semula di akhir 2020.
Seperti saya kulik dari sumbernya, Indonesia mengajak negara-negara G20 bekerjasama dan berkoordinasi dalam mengatasi pandemi dan kerentanan yang terjadi untuk menjaga dan mendorong pemulihan ekonomi global.Â
Bank Indonesia bersinergi dan mendukung stimulus fiskal yang telah dilakukan Pemerintah dalam rangka mengatasi pandemi dan mendukung pemulihan ekonomi Indonesia melalui stimulus moneter berupa penurunan suku bunga kebijakan hingga sebesar 150bps sejak tahun 2020 (level terendah sepanjang sejarah), menambah likuiditas (quantitative easing) di perbankan senilai 4,8% dari PDB dan melakukan pembelian SBN di pasar perdana (sekitar 3% dari PDB di tahun 2020).