"Engkau bagaikan misteri yang dalam sedalam lautan; semakin aku mencari, semakin aku menemukan, dan semakin aku menemukan, semakin aku mencari Engkau. Tetapi, aku tidak akan pernah merasa puas; apa yang aku terima menjadikanku semakin merindukannya. Apabila Engkau mengisi jiwaku, rasa laparku semakin bertambah, menjadikanku semakin kelaparan akan terang-Mu." ~ St. Katarina dari Siena.
Ketika mendengar nama Katarina, Catherine, Catherina, Katherine, Katharine, Katalin, Katarin, Ekaterina, Karen, Karin, Karina, Kateryna, apa yang tergambar di benak kita? Maka akan banyak yang menjawab, adalah seorang gadis yang ceria, gembira, Â anggun, rendah hati, dan tidak mau diam, serta banyak lagi sikap-sikap yang baik yang pasti ditujukan bagi seorang yang bernama Katarina.
Pun dengan apa yang digambarkan dalam diri Santa Katarina dari Siena. Beliau dari beberapa literatur yang penulis baca adalah seorang perempuan yang ceria, gembira, Â anggun, rendah hati, dan tidak mau diam, terlahir dari keluarga super besar di masa itu. Ya, bagaimana tidak besar?Â
Santa Katarina adalah anak ke-24 dari dua puluh lima bersaudara. Bisa dibayangkan bukan? Dimasa sekarang ini, di era kekinian ini masih ada pasangan suami-isteri sanggup melahirkan 25 anak? Bagaimana riuhnya seisi rumah, belum lagi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari?
Santa Katarina sejatinya adalah anak yang baik dan penurut, namun ketika orangtuanya menginginkannya menikah dan hidup bahagia bersama lelaki pilihan orangtuanya, Santa Katarina berontak dan menolak. Panggilan Tuhan yang lebih kuat membuat Santa Katarina harus melawan kehendak orangtuanya yang menginginkan anak perempuannya menikah dan memiliki keluarga, layaknya saudara dan saudarinya yang lain.
Santa Katarina, lahir pada tanggal 25 Maret 1347 di Siena, dan memiliki saudara kembar, namun saudara kembarnya meninggal pada saat dilahirkan. Santa Katarina adalah seorang anak perempuan yang periang dan tidak mau diam, selalu aktif mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah, membantu orangtuanya dan sering ke Gereja atau Kapel. Disinilah awal ketertarikan Santa Katarina untuk menjadi seorang biarawati, ketika beliau bertemu dengan Pastor Dominikan.
Santa Katarina terpesona dengan penampilan para pastor dengan jubah putihnya yang berkilau dan itulah awal bibit-bibit panggilan untuk menjadi seorang Dominikan, sehingga Santa Katarina bertekad bahwa suatu saat nanti beliau ingin menjadi seorang biarawati.
Bibit panggilan itu semakin tumbuh dan berkembang dengan subur mengalahkan keinginan-keinginan duniawi lainnya, termasuk menikah seperti yang dipaksakan oleh orangtuanya. Pertentangan terjadi, ketika Santa Katarina menolak mentah-mentah keinginan orangtuanya agar beliau menikah dan berkeluarga.
Bahkan untuk menyatakan tekadnya menjadi seorang biarawati, Santa Katarina memotong rambutnya yang panjang dan indah itu, ia menjadikan dirinya tak semenarik mungkin, membuat orangtuanya jengkel, marah dan menghukum Santa Katarina dengan memberikan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga yang paling berat.
Namun, Santa Katarina tak menyerah, semakin dibebani dengan pekerjaan-pekerjaan rumah yang berat, semakin bulat dan teguh panggilan menjadi anggota Ordo Ketiga Dominikan. Semakin orangtuanya jengkel, marah dan memberikan beban, semakin Tuhan memanggil Santa Katarina untuk mengikuti panggilanNya. Begitulah misteri Panggilan Tuhan dalam diri Santa Katarina.
Semua beban hidup itu Santa Katarina serahkan kepada Tuhan lewat doa. St. Katarina adalah seorang yang jujur dan terus terang dihadapan Tuhan Yesus. Beliau tidak ada menutup-nutupi Doa dan Penyerahan dirinya.
Lewat doa, St. Katarina bertanya kepada Yesus "Di manakah Engkau, Tuhan, ketika aku mengalami cobaan yang begitu mengerikan?" Yesus menjawab, "Puteri-Ku, Aku ada dalam hatimu. Aku membuatmu menang dengan rahmat-Ku."
Akhirnya kesabaran Santa Katarina dalam menaati seluruh penderitaan dan perjuangan lewat doa membuahkan hasil. Santa Katarina diijinkan masuk Ordo Ketiga Santo Dominikus.
Di dalam biara ia tetap melaksanakan doa dan meditasi di samping karya amal dan kerasulannya. Lama-kelamaan ia menjadi pusat perhatian semua anggota biara. Kerohanian dan kepribadiannya yang menarik mengangkat dia ke atas jabatan pemimpin biara itu.
Walau Santa Katarina buta huruf, namun kegigihannya dalam belajar, berkontemplasi, dan berdoa membuatnya menjadi doctor dan pujangga gereja.
Pada sekitar tahun 1366, ketika sebagian besar penduduk Siena ke luar ke jalan-jalan untuk suatu perayaan, Yesus menampakkan diri kepada Santa Katarina yang sedang berdoa seorang diri dalam kamarnya. Bersama Yesus, datang juga Bunda Maria.Â
Bunda Maria memegang tangan Santa Katarina lalu memberikannya kepada Putra-nya. Yesus menyematkan sebentuk cincin di jari tangan Santa Katarina dan sejak saat itu Santa Katarina mulai menerima penglihatan tentang neraka, api pencucian, dan surga.
Kala itu, Gereja mengalami banyak masalah Imam-imam dan pimpinan Gereja tidak menampilkan diri secara baik. Peperangan antar negara dan antar raja-raja timbul dimana-mana. Bahkan kala itu, muncul "Skisma Barat" atau masa dimana Sri Paus sebagai pemimpin tertinggi umat Katolik tinggal dan memerintah di Avignon, Perancis, bukan di Roma, termasuk Sri Paus yang memerintah kala itu.
Dalam suatu penglihatan, Kristus menganjurkan kepada Santa Katarina untuk menyurati Sri Paus, raja-raja dan uskup serta para panglima guna memperbaiki keadaan masyarakat dan Gereja. Paus Gregorius XI memintanya pergi ke Pisa dan Florence untuk mendamaikan kedua republik itu. Santa Katarina berhasil meyakinkan Sri Paus untuk pulang ke Roma sebagai kota abadi dan pusat Gereja Katolik Sedunia.
Atas keberhasilan Santa Katarina mendamaikan dua kota Pisa dan Florence serta berhasil mengembalikan Tahta Suci Roma menjadi tempat tinggal para Paus, Santa Katarina dinobatkan sebagai pelindung kota Italia dan pelindung Benua Eropa bersama 6 santo dan santa lainnya pada 1 oktober 1999.
Juga melalui kerja keras dan tangannya yang selalu terbuka untuk memelihara dan merawat orang-orang sakit, juga mendengar arahan Yesus untuk mengunjungi dan menghibur para tahanan yang dia kunjungi di penjara, Paus Paulus VI mengangkat Santa Katarina menjadi Doktor Gereja. Santa Katarina menerima kehormatan besar ini karena ia melayani Gereja Kristus dengan gagah berani sepanjang masa hidupnya yang singkat. Â Â
Semenjak berada di Ordo ketiga Santo Dominikus, Santa Katarina makin memperkeras puasanya. Banyak kali ia tidak makan, kecuali menerima Komuni Suci. Ia dikaruniai Stigmata / luka-luka Tuhan Yesus. Atas permohonannya, stigamata itu tidak terlihat oleh orang lain selama hidupnya.
Kemudian setelah meninggal stigmata itu baru terlihat di badannya secara jelas. Santa Katarina memiliki kharisma yang besar untuk mempengaruhi banyak orang. Ia berhasil membawa kembali banyak pendosa ke jalan Tuhan, termasuk mendamaikan raja-raja dengan Gereja.Â
Semuanya itu dilihatnya sebagai anugerah Tuhan. Ia sendiri menganggap dirinya hanyalah alat Tuhan untuk menegakkan kemuliaan Tuhan. Pada tahun 1380 Santa Katarina meninggal dunia di Roma dalam usia 33 tahun.
Pada tahun 1461, Paus Pius II mengkanosisasikan Santa Katarina menjadi orang suci dan kita peringati setiap tanggal 29 April sebagai peringatan untuk Santa Katarina sebagai santa pelindung Italia dan juga Doktor Gereja.
Begitu banyak pelajaran berharga dapat kita petik sebagai orang Kristiani, khususnya seorang Katolik Sejati, bagaimana teguhnya Santa Katarina dalam panggilan Tuhan. Dia mengesampingkan semua kenikmatan duniawi demi memenuhi panggilan Kristus dan berjuang serta berdoa, berpasrah pada Tuhan akan segala rencanaNya dalam hidup Santa Katarina.
Semoga cerita hidup Santa Katarina ini mampu menjadi sumber inspirasi bagi hidup kita...
Sumber Artikel:
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI