Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Meneladani Hidup St. Katarina dari Siena

29 April 2022   12:34 Diperbarui: 29 April 2022   12:41 8129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saint Catherine of Siena Sumber. wikipedia.org

Semenjak berada di Ordo ketiga Santo Dominikus, Santa Katarina makin memperkeras puasanya. Banyak kali ia tidak makan, kecuali menerima Komuni Suci. Ia dikaruniai Stigmata / luka-luka Tuhan Yesus. Atas permohonannya, stigamata itu tidak terlihat oleh orang lain selama hidupnya.

Kemudian setelah meninggal stigmata itu baru terlihat di badannya secara jelas. Santa Katarina memiliki kharisma yang besar untuk mempengaruhi banyak orang. Ia berhasil membawa kembali banyak pendosa ke jalan Tuhan, termasuk mendamaikan raja-raja dengan Gereja. 

Semuanya itu dilihatnya sebagai anugerah Tuhan. Ia sendiri menganggap dirinya hanyalah alat Tuhan untuk menegakkan kemuliaan Tuhan. Pada tahun 1380 Santa Katarina meninggal dunia di Roma dalam usia 33 tahun.

Pada tahun 1461, Paus Pius II mengkanosisasikan Santa Katarina menjadi orang suci dan kita peringati setiap tanggal 29 April sebagai peringatan untuk Santa Katarina sebagai santa pelindung Italia dan juga Doktor Gereja.

Begitu banyak pelajaran berharga dapat kita petik sebagai orang Kristiani, khususnya seorang Katolik Sejati, bagaimana teguhnya Santa Katarina dalam panggilan Tuhan. Dia mengesampingkan semua kenikmatan duniawi demi memenuhi panggilan Kristus dan berjuang serta berdoa, berpasrah pada Tuhan akan segala rencanaNya dalam hidup Santa Katarina.

Semoga cerita hidup Santa Katarina ini mampu menjadi sumber inspirasi bagi hidup kita...

Sumber Artikel:

[1], [2], [3]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun