Ekspektasi ataupun harapan tinggi yang disematkan di pundak para pemain timnas Garuda tidaklah selalu sesuai dengan kenyataan. Pun di laga uji coba internasional yang berlangsung di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Kamis (27/1/2022) pukul 19.00 WIB, STY hanya mengandalkan para pemain-pemain yang berlaga di Liga 1.
Hasilnya? Yah seperti kita ketahui bersama, usai wasit debutan asal Indonesia juga, Sance Lawita, salah satu dari lima wasit Indonesia berstatus wasit internasional FIFA 2022, meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan persahatan antara Timnas vs Timor Leste, skor akhir 4-1 untuk kemenangan bagi Timnas Garuda Indonesia.
Walau menang, namun proses kemenangan dan permainan timnas kita jauh dari ekspektasi setelah Piala AFF yang berakhir dengan kekecewaan karena hanya finish runner-up untuk ke enam kalinya.Â
Permainan timnas kita tidak mengalami perkembangan yang signifikan, apalagi STY memanggil pemain yang bermain di Liga 1, tidak ada mengandalkan pemain luar yang sedang sibuk membela klubnya masing-masing.
STY memanggil mayoritas pemain alumni Piala AFF 2020 (2021) ditambah dengan pemain-pemain muda seperti Marselino Ferdinan dan Ronaldo Kwateh. Dalam starting line-up, STY mempercayakan Sani Rizki Fauzi menggantikan posisi Witan Sulaiman.
Sementara penjaga gawang dipercayakan pada Syahrul Trisna, lini tengah dan belakang tidak banyak berubah dari formasi yang kerap ditampilkan STY di Piala AFF.
Ada nama-nama seperti Fachruddin Aryanto, Alfreanda Dewangga, Edo Febriansyah, Rachmat Irianto, Evan Dimas yang kembali mengenakan ban kapten dan menjadi jenderal lini tengah Timnas, ditemani oleh Ricky Kambuaya, Irfan Jaya, Ramai Rumakiek, dan penyerang lubang Dedik Setiawan.
Jalannya Pertandingan
Apa yang ditampilkan Timnas Garuda di kandang sendiri, Stadion Kapten I Wayan Dipta, Bali sangat jauh dari apa yang diharapkan oleh pecinta sepak bola tanah air.Â
Bagaimana tidak? Di babak pertama, sukses mengurung pertahanan Timor Leste, justru gawang Syahrul Fadil yang kebobolan terlebih dahulu di pertandingan ini.
Lewat skema serangan balik nan cepat, Paulo Gali berhasil melewati Dewangga setelah meliuk-liuk di kotak penalti Indoesia, menggiring bola dan walau ditempel ketat oleh Dewangga masih bisa mencocor bola melewati jangkauan Syahrul Fadil, gol...Timor Leste berhasil mencetak gol pertama dan pembuka di laga internasional ini di menit ke-35.
Timor Leste bahkan hampir menambah gol andai penalti yang dilakukan pemain yang sama tidak ditepis oleh Syahrul Trisna semenit jelang babak pertama berakhir.
Entah apa yang ada dibenak para pemain Timnas Garuda kita, apakah karena memang mereka masih menganggap Timor Leste adalah tim paling lemah di kawasan Asia Tenggara? Atau memang STY sebagai pelatih kepala tanpa memberikan strategi khusus dalam pertandingan ini?
Karena jelas jelang pertandingan persahabatan, STY hanya menginstruksikan Evan Dimas dan kawan-kawan hanya bermain maksimal dan tidak meremehkan Timor Leste, tanpa memberikan instruksi khusus untuk mengawal siapa dan siapa di tim yang diarsiteki oleh Fabio Maciel da Silva ini.
"Jujur belum pernah saya lihat langsung pertandingan Timor Leste tapi sudah nonton di video waktu AFF cup kemarin," kata Shin Tae-yong.
"Tapi memang lebih baik dari pemikiran saya pemain-pemain Timor Leste, mulai dari passing, kecepatan dan mobilitas pemain mereka juga bagus. Kami pun tidak akan lengah. Untuk itu kami akan mempersiapkan tim biar nanti bisa menunjukkan permainan yang kami inginkan," sambungnya, seperti dikutip dari tribunnews.com
Beruntung timnas kita memiliki seorang Ricky Kambuaya, pemain asal Persebaya yang sudah menjadi langganan Timnas dan berhasil mencetak satu gol di final Piala AFF 2020 kontra Thailand, kembali berhasil menetak gol penyama kedudukan lewat tendangan menggelegarnya dari kotak penalti menit ke-60 usai mendapatkan umpan hasil kerjasama matang Evan Dimas dan Ronaldo Kwateh.
Gol ini berkelas dan mampu membuat kiper Timor Leste, Junildo Manuel hanya terpana memandang jalanya bergetar oleh tendangan keras Kambuaya.
Usai gol penyama kedudukan, timnas mulai bisa keluar dari tekanan dan tiga gol tinggal menunggu waktu. Diawali gol dari titik putih usai Pratama Arhan sukses melaksanakan tugasnya sebagai algojo. Penalti diberikan setelah tembakan Irfan Jaya mengenai tangan Gumairo Augusto.
Walau tendangan Pratama Arhan bisa dibaca oleh kiper Timor Leste dan bisa ditepis, namun kerasnya tendangannya membuat bola tetap melaju ke dalam gawang Junildo Manuel, gol skor berubah menjadi 2-1 untuk kemenangan Timnas.
Gol ketiga dan keempat terkesan lucu dan semoga tidak ada unsur kesengajaan di dalamnya, karena terjadi lewat gol bunuh diri. Pertama oleh kiper pengganti, Mendonca Da Silva. Lemparan ke dalam yang dilakukan oleh Pratama Arhan mampu membuat kiper Timor Leste salah antisipasi, sehingga bola tepisan tangannya malah masuk ke gawang sendiri. 3-1 untuk Timnas.
Gol keempat pun terjadi lewat bunuh diri. Dua menit berselang usai gol ketiga, lagi-lagi umpan silang Pratama Arhan salah diantisipasi, kali ini oleh pemain Timor Leste bernomor punggung 18 Filomeno Da Costa. Sundulan pemain belakang Timor Leste ini bukannya membuang bola ke luar gawang malah mengarah ke gawang sendiri, sehingga terjadilah gol keempat sekaligus gol penutup pada pertandingan persahabatan kali ini.
Gawang Timnas Tak Pernah 'Perawan'
Catatan penting dari pertandingan kontra Timor Lesta ini, bahwa timnas kita tidak pernah tak kebobolan saat melakoni laga apapun itu tajuk atau judulnya. Masih segar di ingatan kita di Piala AFF 2022, gawang kita sejak penyisihan grup sampai di final mengalami kebobolan sebanyak 12 gol dan parahnya lagi lawan Kamboja, kita kebobolan dua gol.
Ini juga saat kontra Timor Lesta, tim dari Bumi Lorosae ini dianggap paling lemah dengan peringkat FIFA di urutan 191 sehingga dipilih oleh STY untuk merecover para pemain timnas kita usai kelelahan fisik dan mental usai melakoni Piala AFF, di FIFA Matchday.
Jujur, penulis berharap saking lemahnya Timor Leste ini, timnas kita bisa berpesta gol seperti yang dilakukan Timnas Putri Australia terhadap timnas putri kita. Minimal 10 kosong, namun apa daya?
STY masih memiliki Pekerjaan Rumah besar, bagaimana caranya agar gawang timnas kita tak pernah kebobolan saat pertandingan internasional? Masa lawan sekelas Timor Leste harus kebobolan?
Itu yang harus dipikirkan STY saat melakoni laga kedua di tanggal 30 Januari nanti, bagaimana caranya agar timnas kita bisa mengalami periodisasi dalam hal fisik, mental dan taktikal yang baik ketika kontra Timor Leste, dipilih karena tim ini paling lemah dari tim di kawasan Asia Tenggara.
Apakah di pertemuan kedua nanti timnas kita bisa benar-benar segar dengan melumat dan 'pesta' gol ke gawang Timor Leste tanpa harus kebobolan lagi? Apakah di periode pertemuan kedua nanti Evan Dimas dan kawan-kawan mampu melepaskan beban trauma usai dibabat Thailand? Mari kita lihat hasilnya...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI