Dengan Tema "Belajar dari Santo Yosef untuk Berani Secara Kreatif Memberdayakan Diri dan Sesama" dan Sub Tema "Unit-unit Yayasan Karya Murni Semakin Meningkatkan Kreatifitas, Inovatif dan Selektif Menggunakan Teknologi", dalam sambutannya Suster Desideria Saragih, KSSY mengatakan bahwa Perayaan Ekaristi dan Pentas Seni ini selain merayakan penutupan Tahun Santo Yosep dan peringatan Hari Disabilitas Internasional, juga sebagai bentuk rasa syukur atas prestasi yang telah ditorehkan oleh para siswa/i SLB Karya Murni dan juga harapan-harapan ke depan dan juga rasa terima kasih kepada para donatur yang selama ini telah membantu Yayasan Karya Murni dalam berkarya dengan penuh totalitas untuk mendidik dan mengasah keterampilan dari adik-adik Penyandang Disabilitas hingga bisa menjadi pribadi yang kuat dan mandiri.
Tidaklah mudah ketika kita melihat bagaimana mereka mampu mengisi setiap acara sewaktu Ibadah Misa. Tarian Pembukaan, dimana adik-adik disabilitas ini, maaf yang tuli dan bisu mampu menyesuaikan suara gendang atau musik dengan gerakan-gerakan tarian. Pun, ketika (maaf) tuna netra mampu menyanyikan Mazmur dengan baik.
Belum lagi koor yang mereka bawakan sangat menyentuh dengan judul Persembahan Hati, membuat umat yang mendengar pasti merindung dan tak sadar meneteskan air mata. Sungguh anugerah Sang Pencipta, voice of angel bergema dan memberikan warna bagi kita yang melihat dan mendengar.
Pentas seni menampilkan kreativitas dan kemampuan yang telah terasah dengan baik. Dimulai dari vocal solo oleh siswi Disabilitas bernama Sharlly yang telah menjuarai beberapa lomba, bahkan oleh gurunya Sharlly ini memiliki kelebihan mampu menyanyikan lagu Tionghoa, cepat mempelajari lagu baru.
Yang membuat pentas seni semakin meriah adalah persembahan lagu dan tarian berjudul "Hela Rotan", dimana nyanyian dipersembahkan oleh adik-adik Tunanetra dan tarian pengiring lagu oleh Tunarungu. Kolaborasi nyanyian dan tarian ini telah membawa mereka menjuarai festival Bali International Choir Festival ke-10 secara virtual dengan mendapatkan dua medali emas.
Pun dengan Gondang Uning-Uningan mendapatkan sambutan luar biasa dari penonton. Tak kalah menariknya adalah adegan Pantomim yang menceritakan bagaimana Keluarga Nazareth, Bunda Maria dan Santo Yoseph dalam keseharian mereka.
Sungguh gerakan-gerakan mereka persis dan sudah hampir bisa dikatakan profesional. Semoga kelak mereka sukses semua dan mampu menjadi Pantomim Profesional yang mampu memenuhi kebutuhan dan tulang punggung keluarga tentunya.
Masih banyak lagi persembahan para adik-adik penyandang disabilitas ini yang luput saya tuliskan disini, namun bisa dilihat dan tentunya jangan lupa like dan subscribe chanel Yayasan Karya Murni Medan seperti yang saya ikutkan linkya di artikel ini.
"lebih meriah dan bermakna, bila dibandingkan dengan acara-acara perpisahan sekolah yang pernah saya lihat", gumam saya dalam hati melihat dan menyaksikan sepanjang Perayaan Ekaristi hingga hampir selesainya acara pentas seni yang diakhiri dengan penyerahan hadiah dan piagam penghargaan kepada para pemenang Lomba Penutupan Tahun Santo Yosep 2021 dengan berbagai kategori seperti yang saya sebutkan di atas.