Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Omicron Terdeteksi di Indonesia, Terapkan Strategi Berlapis Waspadai Penularan

17 Desember 2021   16:09 Diperbarui: 17 Desember 2021   16:14 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Strategi Berlapis Waspadai Omicron. sumber:Kompasiaan.com

Akhirnya yang dikhawatirkan muncul juga usai Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Budi Sadikin secara resmi mengonfirmasikan bahwa ke tanah air kita sudah masuk varian baru dari virus mematikan Covid-19. Varian baru bernama Omicron terdeteksi masuk setelah seorang warga negara kita terjangkit varian baru yang katanya lebih ganas dari Covid-19.

Sama seperti kasus masuknya Covid-19, dimana penyebarannya cepat dibawa oleh penumpang pesawat yang masuk ke Indonesia usai Wuhan, Cina dilanda gelombang penyebaran Covid-19 diakhir tahun 2019 dan di bulan Maret 2020, dua orang terkonfirmasi terinfeksi usai mengaku kontak dengan warga negara asing (Jepang) yang datang ke Indonesia.

Adalah seorang ibu berumur 61 tahun dan puterinya 31 tahun warga Depok terinfeksi usai diketahui kontak langsung usai ikut dalam pesta dansa dan menjadi kasus pertama. 

Usai kasus itu, diketahui penyebaran Covid-19 sangat cepat dan meluas hingga pemerintah memperlakukan beberapa kebijakan dan paksaan agar Indonesia dapat mengendalikan korban dan penyebarannya yang cepat. Mulai dari PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), hingga PPKM berlevel yang terbukti mampu menekan korban jiwa.

Walau kebijakan ini menjadi ajang politisasi bagi lawan politiknya, pemerintah tetap teguh pada pendirian, hingga akhirnya mendapatkan ancungan jempol dan pujian, bahkan aturan PPKM ini banyak ditiru oleh negara lain demi menekan dan mengurangi banyaknya korban jiwa akibat pandemi Covid-19.

Nah, usai pemerintah sukses menekan penyebaran Covid-19 dan vaksinasi massal bisa dikatakan sukses, sekarang kita harus dihadapkan kembali dengan penyebaran varian baru dari Covid-19 bernama Varian Omicron atau B.1.1.529.

Apa itu Omicron? 

Hasil penelurusan saya dari beberapa literatur menyebutkan bahwa Omicron Virus adalah Varian of Concern (VoC) atau Varian terbaru dengan alfabet ke-15 dalam alfabet Yunani untuk memudahkan penamaan yang oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menyebutkan jenis varian baru ini merupakan kategori tertinggi bagi varian virus Covid-19 terkait dengan penularan, gejala penyakit, risiko menginfeksi ulang, dan mempengaruhi kinerja vaksin.

Nama Omicron dalam kamus Merriam-Webster dalam bahasa Yunani, Omicron artinya "O kecil" dan virus ini disejajarkan dengan varian virus yang dikenal cepat menyebar yaitu Alpha, Beta, Gamma dan Delta.

Terbukti awal kasus pertamakali terinfeksi di Afrika Selatan pada 24 November 2021, Omicron ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan risiko infeksi berulang, Tes PCR belum tentu bisa mendeteksi varian baru ini dan kekhawatiran dengan munculnya Omicron ini di Topik Pilihan Kompasiana di awal Desember dengan judul "Waspada Omicron, Ketatkan Kembali Prokes" membuktikan bahwa virus varian baru ini memang dasyat dan wajib sangat diperhitungkan dan perlu berlapis-lapis aturan dan prokes untuk melawan varian baru ini.

Benar saja, tanggal 15 Desember 2021 untuk pertama kalinya terdeteksi terinfeksi varian Omicron. Varian ini didapati menyerang seorang petugas kebersihan berinisial N yang bekerja di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta.

Pada konferensi pers di hari Kamis 16 Desember 2021, Budi Gunadi, Menkes menyebut pasien pertama yang terjangkit varian Omikron tersebut merupakan salah seorang petugas kebersihan di pusat karantina Wisma Atlet. Ia mengatakan temuan ini ditemukan setelah melakukan proses uji secara khusus pada sampel hasil.

Pada mulanya N bersama dua orang lain yang juga merupakan petugas kebersihan melakukan tes RT-PCR pada tanggal 8 Desember lalu. Ketiga sampel tersebut kemudian diuji di Kemenkes dan mendapatkan hasil salah satunya merupakan varian Omikron yang berasal dari sampel pasien.

Himbauan Presiden Menghadapi Omicron

Usai temuan kasus ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga langsung bereaksi. Istana Negara menyiapkan arahan yang disiarkan langsung lewat tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (16/12/2021) sore.

Presiden Jokowi meminta masyarakat untuk tidak terlalu panik dan memberikan arahan terkait upaya pencegahan penyebaran varian Omicron Indonesia.

Ada beberapa arahan dari Presiden Jokowi yang wajib kita simak dan patuhi, pertama bersama-sama berupaya sekuat tenaga agar Varian Omicron tidak meluas di tanah air. Jangan sampai terjadi penularan lokal. Kita harus berupaya menjaga situasi di Indonesia tetap baik, kita pertahankan jumlah kasus aktif agar tetap rendah, tingkat penularan kita awasi agar bertahan di bawah satu, jangan sampai itu melonjak lagi.

Kedua, waspada adalah hal yang paling penting, tapi jangan perkembangan ini membuat kita panik. Sejauh ini Varian Omicron belum menunjukkan karakter yang membahayakan nyawa pasien, terutama pasien-pasien yang sudah mendapatkan vaksin.

Ketiga, Presiden sangat mengharapkan agar seluruh warga negara Indonesia yang berumur 12 tahun ke atas agar mau divaksin, pun anak-anak agar tidak takut untuk menerima vaksin. Secara khusus Presiden meminta semua warga yang belum mendapatkan dua kali vaksin, apalagi yang sama sekali belum divaksin, segeralah mendatangi fasilitas-fasilitas kesehatan untuk mendapatkan vaksin.

Keempat, meski situasi di dalam negeri sudah mendekati normal, Saudara-saudara semuanya jangan kendur menerapkan protokol kesehatan, tetap memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan. Bahkan sekarang tidak hanya 3M, 5M bahkan 6M harus diterapkan agar penyebaran Omicron tidak mendapatkan tempat. Tidak cukup Mencuci Tangan, Memakai Masker, Menjaga Jarak, Menjauhi Kerumunan, Mengurangi Mobilitas, tapi juga harus dibarengi dengan Menjaga Pola Makan dan Menjaga Jarak Saat Makan di sekolah ataupun di kerumunan.

Kelima, Presiden Jokowi juga menghimbau agar pemerintah daerah melakukan testing dan tracing kontak erat digencarkan lagi, ditingkatkan lagi. Beliau berharap saat libur Nataru ini Pemerintah Daerah ketat lagi melakukan PPKM, memantau para pendatang.

Pun di bandara, pemerintah harus ketat memperlakukan Karantina bagi warga negara Indonesia maupun asing yang baru pulang dari luar negeri maupun yang datang ke Indonesia. Kasus Ahmad Dani dan Mulan Jameela yang lolos karantina dan memilih karantina mandiri, namun belum genap 10 hari sudah keluyuran di Mal merupakan suatu kesalahan yang perlu diperbaiki.

Terakhir, Presiden Jokowi minta seluruh warga maupun pejabat negara untuk menahan diri tidak bepergian ke luar negeri, paling tidak sampai situasi mereda.

Seperti himbauan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan agar masyarakat jangan dulu dulu bepergian ke luar negeri, kecuali untuk keperluan darurat. Dia menyampaikan imbauan tersebut karena di berbagai negara sedang terjadi penularan Covid-19 varian Omicron.

Lantas apa kita lakukan untuk menghadapi serangan Omicron? Waspada dan tetap ketatkan Protokol Kesehatan seperti yang dibuat oleh Topil Kompasiana sudah tepat, ditambahi dengan tidak usah bepergian jikalau tidak terpaksa dan penting sekali...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun