Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Dua Gol dari Kamboja, Warning Timnas Garuda Hanyalah Jawara Tanpa Mahkota AFF

11 Desember 2021   07:13 Diperbarui: 11 Desember 2021   07:32 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemenangan Atas Kamboja, Langkah Awal Berat Menuju Juara.sumber: okezone.com

Bukan pesimis, tapi realistis setelah menonton permainan Timnas Garuda kita saat menghadapi Kamboja, tim dianggap paling lemah di seantero Asia Tenggara ini, malah memberikan perlawanan spartan dan bahkan bisa membuat Timnas Indonesia kalang kabut dan 'ngos-ngosan' terutama di babak kedua.

Walau harus mengakui keunggulan Indonesia dengan skor 4-2, namun secara keseluruhan timnas Kamboja yang kini tiba-tiba mendapatkan arahan dan sentuhan emas dari salah satu gelandang dan legenda terbaik Tim Samurai yang pernah mentas di tiga perhelatan akbar Piala Dunia 2010, 2014 dan 2018, Keisuke Honda mampu meladeni permainan Timnas Garuda hingga hanya kalah margin 2 gol saja.

Pasti tidak ada yang menyangka gawang timnas Indonesia yang malam itu dikawal Syahrul Fadil, penjagawa gawang klub Persikabo ini dibobol dua kali oleh pemain Kamboja bukan?

Ya, saat kontra Kamboja biasanya juga timnas kita panen gol dengan minim kebobolan diatas satu gol, setidaknya statistik dan hasil pertemuan di enam laga terakhir usai hasil di Piala AFF 2002 menunjukkan bahwa memang Timnas Garuda lebih superior atas tim berjuluk Pasukan Angkor besutan Ryu Hirose dan eks pemain AC Milan, Keisuke Honda.

Bermain di Bishan Stadium, Kamis (9/12/2021) malam pukul 19.30 Wib, Evan Dimas dan kawan-kawan besutan Shin Tae-yong langsung tancap gas dengan melancarkan serangan-serangan sporadis ke jantung pertahanan Kamboja yang dikawal Hul Kimhuy.

Tak butuh waktu lama, laga baru berjalan lima menit, lewat tendangn sudut yang diambil oleh kapten tim, Evan Dimas berhasil mengarahkan bola ke jantung pertahanan Kamboja dan langsung disambut sundulan keras nan menusuk oleh pemain bernomor punggung 13, Rachmat Irianto tepat ke gawang Hul Kimhuy, 1-0 untuk Timnas Garuda.

Tak mengurangi intensitas serangan, Evan Dimas dan kawan-kawan tak henti-hentinya gempur pertahanan Kamboja yang dikawal Tes Sammbath, Sath Rosib, Saret Krya, dan Yue Safy. Beruntung Pasukan Angkor memiliki Sammbath, bek yang beberapa kali melakukan penyelamatan gemilang dengan menggunakan anggota tubuhnya menahan tendangan dan serangan bergelombang Timnas Garuda.

Menit ke-17 Evan Dimas menggandakan keunggulan timnas lewat tendangan tipuannya menaklukkan Hul Kimhuy yang salah menebak pergerakan bola usai tendangan Evan Dimas mengenai kaki pemain Kamboja. 2-0 untuk Timnas.

Tak sampai disitu, menit ke-33 Rachmat Irianto mencetak brace di laga awal ini dengan mencetak gol ketiga Timnas. Lagi-lagi lewat sundulan kepala memanfaatkan sepak pojok yang kali ini diambil oleh Pratama Arhan yang mampu mengirimkan bola ke tengah lini pertahanan Kamboja dan tepat mengarah ke sundulan pemain bernomor punggung 13 milik timnas kita.

Euforia berlebihan dan semangat mengebu-gebu membuat Timnas kita jumawa. Terlihat dari kecerobohan lini pertahanan yang membuahkan tendangan sudut bagi timnas Kamboja.

Kamboja mencetak satu gol balasan lewat Yue Safy. Dia mencetak gol melalui sundulan setelah menerima umpan dari tendangan sepak pojok yang dlakukan Sokpheng Keo di menit ke-37.

Usai gol balasan dari Kamboja, timnas tersentak. Selang satu menit kemudian, Indonesia nyaris mencetak gol keempat. Irfan Jaya yang mendapatkan umpan dari Asnawi Mangkualam, melakukan tembakan lewat tendangan salto. Namun, bola membentur mistar gawang.

Ezra Walian yang berdiri di depan gawang berpeluang menyelesaikan bola rebound tersebut, tetapi sepakannya masih melambung di atas gawang. Empat menit menjelang istirahat turun minum, Pratama Arhan ditarik keluar setelah terjadi benturan dengan pemain Kamboja. Dia digantikan Edo Febriansyah. Tidak ada gol tambahan hingga istirahat minum. Indonesia unggul 3-1 di babak pertama.

Kotak-Katik Peluang dan Statistik Timnas Juara Piala AFF

Jika di babak pertama Kamboja memulai laga dengan cara yang buruk, maka di babak kedua, kita melihat perubahan drastis dari permainan Kamboja.

Strategi mantan pemain AC Milan,  Keisuke Honda yang masih aktif bermain di klub Lithuania, FK Sudiva yang sudah membaca permainan Timnas Garuda menginstruksikan para pemainnya untuk bermain lebih terbuka dan menekan pemain kita yang memang sudah kewalahan dan kelelahan akibat bermain terlalu ngotot dan pressing tinggi di babak pertama.

Jika kita jujur, Kamboja di babak kedua bermain lebih bagus dan terorganisir dari timnas Garuda. Walau di menit ke-51 Ramai Rumakiek berhasil memperlebar jarak menjadi 4-1 lewat gol indahnya, namun setelah itu Timnas kita babak belur oleh tekanan permainan satu dua sentuhan yang bagus Kamboja.

Prak Mony Udom sukses mencetak gol ke gawang Syahrul Trisna menit ke-60 manfaatkan tendangan bebas. Seharusnya gol ini tidak akan terjadi apabila pemain belakang kita ataupun gelandang kita tidak melakukan kesalahan-kesalahan kecil dalam mengumpan atau memotong umpan-umpan pendek para pemain Kamboja.

Memang stamina masih menjadi alasan klasik mengapa Timnas Garuda belum layak menjadi juara di Piala AFF maupun turnamen besar lainnya.

Bagaimana tidak? Kentara sekali stamina para pemain kita rontok dan terkuras habis mengakibatkan konsentrasi pemain kita lengah dan melakukan kesalahan yang tidak perlu.  

Oklah tiga poin didapat usai kalahkan Kamboja dan bertengger di posisi kedua, unggul selisih gol dari Vietnam. Selanjutnya Indonesia akan berhadapan dengan Laos (12/12/2021), Vietnam (15/12/2021) dan terakhir Malaysia (19/12/2021).

Laos diatas kertas bisa dikalahkan dengan mudah, seperti prediksi saat mengalahkan Kamboja, namun pertanyaannya, berapa gol yang dapat disarangkan ke gawang Laos? Dan bisakah gawang kita steril dari gol?

Dalam sepakbola segalanya bisa terjadi, bola itu bundar sehingga prediksi dan statistik bisa salah, walau berat, namun harapan untuk juara tetap membuncah sebagai dukungan bagi para punggawa timnas yang bertanding.

Melihat persaingan di grup B saja memang berat jika kita melihat statistik pertandingan kontra Kamboja pun peluang kita yang satu grup dengan Malaysia dan Vietnam yang sudah pernah merasakan bagaimana menjadi yang terbaik di Asia Tenggara usai merengkuh gelar paling prestisius AFF Suzuki Cup 2020 yang dihelat tahun ini di akhir tahun 2021 akibat pagebluk Covid-19.

Sanggupkah timnas kita mengalahkan Vietnam yang sementara ini ada di urutan kegita diklasemen Grup B? Yang notabene sudah pernah dua kali menjadi juara Piala AFF tahun 2008 dan 2018?

Pun dengan Malaysia? Saudara muda yang selalu bikin bising kala bersua. Masih ingat tentunya bagaimana derita timnas kita di final Piala AFF 2010 bukan?

Ya, kala itu timnas kita yang begitu superior dan digadang-gadang bisa mengakhiri paceklik gelar Piala AFF, nyatanya harus takluk juga ditangan Harimau Malaya.

Timnas Garuda yang diasuh mendiang Alfred Riedl merupakan tim favorit untuk menjadi juara. Skuat Garuda menjadi pemuncak klasemen Grup A dengan mengalahkan Malaysia (skor 5-1), Laos (0-6), dan raksasa Thailand (2-1). Pada babak semifinal, Indonesia berhasil mengandaskan Filipina dalam dua leg yang dilangsungkan di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Kala itu striker naturalisasi Cristian Gonzales memborong dua gol di dua laga melawan Filipina itu dengan agregat skor 2-0.

Di final, bermodalkan skor 5-1 saat di penyisihan grup mengkandaskan saudara muda Harimau Malaya, Timnas Garuda Jumawa saat bermain di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur. Bukannya bermain bagus, timnas kita malah jadi bulan-bulanan baik suporter maupun pemain Malaysia.

Permainan Indonesia amburadul dan konsentrasi hilang akibat diteror laser oleh suporter tuan rumah. Akibatnya, Indonesia kalah telak 0-3 yang menjadi PR sulit untuk membalikkan keadaan saat menjadi tuan rumah nanti.

Benar saja, di final leg kedua yang dihelat di Stadion Bung Karno, Senayan Jakarta Indonesia hanya bisa menang tipis 2-1 sehingga agregat 2-4 untuk kemenangan Malaysia dan menjadi gelar pertama bagi Harimau Malaya, menambah derita Timnas Garuda karena hanya bisa mempersembahkan runner-up keempat kalinya.

Sepuluh tahun usai tragedi itu, kembali kita satu grup dengan Malaysia. Psywar sudah dilancarkan oleh Malaysia dan Vietnam untuk mengganggu konsentrasi para pemain kita.

Malaysia anggap timnas setara dengan Laos, sementara Vietnam menilai tim mereka sudah selevel dengan negara Asia usai ke babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona AFC.

Tentunya psywar itu harusnya melecut semangat para punggawa timnas kita untuk berbenah dan memberikan yang terbaik untuk merengkuh Piala AFF 2020 sehingga tidak menambah derita penantian panjang untuk jadi juara.

Semoga tidak lagi mendapat label Jawara Tanpa Mahkota dengan lima kali runner-upnya selama mengikuti Piala AFF. Semangat Evan Dimas dan kawan-kawan!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun