Walau khawatir harga minyak goreng bakal melambung terus, namun beberapa pekan terakhir ini, untuk menyikapi harga minyak goreng maka masakan-masakan khas keluarga dibuatkan beragam dengan minim penggunaan minyak goreng dalam masakan yang dibuat oleh sang isteri.
Walau terkadang anak-anak 'rewel' dan protes karena ikan dan goreng rasa krispi mereka sudah agak jarang tersaji, namun sepertinya sang isteri sudah bertekad untuk mengurangi penggunaan minyak goreng dan menggoreng ikan hanya 3 atau 4 kali dalam seminggu dan selebihnya dikreasikan dengan digulai atau diarsik, disop, bahkan dipadar.
Ya, kembali ke era memasak dengan minim atau tanpa minyak harus dibiasakan untuk menyikapi mahalnya minyak goreng. Jadi setelah hampir sebulan penuh masak hemat dan minim minyak goreng, sebanyak 2 liter minyak goreng bisa tahan sampai 20 hari dengan lima orang, bahkan kemarin ada yang kost di kamar belakang selama satu bulan.
Tentunya dengan menghasilkan masakan-masakan arsik. Tau kan arsik? Yah masakan khas Batak yang sudah melegenda minim minyak goreng. Ikan yang biasa diarsik adalah ikan mas, ikan nila, ikan tongkol, ikan tuna, ikan gembolo, dan ikan-ikan yang tidak terlalu bau amis.
Dengan bumbu khasnya, arsik menjadi makanan favorit keluarga, andaliman tentunya, bawang batak, bawang putih, bawang merah, cabai merah, kunyit, jahe, lengkuas, serei, daun salam, terakhir tentunya boleh ditambahkan tahu dan kacang panjang.
Selain ikan yang diarsik, juga menu gulai ikan menjadi menu berikutnya yang minim pemakaian minyak goreng.
Gulai ikan tanpa ditumis juga bisa jadi pertimbangan untuk beberapa ikan seperti : gurami, ikan bawal, kakap, nila dan mujair.
Untuk beberapa ikan yang masih enak untuk disop atau dikukus seperti ikan gabus dan salmon memang sebaiknya tidak digoreng karena dikatakan akan mengurangi fungsi baik dari kedua ikan tersebut. Tetapi beberapa ikan memang sulit juga untuk tidak digoreng mengingat bau amis yang luamayan tajam dan ada yang berlendir seperti : ikan lele, ikan sereh. Khusus ikan lele, si pudan kami ini sangat suka, sehingga mau tidak mau, sang isteri masih sering menggoreng ikan lele, karena permintaan si pudan kami ini.
Yang paling wajib memakai minyak goreng, mungkin untuk tumisan sambal tetapi sebenarnya masih bisa diakalin dengan sambal yang semua bahannya dikukus dahulu lalu diblender/ dihaluskan dengan garam tanpa dimasak lagi.
Yang paling utama menghemat pemakaian minyak goreng diakhir pekan, dimana sang isteri berusaha memasak menu yang minim minyak goreng, diantaranya masak Manuk Na Pinadar dan menu sop.
Ya, Manuk Napinadar, berasal dari dua kata, yaitu Manuk dan Napinadar. Manuk (bahasa Batak), artinya Ayam Kampung, sedangkan Napinadar, artinya yang dibakar atau dipanggang dengan dilumuri bumbu khas yang telah disiapkan sebelumnya.