Saya sepakat dengan ibu Harini bahwa kita harus mengangkat tema Danau Toba dengan lebih tajam lagi, sehingga kita bisa memberikan kesan apa nantinya yang akan dibawa pulang oleh para pengunjung, baik lokal maupun mancanegara sepulang dari Kawasan Pariwisata Danau Toba? Apakah Objek Geologi, Danau, Biologi, Sosial, atau Budaya?Â
Saran ibu Harini sangat bagus agar seluruh Bupati dari 7 Kabupaten yang mengitari Danau Toba bisa menelusuri, membangun, dan melestarikan jejak-jejak sejarah letusan Supervolcano sehingga benar-benar bisa menjadi museum alam yang dapat dinikmati dan diwariskan hingga anak cucu kita.
Antusias yang sangat tinggi ditunjukkan oleh para peserta yang banyak bertanya dan pertanyaan serta saran mereka sangat mantap, karena memang itulah kenyataan yang kita hadapi bersama apabila ingin Danau Toba ini maju dan menjadi etalase Wisata Kelas Dunia seperti yang kita impikan bersama.Â
Seperti yang diungkapkan oleh Pastor Herman Nainggolan, pemuka Agama Katolik yang bertanya bagaimana cara untuk menyelesaikan masalah konservasi alam Danau Toba saat mengembangkannya menjadi destinasi wisata kelas dunia, karena ketika kita bicara tentang Geopark maka yang terpenting adalah konservasi Geosite dan Geo Area.Â
Di mana Geopark adalah pengelolaan suatu kawasan tertentu yang memiliki unsur-unsur Geologi terkemuka, termasuk nilai Arkeologi, Ekologi, dan Budaya yang ada di dalamnya, termasuk masyarakat setempat didorong berperan serta untuk melindungi warisan alam dan meningkatkan fungsi ekonominya.Â
Pastor Herman Nainggolan berharap agar 16 Geosite Utama yang ada di 7 Kabupaten sekitar Danau Toba tetap terjaga dan dilestarikan alias dikonservasi dengan baik. Plus 2 Pusat Informasi Geopark Danau Toba benar-benar dapat memberikan manfaat bagi wisatawan yang berkunjung.
Begitu juga dengan kesiapan masing-masing Geo Area, yaitu Geo Area Porsea, Geo Area Haranggaol, Sibandang dan Geo Area Samosir harus benar-benar terus dikonservasi dan dikembangkan serta dilestarikan sehingga tetap memenuhi rekomendasi UNESCO.
Tentunya harapan Pastor Herman adalah harapan kita semua agar pendidikan bagi masyarakat setempat juga benar-benar dipacu dan dipicu agar bisa melestarikan Danau Toba dan menjaga keramah-tamahan terhadap semua tamu yang berkunjung.
Pastor juga sangat berharap agar sektor Pariwisata berkaitan erat dengan kelestarian budaya lokal, bukan pariwisata yang melenceng ke arah hiburan yang sensualitas, tetapi pariwisata yang menitikberatkan pada perkenalan nilai-nilai budaya Batak yang tinggi.Â
Memperkenalkan konsep budaya Habatahon Na Uli alias "Nilai-nilai Budaya Batak yang Tinggi," lebih mengutamakan soft tourism, nilai-nilai budaya yang beradab, bukan mengutamakan ekonomi, tapi harus dibarengi dengan nilai-nilai budaya.
Seirama juga dengan apa yang disampaikan oleh Bapak Bengkel Ginting, Dosen Fisip USU mengusulkan agar konsep materi dari Pak Indyo Pratomo dan Ibu Harini dapat diterima dan dikembangkan oleh semua Bupati, plus meminta agar Pemerintah Pusat juga memperhatikan sekitaran Danau Toba.