Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Membuat Lemang dan Meriam Bambu, Tradisi Lokal Menjelang Ramadan yang Mungkin Sulit Diulang Kembali

18 Mei 2020   22:10 Diperbarui: 18 Mei 2020   22:09 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membuat Lemang dan Main Meriam Bambu, Tradisi Jelang Ramadan Bakal Sulit Terulang Kembali. sumber: dokpri

Yang jika diterjemahkan begini: "Mak Rotua, kapan klean mau buat Lemang? Aku mau nitip klean buat setengah liter beras untuk kami ya!", ucap mamakku ke mamaknya si Rotua tetangga kami yang akan membuat Lemang menjelang Lebaran ini.

"Oh ia Akkang, marsogot ma mambaen, ale hurang bulu nami, tabuat ma bulumuna na di kobun balakkang i dah!", sahut inanguda lawan bicara mamak.

Jikalau diterjemahkan seperti ini: "Oh ia bisa Kak, rencana besok -- karena biasanya Lemang ini dibuat 3 atau 4 hari menjelang Lebaran. Tapi bambu kami kurang, kita ambillah bambu dari ladang Kakak yang dibelakang rumah ini yah?", ucap inanguda itu.

"oh bisa, suruhlah si Tombang biar pigi dia ama anakku ke ladang ambil bambu!", begitulah akhir pembicaraan.

Jadilah saya sama si Tombang pergi ke ladang yang sangat dekat, lima ratus meter di belakang rumah ambil bambu yang tumbuh di dekat sungai.

Bambu ini harus bambu pilihan, tidak asal ambil. Kita harus memilih bambu yang masih muda, bukan yang tua. Nah, yang tua juga boleh diambil tapi bukan untuk bahan pembuatan lemang, tetapi bahan untuk Meriam Bambu.

Setelah bambunya dibawa, maka langkah selanjutnya untuk membuat lemang itu, prosesnya cukup sulit, memakan waktu dan harus tahan banting, sehingga sekarang sudah jarang orang membuat Lemang, baik itu tradisi untuk Lebaran atau Tahun Baru.

Beras ketan dicuci sampai bersih, lalu direndam selama 4 jam, dicuci lagi hingga bersih kali dan ditiriskan. Kalau airnya sudah tiris, beras ketannya dicampur dengan garam dan santan, diaduk hingga rata dan sempurna, lalu disisihkan.

Ambil bambu yang sudah dipotong-potong, dibersihkan luar dan dalamnya, kemudian lubang bambu dilapisi dengan daun pisang, daun pisang dilebihkan di pucuknya. Caranya daun pisang digulung, dimasukkan ke dalam bambu menggunakan penjepit dari bambu.

Lalu beras ketannya tadi dimasukkan ke dalam bambu, tapi jangan sampai penuh ke atas, nanti kotor oleh abunya arang pembakaran lemang. Tutup lobang atas bambu dengan daun pisang agar kotoran atau debu tidak masuk. Lalu lemang siap untuk dibakar di atas arang api.

Nah, disini prosesnya yang lama dan harus ditungguin, kalau ditinggalin? Ya bisa gosong dan kita akan siap-siap kenak repetan mamak atau bos besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun