Di Berastagi kita akan mendapatkan keindahan lain. Di samping limpahan hasil bumi, pemandangan alam menjadi faktor yang membuat wisatawan lokal maupun mancanegara berkunjung ke kota sejuk ini.
Minum es cendol sambil berburu kuliner seperti bakso, chinese food, hingga makanan lokal seperti BPK, napinadar maupun nadiura menjadi pelipur rasa lapar usai mengitari Pajak Sambu dengan Medan Mall jadi ikonnya.
Lalu jangan lupakan juga bagaimana berburu buku-buku bekas harga terjangkau yang ada di titi gantung atau biasa disebut tigan. Tigan yang dulu dan kini masih berada di Jalan Kereta Api adalah kisah sukses dari orang-orang hebat, karena menjadi tempat para mahasiswa mencari buku-buku berkualitas harga murah. Bahkan, dari Aceh, Sumatera Barat, Padang, Pekanbaru datang ke tempat ini untuk mencari buku murah dengan kualitas bagus.
Bangga menjadi warga Sumatera Utara? Itu pasti! Rasa bangga saya wujudkan dengan segala cara. Mulai setamat SLTP (Sekolah Lanjutan Tingka Pertama), saya ingin mengabdikan diri menjadi pelayan imam di Sumut.
Namun, nasib berkata lain, setamat SLTA, saya kuliah di bidang komputer dan setamat kuliah, saya tidak tergiur untuk merantau ke Pulau Jawa seperti teman kebanyakan.
Saya mencoba mencari pekerjaan di ibukota Sumut. Kenapa?
Karena saya yakin akan sukses di Medan dan kata hati saya selalu berkata, "Sudah enak di sini, biaya hidup tidak terlalu mahal, sabar pasti ada jalan terbaik buatmu!".
Benar saja, tahun 2009 saya mencoba tes CPNS di Medan dan dinyatakan lulus, sehingga sampai sekarang, bahkan hingga menghabiskan waktu akan terus berkarya untuk Sumut.
Ada sejuta alasan tentunya maka saya sangat mencintai Sumut dan bangga menjadi bagian dari perjalanan panjang Sumut sebagai provinsi di Indonesia yang terletak di bagian utara Pulau Sumatra. Saya rangkum menjadi empat: