Tujuan pembangunan ibu kota baru Mesir itu jelas disebutkan Presiden untuk meringankan beban kepadatan penduduk kota Kairo yang saat ini telah mencapai 18 juta jiwa dengan infrastruktur yang sudah tidak memadai pula.
Bandingkan dengan Jakarta, dalam bayangan saya, keadaan di Kairo tidak jauh beda dengan yang dihadapi oleh Pemerintah di DKI Jakarta sekarang. Kepadatan, kemacetan, hingga pembangunan infrastruktur bagaimanapun hebatnya tidak akan mampu mengembalikan wajah DKI Jakarta menjadi ibu kota yang sesuai dengan idaman kita semua.
Jadi, daripada menghabiskan anggaran hingga mencapai 517 triliun rupiah seperti yang diusulkan oleh gubernur hasil pilihan 58 persen warga Jakarta yang mau di janjikan dengan janji-janji manis untuk membangun infrastruktur Jakarta?
Lebih baik memindahkan ibu kota negara ke daerah yang memang pas dan mampu merepresentasikan Indonesia yang beragam, berbudaya, Pancasila, dan tentunya mewujudkan pemerataan pembangunan di Indonesia. Â
Teka tekinya kemana ibu kota negara dipindahkan? Kalau menurut feeling saya sih akan berpindah ke tempat dimana Bung Karno di tahun 1957 merancang kota Palangkaraya sebagai Ibu Kota Negara Indonesia. Dan Pak Jokowi yang dipastikan akan memimpin di periode kedua, mewujudkan cita-cita Bung Karno tersebut. Kita lihat saja!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H