Pertimbangan beliau, karena Palangkaraya berada tepat di tengah-tengah Indonesia, pun dengan luasnya yang empat kali lebih luas dari Jakarta. Pemerintahan Jokowi pun sudah mempelajari kelayakan Palangkaraya sebagai ibu kota baru.
Daerah kedua yang jadi calon ibu kota negara, daerah Jonggol di Jawa Barat, dicalonkan Presiden Soeharto di tahun 1997. Kawasan Jonggol telah disiapkan sebagai ibu kota mandiri seluas 30 hektar.
Lalu, Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla, yang berasal dari Sulawesi Selatan, menyarankan untuk menempatkan ibu kota baru di pulau itu. Kalla mengesampingkan pulau Sumatra di sebelah timur Jakarta sebagai alternatif ibu kota baru, karena Sumatra berisiko tinggi terkena bencana alam.
Sementara Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menanggapi pemindahan ibu kota Indonesia dengan mengajukan kota kelahirannya, Madura, Jawa Timur. Ketika ditanya alasannya, Mahfud MD hanya berujar, "Ya karena saya orang Madura seneng kalau Madura jadi Ibu Kota Indonesia, gitu saja," ujarnya di kediaman BJ Habibie, Jalan Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (1/5/2019).
Bambang Brodjonegoro, Menteri PPN (Perencanaan Pembangunan Nasional) /Kepala Bappenas mengatakan bahwa ibu kota baru akan membutuhkan luas lahan hingga 40.000 hektar dan memiliki populasi antara 900.000 hingga 1,5 juta orang. Pun relokasi ibu kota bisa memakan waktu lima hingga 10 tahun. "Itu akan memakan waktu. Tanah yang tersedia harus bebas konflik dan diperoleh dengan persetujuan dari pemilik sebelumnya, sebelum pembangunan dapat dilakukan," tutur Bambang.
Ibu Kota Baru Impian Indonesia dan Mesir
Dengan disetujuinya pemindahan ibu kota negara di luar dari Pulau Jawa, mengindikasikan Indonesia melanjutkan tren ibu kota baru, baik itu di Asia Tenggara, maupun di dunia internasional.
Malaysia sudah memulainya, tahun 1999 resmi memindahkan pusat pemerintahannya ke Putrajaya. Namun, Gedung Parlemen dan pusat perekonomian tetap berada di Kuala Lumpur.
Lalu ada relokasi tiba-tiba ibu kota Myanmar dari Yangon ke Naypyidaw tahun 2006. Lalu terbaru, Mesir kini sedang menggebut proses pembangunan ibu kota negara baru mereka.
Ya, Mesir kini merajut impian untuk mendapatkan ibu kota baru pengganti Kairo. Walau namanya masih dirahasiakan, tetapi prosesnya terus berlanjut semenjak di restui oleh Presiden Abdel Fatah el-Sisi, Maret 2015. Inilah megaproyek paling ambisius Presiden Sisi yang diperkirakan menelan biaya 45 miliar dollar AS atau setara dengan 641,7 triliun rupiah.
Letak dari Ibu Kota Baru -- New Capital Mesir terletak sekitar 45 kilometer sebelah timur kota Kairo, Mesir. Di sana-sini terlihat kaplingan dengan papan bertuliskan "Di Sini Akan Dibangun Kompleks Kantor Kedutaan Besar", "Di Sini Akan Dibangun Kompleks Perkantoran", Di Sini Akan Dibangun Central Park", dan lain-lain. Hingga kini, kawasan pembangunan ibu kota baru Mesir itu masih disebut Ibu Kota Baru -- 'Asimah Al Jadidah.