Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Pemilu 2019 Dipuja di Luar Negeri, Berbuah Dilema di Negeri Sendiri

6 Mei 2019   07:13 Diperbarui: 6 Mei 2019   12:05 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Spanduk ajakan menjaga persatuan dan tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu yang belum jelas terpasang di Kemanggisan, Jakarta Barat, Jumat (3/5/2019). Spanduk seperti ini bertebaran di sejumlah titik untuk mengajak menjaga perdamaian pascapemilu serentak yang baru saja digelar. | Foto:KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Mungkin dengan lebih mengedepankan peranan teknologi, maka Pemilu 2024 akan lebih mudah dan simpel? Apa rakyat setuju tahun 2024 kita menggunakan sistem pemilu berbasis elektoronik dan komputer? Melihat kondisi, dimana banyaknya penyelenggara pemilu yang mengalami musibah, sudah seharusnya kita lebih mengedepankan sistem pemilu berbasis elektronik atau e-voting.

Memang harus kita akui, seperti yang diutarakan oleh Andrew Reynolds -- pakar pemilu internasional -- menyatakan sistem pemungutan suara yang konvensional di Indonesia merupakan yang paling transparan di dunia.

Tetapi pada kenyataannya, terlihat juga adanya kecurangan, dimana di beberapa video terlihat oknum-oknum dari pendukung capres dan cawapres serta calon legislatif menusuk kertas suara terlebih dahulu. Pun dengan kesalahan pengisian formulir C1, atau penggelembungan suara, merupakan kecurangan-kecurangan di Pilpres 2019 ini.

Jadi kita pilih mana? Tetap pada format Pemilu 2019 yang kembali diterapkan di Pemilu 2024? Atau kita lebih mengedepankan pemanfaatan teknologi -- e-voting -- untuk lebih memanusiakan para penyelenggara pemilu? 

Selamat jalan para pahlawan pemilu, jasamu tidak akan kami lupakan! Selamat bagi pemenang!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun