Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tips Mencerdaskan Generasi Penerus Bangsa

21 Juli 2018   22:53 Diperbarui: 21 Juli 2018   23:08 1176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak bangsa, adalah generasi tumbuh dan berkembang yang dipersiapkan untuk menjadi pemimpin Indonesia di masa akan datang. Mereka adalah titipan Yang Maha Kuasa untuk di didik oleh orangtua dan guru sehingga menjadi pribadi-pribadi Indonesia seutuhnya sesuai dengan cita-cita terdapat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan juga nilai-nilai Pancasila.

Orangtua memiliki peranan penting sebagai sosok-sosok unggul dalam mencerdaskan anak-anak yang kelak menjadi generasi penerus bangsa. Sebagai unsur penting dalam keluarga, orangtua adalah guru yang bertugas untuk mendidik anak-anak bangsa menjadi sumber daya manusia Indonesia yang cerdas berkarakter.

Ya, sekarang kita dihadapkan pada masalah dasar dalam mendidik anak. Dimana jika selama ini, peranan keluarga sebagai pendidik pertama dan utama terabaikan di tengah masyarakat kita dengan alasan kesibukan orangtua, baik karena desakan kebutuhan ekonomi, profesi, ataupun hobi sering menyebabkan kurang adanya interaksi dan kedekatan antara orangtua dengan anak, maka sekarang hal itu harus kita perbaiki.

Harus kita akui, untuk menghasilkan generasi penerus bangsa yang cerdas berkarakter, dibutuhkan kerja keras, keuletan, kesabaran dan kecerdasan orangtua dalam mendidik anak. Sudah banyak contoh dalam kehidupan bermasyarakat bahwa kenyataan, seorang sarjana contohnya selalu mendapat nilai A ternyata menjalani kehidupan biasa-biasa saja, sementara teman sekelasnya, yang mungkin secara akademis tidak berprestasi sebaik mereka, menjalani kehidupan yang lebih sejahtera, lebih bahagia dan lebih sehat.

Lantas mengapa demikian? Bagaimana kita menjamin agar anak-anak generasi penerus bangsa yang kita persiapkan mampu menembus masa depan cerah mereka? Jawabannya ternyata, kita harus mempersiapkan kecerdasan ganda yang tinggi dan berkarakter sebagai manusia Indonesia seutuhnya.

Cara Saya Kembangkan Kecerdasan Si Kecil

Dalam buku yang pernah saya baca berjudul "Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan", Dr. Howard Gardner mengusulkan dalam bukunya, Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences (1983), anak cerdas memiliki tujuh komponen yang melekat dalam dirinya, yaitu:

.(1) Kecerdasan Linguistik-Verbal, yaitu: kemampuan untuk menyusun pikiran dengan jelas dan mampu mengungkapkan apa yang dia pikirkan dengan kata-kata dan tulisan.

.(2) Kecerdasan Matematika-Logis, yaitu: kemampuan untuk menangani bilangan, perhitungan, pola, pemikiran logis, dan ilmiah. Hubungan antara matematika dan logika adalah keduanya secara ketat mengikuti hukum dasar. Sehingga dengan kecerdasan ini kita mengharapkan generasi yang mampu memainkan logika berpikirnya dalam menalarkan suatu peristiwa dan mengambil sikap yang bijak dalam menanggapinya.

.(3) Kecerdasan Visual-Spasial, yaitu: kecerdasan yang dimiliki oleh arsitek, insinyur mesin, seniman, fotografer, pilot, navigator, pemahat, dan penemu. Mereka memiliki kemampuan untuk melihat dengan tepat gambaran visual di sekitar mereka dan memperhatikan rincian kecil yang kebanyakan orang lain mungkin tidak perhatikan. Kecerdasan Visual-Spasial ini mutlak penting untuk menjadikan anak-anak kita mudah menyesuaikan diri dan berhasil.

.(4) Kecerdasan Irama Musik, yaitu: kemampuan menyimpan nada dalam benak, untuk mengingat irama itu dan secara emosional terpengaruh oleh musik. Fakta menyatakan bahwa bayi sejak kandungan yang disuguhi dengan irama musik prestasi belajarnya akan lebih meningkat dibandingkan dengan anak yang tidak pernah disuguhi dengan musik. Musik telah diperlihatkan secara langsung dan secara konsisten meningkatkan pemikiran matematis, khususnya keterampilan pemikiran abstrak, pada anak-anak.

.(5) Kecerdasan Kinestetika, yaitu: Kecerdasan memungkinkan kita manusia membangun hubungan penting antara pikiran dan tubuh, sehingga memungkinkan tubuh untuk memanipulasi objek dan menciptakan gerakan. Beberapa alasan mengapa kecerdasan Kinestetika sangat perlu: meningkatkan kemampuan psikomotorik, meningkatkan keterampilan sosial, membangun rasa percaya diri dan harga diri, meletakkan fondasi pada gaya hidup sporty (berolahraga), serta mampu meningkatkan kesehatan.

.(6) Kecerdasan Interpersonal, yaitu: Kemampuan berhubungan dengan orang-orang di sekitar kita. Kecerdasan ini bukan terlahir bersama orangtuanya, tetapi sesuatu yang dikembangkan lewat pembinaan dan pengajaran yang berkelanjutan, sama seperti kecerdasan lainnya.

.(7) Kecerdasan Intrapersonal, yaitu: Kecerdasan mengenai diri sendiri. Memahami diri sendiri dan bertanggung jawab atas diri sendiri. Kecerdasan ini yang sangat dibutuhkan agar Indonesia maju, bagaimana tidak? Orang-orang yang berkecerdasan interpersonal tinggi cenderung menjadi pemikir yang tercermin pada apa yang mereka lakukan dan terus-menerus melakukan penilaian-diri.

Nah, pertanyaannya? Apakah saya sudah menerapkan tujuh komponen ini pada anak kandung dan anak didik saya agar terwujud anak cerdas Indonesia? Bagaimana wujud nyatanya agar anak cerdas terwujud?

Menurut saya kata kuncinya: Menghidupkan kembali pendidikan keluarga. Ya, semua itu terwujud di dalam pendidikan keluarga dan juga di dalam ruang kelas belajar mereka.

Peran orangtua dan guru sangat vital untuk menghidupkan kembali anak cerdas dalam keluarga, sekolah untuk bergaul dengan masyarakat. Apalagi dengan maraknya pemaparan-pemaparan aksi-aksi radikalisme dan peredaran narkoba yang menyasar anak-anak sejak dari tingkat pendidikan dasar hingga menengah menjadikan kita harus bersatu untuk memberantasnya dengan pendidikan sejak dini.

Sebab, pendidikan dapat menjadi senjata lunak untuk memberikan daya tahan kuat agar anak-anak cerdas. Kecerdasan dalam menentang masuknya paham-paham radikalisme, pengetahuan untuk mengantisipasi godaan-godaan narkoba, penggunaan perangkat IT yang tidak bermanfaat dimulai dari keluarga dan ruang kelas belajar mereka.

Disiplin Diri adalah salah satu usaha mencerdaskan anak. sumber gambar: dokpri
Disiplin Diri adalah salah satu usaha mencerdaskan anak. sumber gambar: dokpri
Keluarga dan sekolah harus menjadi fondasi awal dari terwujudnya anak cerdas yang mampu menangkal segala ancaman baik terhadap dirinya maupun lingkungan sekitar. Pendidikan karakter yang ditunjukkan oleh orangtua dengan perbuatan, sikap dan tingkah laku tidak menyimpang dari norma-norma menjadi pembelajaran terbaik buat anak.

Sementara, dengan memperkuat pendidikan agama, karakter di lingkungan sekolah dengan memasukkan materi bahaya beredarnya paham radikalisme dan narkoba dalam setiap mata pelajaran yang terintegrasi, juga dengan meningkatkan materi pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi, maka diharapkan akan terwujud juga anak cerdas yang mampu menjaga diri dan memiliki solusi atas masalah yang dihadapi.

Inilah harapan dan cara yang saya lakukan untuk mengembangkan kecerdasan si kecil. Dimulai dari hal-hal kecil, pastinya kita dapat mewujudkan anak cerdas yang kelak menjadi generasi penerus bangsa ini.

#AnakCerdasItu #DukungCerdasnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun