Ya, pria berusia 51 tahun ini sangat percaya bahwa apa yang mereka capai tidak lepas dari doa dan kepasrahan kepada Yang Maha Kuasa, sehingga mereka bisa bermain lepas sebagai tim. Tidak seperti cara bermain anak-anak timnas U-19 yang main emosi, seakan-akan ingin jadi bintang, tidak terkoordinasi dan merasa lebih bagus dari Malaysia, sehingga kita kalah.
Ini seharusnya kita benahi dengan mencontoh apa yang diperbuat oleh Kroasia. "kami menaruh rasa hormat kepada pelatih", begitulah ungkapan Modric sebagai kunci sukses mereka melenggang ke final.
(3). Romantisme Pemimpin Negara Dalam Memberikan Semangat. Penghargaan tertinggi dari pemimpin negara adalah perhatian. Pak Jokowi tau betul itu, sehingga beliau sangat mendekatkan diri pada rakyatnya dan menghargai serta memberikan penghargaan bagi atlet berprestasi.
Namun, di sepakbola hal itu belum terwujud, karena timnas kita memang penangannya masih amburadul. Egoisme berlebihan, kepentingan diatas kepentingan serta dualisme kepemimpinan membuat persepakbolaan kita memang jalan ditempat.
Coba kita belajar pada gaya kepemimpinan dan pendekatan Kolinda Grabar-Kitarovic kepada para pemain-pemainnya yang suskes mempersembahkan final untuk negara kecil mereka. Presiden wanita pertama Kroasia ini memang tidak glamour, dia mirip dengan Pak Jokowi yang selalu naik pesawat kelas ekonomi.
Membaur dengan rakyatnya, dengan supporternya untuk memberikan dukungan dan duduk di VIP tanpa banyak gaya, yang terakhir tentunya menyambangi dan berbincang, memeluk satu per satu pemainnya serta memberikan semangat agar sukses hingga merengkuh gelar Piala Dunia 2018.
Dalam video beredar, presiden cantik tersebut tidak sungkan, tidak ada batasan antara dirinya yang presiden dengan pemain bola, walau tida wanita, tetapi tidak ada rasa malu, ya karena dengan romantisme tersebut akan mengalir kekuatan dan semangat baru untuk mengalahkan Perancis dan merengkuh gelar piala dunia untuk pertama kalinya.
So, mari kita lihat bagaimana akhir dari romantisme Kroasia di final. Jangan lupa sediakan Kacang Garuda, agar semakin nikmat nonton final, Romantisme versus Kecapatan, sebab? Jangan nonton bola tanpa Kacang Garuda! Semangat Timnas Indonesia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H