Setelah Bunisora mangkat, yang memegang tampuk pemerintahan adalah putra mahkota anak Lingga Bhuwana Wisesa, yaitu Niskala Wastukancana. Ketika tragedi Pasunda Bubat, usia Wastukancana baru 9 tahun dan merupakan satu-satunya ahli waris Kerajaan yang hidup, karena ketiga kakaknya meninggal di Bubat. Setelah cukup usia, Wastukancana dinobatkan menjadi raja ketika berusia 23 tahun.
Dia membuat Prasasti Kawali yang berjumlah 6 buah, berbunyi: "Inilah tanda bekas beliau yang mulia Prabu Raja Wastu (yang) berkuasa di Kota Kawali, yang memperindah kedaton Surawisesa, yang memperindah kedaton Surawisesa, yang membuat parit (di) sekeliling ibukota, yang memakmurkan seluruh desa. Semoga ada penerus yang melaksanakan berbuat kebajikan agar lama jaya di dunia. Janganlah dirintangi, janganlah diganggu, yang memotong akan hancur, yang menginjak akan roboh."
Sementara Bratalegawa setelah kembali ke leluhurnya, dia yang telah bergelar Haji Badaruddin al-Jawi mulai menyebarkan agama Islam (berdakwah) di Jawa Barat.
"Perbedaanlah yang Mempersatukan Kita, Mari Menghargai Perbedaan" Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H