Kesimpulannya? Yah semoga cerita ini mampu membantu si Rukun dan si Toler menebarkan virus mereka lewat media teknologi informasi dan komunikasi dan semoga para pembaca media ini yang katanya super-duper cerdas bisa semakin mengerti dan juga menyebarkan virus yang sama bagi teman-teman kita yang sudah mulai kehilangan sifat rukun dan toleran, sehingga mereka bisa bertobat dan kembali ke fitrahnya..he.he.he.
Kedua, jangan terlalu serius membacanya dan mempersoalkan siapa tuh si Boru Parujar, Batara Guru, Kayangan, Dewa Penjaga Bulan, Partonun Na Utusan, Banua Tonga, Burung Garuda, hingga si Rukun serta si Toler, karena nama-nama dalam cerita ini hanya rekaan semata dan yang terlintas di benak saya. Apabila ada terdapat kesamaan nama dan tempat, itu bukan hal yang disengaja, tetapi karena memang itu yang terlintas di benak saya..he.he.he.he.
Ketiga sekaligus yan terakhir, apabila ada yang merasa tersinggung, tersandung hingga mengakibatkan tersungkur, bahkan tergusur akibat cerita ini, saya pribadi memohon maaf yang sebesar-besarnya. Bukan maksud hati untuk seperti itu, tetapi memang seperti itulah agar kalian para anti toleransi dan anti kerukunan bisa insaf dan balik kanan kembali ke semula...he.he.he.he
Ingat, “Ikutlah denganku, maka kamu akan kujadikan manusia yang Rukun dan Toleran!!!”, begitulah pesan terakhir si Rukun dan Toler. Ayok mari yukkk....!!!
Salam hangat,
Mr. Oloan (KOMED)
Fb:https://www.facebook.com/agus.oloan
Twitt: OloanSRO
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H