Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Gerakan Nasional Non Tunai, Gerakan Revolusi Mental Mewujudkan Less Cash Society

26 November 2016   04:55 Diperbarui: 26 November 2016   05:31 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
COntoh instrumen Non Tunai yang sering digunakan di era kini. sumber: Dokpri

Selain itu perkembangan industri yang cepat dan memberikan kemudahan dalam berbagai instrumen non tunai seperti uang elektronik yang dapat ditemukan dalam bentuk kartu (chip based) maupun berbasis server dalam telepon genggam (server bases) bisa semakin memanjakan masyarakat usia produktif negara kita yang pengguna smartphone dan internet yang semakin hari semakin meningkat jumlahnya.

GNNT Sukses DI Luar Pulau Jawa, Jika ...

Di kota-kota besar pulau Jawa, pemanfaatan GNNT sudah gencar dilaksanakan dan manfaatnya sudah terasa, seperti elektronifikasi terhadap moda transportasi, retribusi parkir hingga penyaluran bantuan sosial secara non tunai kepada penerimanya. Namun di kota-kota besar lainnya di Indonesia seperti di Medan – kota terbesar di Indonesia setelah DKI Jakarta dan Surabaya – pemanfaatan GNNT atau mewujudkan LCS (Less Cash Society) masih jauh panggang dari api, kenapa? Karena promosi dan sarana penunjang LCS masih minim. Oleh karena itu tanggal 17 November 2016 bertepat di Auditorium USU, Bank Indonesia bersama dengan NET.TV dan Kompasiana mengadakan acara bertajuk BI goes to campus untuk mengsosialisasikan GNNT. Acara yang dihadiri ribuan mahasiswa, karyawan, blogger dan juga Kompasianer Medan (KOMED) ini mendapatkan pencerahan manfaat gerakan nasional non tunai dan harapan ke depannya bagaimana GNNT ini mampu meningkatkan perekonomian di Indonesia.

Ini terbukti dari banyaknya pertanyaan dari para mahasiswa apasih manfaat dari GNNT? Terjawab sudah, selain: (1) Praktis, karena hanya dengan satu kartu yang telah terisi sejumlah saldo, kita mampu bertransaksi sepuasnya, tidak ribet dengan membawa uang tunai yang banyak dan tentunya tinggal digesekkan saja ke mesin EDC (Electronic Data Capture) yang tersedia di toko-toko tempat kita belanja. Tentunya penyebaran kuman atau bakteri dari uang cash tentunya bisa teratasi. (2) Kemudahan dalam akses, dimana kapan saja dan dimana saja dengan adanya transaksi non tunai dengan memanfaatkan aplikasi yang ada di smarphone serta akses dengan chip no hp akan memberikan kemudahan dalam transaksi. (3) Transparansi transaksi, mendukung stabilitas keuangan, mudah mengontrol transaksi keuangan, mengurangi beban pajak, serta menyukseskan e-commerce (elektronic commerce) atau perdagangan elektronik.

Tentunya GNNT ini akan sukses di Medan dan juga daerah-daerah SUMUT lainnya apabila ketersediaan sarana dan prasarana pendukungnya lainnya dapat dibangun dan jangkauan akses internet dapat lebih terkoneksi semakin luas. Sangat asyik jika di kota Medan misalnya, apabila mengisi bahan bakar kendaraan di SPBU transaksi pembayarannya tinggal gesek ke mesin EDC atau mesin ATM berapa yang kita isi sehingga meminimalisir antrian yang panjang akibat waktu tersita ketika si operator mengembalikan uang kembalian si pembeli. Pun ketika di pasar-pasar tradisional, sebagai urat nadi pertumbuhan kota Medan tidak ada salahnya apabila sarana uang elektronik dikembangkan sehingga percepatan transaksi nontunai semakin cepat berkembang.

Bicara pengalaman transaksi non tunai, maka belanja online adalah salah satu contoh sederhana manfaat transaksi non tunai. Dimana kita tidak perlu repot-repot untuk datang ke pasar atau ke tempat penjualan barang yang kita inginkan, tetapi cukup dengan mengunjungi toko-toko online atau masuk ke web yang menyediakan jasa pelayanan yang kita inginkan, seperti: beli tiket pesawat online, pulsa, barang-barang elektronik atau kebutuhan sehari-hari bisa dengan online. 

Cukup dengan berselancar, ketemu, deal dengan harga dan melakukan transaksi dengan Kartu Kredit, ATM atau bayar setelah barang diterima. Walau terkesan masih rentan terkena banyaknya jebakan batman saat belanja online, namun semua bisa diatasi apabila kita benar-benar berhati-hati dan bertransaksi dengan situs-situs online terpercaya.

Slow but sure, itulah tentunya harapan akan perkembangan GNNT di masyarakat Indonesia. Pelan tapi pasti, gerakan nasional dari BI ini akan menyasar seluruh lapisan masyarakat Indonesia, mulai dari kalangan atas hingga kalangan bawah, mulai dari generasi tua hingga generasi muda. Sebagai bagian dari edukasi lanjutan, saran untuk Bank Indonesia membuat program ke sekolah Menengah Atas agar menyediakan sarana uang elektronik dan fasilitasnya sehingga saat melakukan transaksi, misalnya pembayaran uang sekolah atau saat jajan di kantin sekolah, menggunakan uang elektronik. Sehingga gerakan GNNT semakin tepat dan benar. Semoga!

By. Mr Oloan (KOMED). Twitter : @oloansro

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun