Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Penting, Revisi Aturan Skor bagi Tim yang Menang WO

30 Maret 2016   17:21 Diperbarui: 31 Maret 2016   07:04 1924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 

Contoh Kasus Nyata :

Beberapa hari yang lalu, Dispora di kota kami melakukan sebuah turmanen bertajuk Turnamen Antar Sekolah, yang mempertemukan delapan tim yang masuk delapan besar Liga Pendidikan Kota Medan tahun 2015 yang lalu. Turnamen lanjutan ini dibuat untuk menghargai perjuangan delapan tim yang masuk delapan besar turnamen LPI 2015 dan sekaligus memeriahkan Pekan Olahraga Kota Medan yang mempertandingkan delapan cabang olahraga, termasuk salah satu cabangnya sepakbola.

Singkat cerita dalam Tecnical Meeting, sekolah kami termasuk dalam grup maut, disana bercokol SMA Mulia juara III LPI 2015, SMA Pancabudi yang menghentikan langkah kami di babak delapan besar, dan salah satu sekolah undangan untuk menggantikan sekolah yang seharusnya masuk delapan besar, tapi tidak ikut dalam turnamen ini karena sesuatu hal. Sementara di grup lain, bercokol empat tim lain yang relatif tidak sengit persaingannya.

Jadwal pertandingan pertama, tanggal 20 Maret 2016 kemarin di Stadion Teladan Medan mempertemukan Grup A, SMA Al Azhar kontra SMA Pancabudi, dan SMA N 13 Medan kontra SMA Mulia di pertandingan kedua. Pertandingan tersebut, SMA Pancabudi tidak mengalami kendala, mampu mencukur SMA Al Azhar 4 – 0, sementara SMA N 13 Medan dikalahkan oleh SMA Mulia dengan skor 0 – 1. Memang dari segi permainan, walau bukan label sekolah atlet SMA N 13 mampu mengimbangi permainan SMA Mulia yang semua pemainnya adalah atlet PPLP Kota Medan semua, gol yang tercipta juga karena kesalahan wasit dan hakim garis yang tidak melihat perangkap off-side yang diterapkan oleh pemain SMA N 13, sehingga pemain mulia tinggal berhadapan dengan kiper. Bukti dari benar adanya off-side kala pemain depan SMA Mulia sebentar berhenti, karena merasa off-side, tapi karena tidak ada peluit, si pemain terus menggiring bola dan menceploskan si kulit bundar setelah mengelabui kiper SMA N 13 yang terlambat menutup gerak si pemain SMA Mulia.

Pertandingan kedua kembali dilangsungkan di Stadion Teladan pada hari Selasa, 22 Maret 2016, mempertemukan SMA N 13 Medan kontra SMA Al Azhar, dan SMA Mulia kontra Pancabudi. Bermain di pertandingan kedua, secara mengejutkan SMA Al Azhar tidak datang ke lapangan pertandingan sampai dengan batas waktu yang ditentukan alias WO (Walking Out), sehingga otomatis kemenangan diberikan kepada SMA N 13 dengan tiga point dan skornya 3 – 0 sesuai dengan peraturan yang ada. Dipertandingan lain, SMA Mulia seperti prediksi mampu mengalahkan SMA Pancabudi juga dengan skor 1 – 0 untuk kemenangan Mulia, sehingga komposisi klasemen, SMA Mulia 6 poin, SMA Pancabudi 3 point dengan memasukkan 4 gol, kemasukan 1 gol, sementara SMA N 13 juga 3 point dengan memasukkan 3 gol hasil WO dan kemasukan 1 gol.

Di pertandingan terakhir penyisihan grup, SMA N 13 kontra SMA Pancabudi. Seperti prediksi, pertandingan ini berlangsung keras dan seru, mengingat dalam pertandingan babak delapan besar LPI 2015, SMA N 13 mampu bermain imbang dan kalah dalam adu tendangan penalty. Namun lagi-lagi dewi fortuna tidak memihak kedua tim, sehingga pertandingan berakhir imbang 0 – 0 alias kacamata, sehingga yang lolos ke semifinal SMA Mulia dan pancabudi sesuai dengan peraturan.

Dasar Pemikiran Mengubah Aturan Besar Skor WO

Sungguh menyakitkan tersisih dengan cara yang tidak fair-play, sementara dalam sepakbola kita mengutamakan prinsip bermain dengan baik dan jujur, walau hasilnya menyakitkan, itulah drama sepakbola. Hitung-hitungan matematis untuk mendapatkan poin dari setiap laga terkadang memang tidak sesuai dengan kenyataan, seperti yang kami alami akibat WO-nya salah satu kontestan mengakibatkan pertandingan tidak fair lagi karena kami sudah bertekad memenangkan pertandingan dengan skor diatas empat gol, tetapi faktanya tidak karena lawan memilih WO.

Seharusnya aturan berapa skor yang harus diberikan kepada tim yang menang WO diberikan lebih dari tiga kosong, kenapa?

Pertama, sepakbola sudah mengalami perubahan yang cepat juga seharusnya diikuti dengan perubahan aturan yang saling menguntungkan. Di era sepakbola modern, dimana sepakbola menjadi olahraga yang paling diminati di seantero dunia, tidak terkecuali di Indonesia telah ber-evolusi menjadi pertandingan yang sangat menarik untuk dimainkan. Di era kekinian dalam pertandingan sepakbola semua pemain, sebelas pemain mempunyai peluang yang sama untuk mencetak gol. Semua pemain dari semua posisi sudah dituntut  untuk mampu mencetak gol ke gawang lawan, juga harus mampu mempertahankan gawangnya dari kebobolan, itulah tujuan bermain bola. Jika zaman sebelum era sepakbola modern, ada pameo pemain belakang tidak boleh mencetak gol, mencetak gol adalah tugas penyerang, sehingga terjadi kekakuan dalam bermain sepakbola. Namun, setelah Belanda eranya Rinus Michels, yang ditransformasikan oleh mendiang Johan Cruyff, dkk di Timnas maupun di klub Ajax Amsterdam dengan konsep Total Football-nya, telah mengubah tujuan bermain sepakbola menjadi lebih menarik, indah, dan gaya serta trik bermain yang lebih dramatis, enak ditonton.

Kita tentu masih ingat bagaimana diera sepakbola modern seorang yang berposisi kiper sudah biasa mencetak gol, bahkan gol yang dia cetak ke gawang lawan melebihi koleksi gol seorang penyerang. Sebut saja Rogerio Mucke Ceni yang telah mencetak 100 gol selama aktif sebagai pemain. Koleksi 45 gol dari penalti dan 55 gol dari tendangan bebas menobatkan kiper asal Brasil ini menjadi kiper yang mampu mencetak gol terbanyak, disamping mengawal gawangnya dari kebobolan. Begitu juga dengan Jose Luis Chilavert dengan 62 gol, rincian 45 gol lewat penalti dan 17 gol dari tendangan bebas juga menjadikan kiper nyentrik asal Paraguay ini menambah makin serunya menonton sepak bola. Teranyar, kiper West Ham ikut-ikutan mencetak satu gol indah saat klubnya melakukan pertandingan persahabatan dengan West Ham All Stars. Adrian menggiring bola dari gawangnya sendiri hingga ke kotak penalti lawan, dan mengakhiri dengan sepakan keras ke gawang David James yang memastikan kemenangan West Ham United.

Jauh sebelum era kekinian, di era 80 sampai 90-an ada kiper sekelas Rene Higuita dan Jorge Campos yang mampu mencetak lebih dari 40 gol selama berkarir sebagai penjaga gawang.

Beralih ke posisi Back, kita tentu masih ingat bagaimana proses terciptanya gol indah Roberto Carlos ke gawang Perancis di Tour de France 1997. Tendangan pisang melengkung indah menusuk tajam ke gawang kiper berkepala plontos Fabian Barthez, tanpa dapat dihalau adalah gol indah sepanjang masa yang tidak dapat dilupakan dengan mudah. Roberto Carlos adalah salah satu pemain belakang yang sangat rajin melakukan over lapping dan mencetak gol. Tercatat 112 gol dia cetak selama menjadi pemain. Jauh diatas dia, ada Ronald Koeman, Daniel Pasarella, Fernando Hierro, hingga Steve Bruce. Era kekinian ada nama Sergio Ramos diperingkat atas posisi back yang masih aktif mencetak gol.

Intinya, semua pemain di era kekinian mampu menjadi pencetak gol ke gawang lawan, sehingga sangat afdol rasanya jika peraturan skor kemenangan untuk tim yang menang WO, diberikan lebih dari tiga gol.

Kedua, setelah saya googling di Internet ternyata tidak ada peraturan FIFA yang abadi selamanya, artinya peraturan FIFA itu dapat diubah setiap tahunnya.

Nah, oleh karena itu untuk lebih memperberat sanksi bagi tim yang WO (Walk Out), maka skor yang diberikan adalah 5-0, dan di denda seberat-beratnya. Saya tertarik ketika googling, saya menemukan Peraturan Pertandingan Pekan Olahraga BUMN tahun 2011, dimana dalam peraturannya berbunyi seperti ini, “Toleransi waktu yang diberikan untuk menunggu peserta pertandingan adalah hanya 15 menit dari jam jadwal pertandingan yang telah ditentukan (15 menit setelah pluit tanda pertandingan dimulai) dan apabila tim tidak lengkap (minimal 9 orang) maka tim tersebut dinyatakan kalah WO (5-0)”. Yang menjadikan dasar saya makin kuat dalam menuliskan artikel ini agar PSSI atau Badan Sepakbola Indonesia membawa isu penambahan skor bagi tim yang menang WO dengan skor 5-0.

Sehingga nantinya, peraturan penambahan skor ini sah dan digunakan di zona UEFA, CONCACAF, CONMEBOL, CAF, dan AFC. Apalagi, sebentar lagi kita akan disuguhkan oleh Piala Eropa yang dibayang-bayangi rasa takut akibat teror bom di mana-mana. Memang kita tidak berharap terjadi sesuatu saat perhelatan akbar ini akan dihelat di Perancis, namun mengantisipasi adalah sesuatu yang perlu diberlakukan mulai dari sekarang, sehingga keamanan dan kenyamanan saat Piala Eropa berlangsung dapat benar-benar terjadi. Adanya Piala Eropa yang tidak takut akan teror. Semoga !        

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun