Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Guru TIK Se-Indonesia Berkumpul dan Sharing di Makassar

26 Desember 2015   23:11 Diperbarui: 27 Desember 2015   08:36 1014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Guru TIK perwakilan Sumut berfoto bersama dengan Ketua Fgtikknas, Semoga jadi kenyataan mimpi GUru TIK"][/caption]Sharing, adalah kata yang tepat untuk membicarakan masa depan Mata Pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) di dunia pendidikan tanah air. Keberadaan mata pelajaran yang telah melahirkan jutaan rakyat Indonesia yang tidak melek IT menjadi melek IT ini, telah mengalami pergeseran yang mengakibatkan kegalauan di kalangan guru-guru TIK se-Indonesia. Bagaimana tidak? Dalam Kurtilas tiba-tiba saja matpel TIK dihilangkan dan diintegrasikan kepada semua mata pelajaran, emang sudah sudah siap? Karena kenyataannya di lapangan Guru sebagai ujung tombak yang memanfaatkan perangkat TIK dalam mengadakan pembelajaran ternyata belum sanggup mengemban tugas sebagai fasilitator transfer knowledge dari Guru ke Murid. Guru masih gagap teknologi dalam proses pembelajaran, sehingga yang terjadi metode pembelajaran hanya begitu-begitu saja.

Bergeser pada aplikasi penilaian, sistem penilaian yang berubah kembali membuat guru tidak hanya kebingungan, juga kewalahan dalam pengolahan nilai yang mengharuskan menggunakan perangkat TIK untuk mengolah sistem penilaian Kurtilas yang ribet.

Nah, yang dipermasalahkan oleh Guru-Guru TIK se-Indonesia bukanlah kurikulumnya, tetapi kebijakan yang ada di kurikulum tersebut yang mengintegrasikan Matpel TIK, dan memberikan pilihan mengajar Prakarya? Bimbingan TIK? Dan sebagainya yang membingungkan. Beruntung, pak Menteri dari kabinet Kerja Pak Jokowi, Pak Anies Baswedan memberikan pilihan untuk kembali ke KTSP bagi sekolah yang masih menjalankan Kurtilas satu semester, dan lanjut Kurtilas bagi sekolah yang sudah menjalankannya tiga semester, menunggu revisi Kurtilas yang melegakan sebahagian guru TIK se-Indonesia.

Berkah Kesempatan Workshop di Makassar

Melihat dinamika diatas dan ketidaksetujuan atas perubahan yang tiba-tiba itu, saya sering menuliskan pentingnya Mata Pelajaran yang sangat diminati ini agar tetap eksis dan lebih diperbaiki kurikulumnya, bukannya dimatikan dengan dalil yang kurang pas, semacam: änak-anak sudah pandai menggunakan komputer, sudah ada les, dibutuhkan biaya untuk membangun laboratorium komputer, dan lain-lain. Sementara di negara lain, TIK diajarkan lebih beragam, lebih dipetakan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak, dan program TIK yang akan diajarkan sudah berjenjang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa untuk menyerap pelajaran TIK yang akan diajarkan, belum lagi sarana-prasarana yang memadai yang menunjang pembelajaran TIK dapat berlangsung baik secara online maupun offline, jarak jauh maupun jarak dekat. Atas dasar itulah, maka LPPPTK KPTK Gowa perlu melaksanakan sebuah Workshop Guru TIK se-Indonesia.

Benar saja, harapan agar Guru-guru TIK se-Indonesia bersatu dan duduk bersama untuk berdiskusi, terwujud juga. Workshop Guru TIK se-Indonesia yang diinisiasi oleh pengurus FGTIKKNAS (Mas Firman Oktora, dkk), dan difasilitasi oleh Bapak Dr. H. Rusdi, M. Pd, Kepala Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Bidang Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi Gowa, yang saking panjangnya, membuat lidah peserta, fasilitator, hingga narasumber dalam pengucapan sering keseleo, sehingga disingkatlah menjadi LP3TK KPTK Gowa yang berlangsung di Hotel Singgasana, Makassar dari tanggal 21 – 23 Desember 2015. Terimakasih buat Pak Rusdi (Kepala LP3TK KPTK) yang didaulat oleh peserta Workshop menjadi Bapak Guru TIK se-Indonesia, karena telah menyediakan semua fasilitas sehingga terselenggaralah acara ini.

Adalah suatu berkah ketika nama saya berada diantara para peserta, tidak pernah membayangkan akan berada di Makassar, kota indah dibagian timur Indonesia yang terkenal dengan wisata kulinernya, hingga pantai Losari, juga budayanya yang tidak jauh beda dengan Sumatera. Bersama dengan perwakilan dari Galang, Batubara dan Tebing Tinggi, berangkatlah kami dari Kualanamu Internasional Air Port dengan menggunakan pesawat Garuda Air Lines, menuju Bandara Hasanuddin, Makassar. Check in di Hotel Singgasana, setelah itu, maka kamipun siap mengikuti setiap acara Workshop dengan baik.

Hari Pertama

[caption caption="Setelah Selesai Pemaparan dari Narasumber, foto bersama untuk kenang-kenangan"]

[/caption]Sebenarnya apa sih tema dan tujuan dari Worskhop ini? Ini adalah pertemuan dalam rangka peningkatan Kompetensi Guru TIK se-Indonesia, juga untuk menyusun program Guru TIK, penyusunan rumusan kompetensi dan materi TIK, pengembangan inovasi TIK untuk pendidikan, serta uji keterbacaan penilaian kinerja Guru TIK. Dengan tema “Penyusunan Program dan Pengembangan Modul Bagi Guru TIK “, diklat ini dibuka resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, yang diwakili oleh Sekretaris Dinas, Bapak Drs. Salam Soba, M. Pd. Beliau banyak bercerita besarnya peluang Guru TIK dalam mengikuti perkembagan Teknolog Informasi dan Komunikasi. Sebagai contoh, adanya perubahan sistem ujian dari manual menjadi ujian CBT (Computer Based Test) yang sangat memerlukan peranan Guru TIK. Beliau sangat berharap kegiatan ini dapat menghasilkan sesuatu yang terbaik bagi Guru TIK se-Indonesia ke depannya.

Pun dengan penjelasan pak Mahmud Junaedi tentang peranan LP3TK KPTK dalam peningkatan kompetensi Guru TIK se-Indonesia. Paparan dari pak Adri tentang manfaat program dari CISCO dalam dunia pendidikan menjadi akhir dari hari pertama Workshop.

Hari Kedua

Hari kedua lebih menarik, karena Pak Timbul Pardede perwakilan dari SEAMOLEC (sebuah institusi yang bernaung dibawah Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) atau Organisasi Menteri-Menteri Pendidikan se Asia Tenggara yang bertanggung jawab untuk mengembangkan Pendidikan Terbuka dan Pendidikan Jarak Jauh di Asia Tenggara) memberikan materinya dan mengajak para peserta untuk bisa bekerja sama dengan pihak Seamolec yang akan memfasilitasi beberapa program unggulan dari Seamolec antara lain Sea Digital Class, respon dari Guru TIK peserta workshop sangat luar biasa dengan banyaknya pertanyaan yang terlontar untuk mendapatkan kejelasan lebih lanjut tentang program –program dari Seamolec.

Setelah pak Timbul beraksi, dilanjutkan oleh pak Sarjani dari PUSTEKKOM (yang merupakan ayah dari SEAMOLEC) membawakan topik “Membangun Pembelajaran Yang Kreatif dan Innovatif berbasis TIK”, beliau mengajukan tantangan untuk para Guru TIK di seluruh Indonesia untuk mengisi konten di Rumah Belajar dengan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif, dan berharap agar Guru TIK di Indonesia lebih fokus pada pengembangan kreativitas dan inovasi pembelajaran, ketimbang mengeributkan persoalan-persoalan yang sebenarnya telah dipikirkan oleh Pemerintah jalan keluarnya.

[caption caption="Proses kerja kelompok dalam penyusunan program kerja Guru TIK se indonesia"]

[/caption]Kesempatan Berkenalan Dengan Pengurus FGTIKKNAS

Berkah menulis memang tidak terduga, pengalaman menulis di Kompasiana, akhirnya bisa ketemu dengan pak Purwanto, wakil ketua Federasi Guru-Guru TIK dan KKPI ini, juga berkesempatan untuk mendengarkan paparan dari Ketua Federasi, mas Firman Oktora. “Opportunities, Innovation, Art of Execution, Technology Value adalah 4 (empat) prinsip utama dalam berorganisasi. Dengan tema, “Peran organisasi profesi dalam meminimalisasi disparitas kompetensi guru TIK”, mas Firman mengajak kepada guru TIK agar membangun organisasi profesi yang cerdas, bermoral, aktif, dan kreatif sehingga bisa menjadi organisasi yang dapat memberikan manfaat untuk pengembangan kompetensi dari para anggotanya, bukan menjadi alat untuk saling menyerang, menjatuhkan, bahkan membully anggota maupun pihak lain yang beda pendapat. Guru TIK se-Indonesia seharusnya bisa lebih kompak, lebih sabar, lebih menggunakan hati dan pikiran yang jernih untuk menyuarakan hak-haknya, dan menyikapi keadaan oleh karena kebijakan Pemerintah.

Karena pada dasarnya, perubahan Kurikulum merupakan suatu keniscayaan, oleh karena itu diperlukan Guru TIK yang memiliki wawasan terbuka dan positif. Pergeseran paradigma Guru sebagai ujung tombak pembelajaran, menjadikan posisi Guru TIK semakin krusial dalam penerapan kurikulum di abad 21 ini. Percepatan penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk menghadapi era MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), tidaklah lepas dari konsep pendidikan yang ditawarkan oleh Pemerintah.

Program Kerja Guru TIK Tahun 2016

Untuk mendukung program Pemerintah dalam mengupayakan terbangunnya lingkungan ber-TIK di sekolah, karena sesuai dengan Permendikbud nomor 68 tahun 2014 tentang peran guru TIK dalam implementasi Kurtilas, yang mana terdapat proses pergeseran guru TIK yang semula hanya menjadi tenaga pengajar, kini lebih menjadi fasilitator yang membimbing peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan dalam memanfaatkan TIK untuk pembelajaran.

Maka, kami dibagi menjadi 4 (empat) kelompok untuk ikut terlibat dalam merumuskan dan membahas empat goal atau tujuan utama dari Workshop Guru TIK se-Indonesia ini, yaitu : (I) Program Kerja guru TIK, (II) Penyusunan Kompetensi TIK, (III) Innovasi IT, dan (IV) Rancangan Buku Guru TIK. Kebetulan saya ada di kelompok terakhir yang membahas Rancangan Buku TIK, disini terjadi perdebatan sengit dalam menentukan seperti apa nantinya buku pedoman TIK untuk guru dalam melaksanakan pembelajaran, baik itu untuk Guru TIK maupun untuk guru mata pelajaran lain. Tidak hanya di kelompok saya, di kelompok lain juga terjadi perdebatan yang menjadikan suasana kelompok riuh. Sayapun mengambil kesimpulan apabila memang Guru-Guru TIK itu adalah guru yang kritis, tidak sungkan dalam mengeluarkan pendapat mereka, genius, maka tidak salah apabila banyak jadinya guru-guru TIK berseberangan, karena tidak sependapat, dan saya maklum apabila sekarang begitu banyak organisasi-organisasi TIK bermunculan untuk menyuarakan pendapat mereka, karena berbeda pemikiran dalam menyikapi apa yang terjadi akibat Permendikbud nomor 68 tahun 2014.

Kerja kelompok yang alot dimulai dari pukul 13.00 WITA, akhirnya selesai dirumuskan hingga waktunya makan malam, pukul 19.00 WITA dan akan dipresentasikan setelah selesai jam makan malam dalam Rapat Pleno. Dimulai dari kelompok I, yang menimbulkan banyak perdebatan yang memanas antara para peserta yang menandakan bahwa mereka peduli dengan Perkembangan TIK ke arah yang lebih baik. Rata-rata setiap presentasi, banyak yang bertanya, menandakan tingginya semangat dari para peserta membuat kegiatan Workshop hari ke-2 berakhir pada pukul 22:15 WITA. Semoga semangat dan antusias yang ditunjukkan peserta bisa memberikan sebuah hasil yang terbaik untuk Guru TIK dan pendidikan di Indonesia.

Hari Terakhir

Hari terakhir diisi dengan penyerahan hasil penyusunan program Kerja Guru TIK se-Indonesia yang telah disusun dan dipresentsikan kepada ibu Dr. Dian Wahyuni, dari Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud, setelah beliau memberikan presentasi dan penguatan kepada Guru TIK yang hadir, bahwa Direktorat yang beliau pimpin akan terus mengusahakan yang terbaik bagi dunia pendidikan, khususnya posisi Guru TIK dalam Kurikulum Nasional. Tidak henti-hentinya beliua meminta Doa dan Dukungan agar TIK kembali mendapat tempat yang terbaik dalam kurikulum nantinya.

Setelah presentasi dari beliau, acara kembali dilanjutkan dengan penghargaan kepada salah seorang peserta yang mengabdi di pulau terpencil dan terdalam yang ada di tanah air, yaitu ibu Soraya yang menjadi honor di pulau salius besar kec.liukung tanggawa kab.pangkep, Sulawesi Selatan. Apabila di lihat dari peta geografisnya, berada diantara pulau Jawa dan pulau Kalimantan, hanya boleh dicapai dengan menggunakan transport laut, ibu Soraya bercerita dia bisa sampai ke Makassar dengan berbekal tabungan hasil honor mengajar yang hanya Rp. 300.000 per bulan yang boleh diambil 1x6 bulan selama 1 tahun untuk dapat mengikuti UKG Online di LPPPTK KPTK Gowa. Setelah UKG, dia tidak bisa pulang, disamping karena tidak punya uang untuk ongkos pulang, juga karena tidak adanya transportasi ke tempatnya mengajar (karena kapal 1x2 bulan) barua ada yang berlayar ke Pulau Salius.

[caption caption="Pak Purwanto menyerahkan hasil diskusi kelompok Program Kerja Guru TIK ke perwakilan dari Direktorat Jenderal Tenaga Kependidikan Kemdikbud"]

[/caption]Rasa Saling Memiliki Membantu Sesama

Dengan semangat gotong royong dan rasa kebersamaan yang tinggi, pengurus FGTIKKNAS pun menginisiasi penggalangan dana untuk membantu ibu Soraya. Tidak hanya untuk ongkos, juga donasi dari para peserta nantinya untuk membangun perpustakaan di sekolah tempat ibu Soraya mengabdi. Jadilah terkumpul dana sebesar Lima Juta Rupiah (5 juta) lebih yang diberikan langsung kepada ibu Soraya sebagai wujud dukungan agar beliau lebih semangat mengabdi dalam memuliakan anak-anak pedalaman, anak-anak pulau yang ingin merdeka dengan belajar dan menjadi orang yang lebih berpendidikan.

[caption caption="Ibu Soraya Diberikan kesempatan untuk membagikan pengalamannya mengajar di pulau terdalam NKRI"]

[/caption]Nah, begitu banyak pengalam berharga yang kami dapat dari LP3TK KPTK TIK yang telah menjadi wadah dan menaungi Guru TIK se-Indonesia, yang belum dapat saya tuliskan disini. Bersyukur dapat mengenal Lembaga Pendidikan ini yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk berkunjung ke Makassar, kota yang dianggap orang masih kota yang rawan, berkonflik, ternyata tidak. Pengalaman empat (4) hari di Kota Makassar, adalah kota yang aman, tenang, religius, multietnis, ramah dan tentunya indah.

Disamping dapat merasakan udara Makassar, kami bisa merasakan becak Makassar yang unik, wisata kuliner yang unik juga, salah satu makanan yang baru di lidah adalah Mi TI-TI, juga pantai Losari yang mempesona. Semoga kami Guru TIK kembali dapat berkumpul disana untuk membahas program kerja, maupun mendapatkan pelatihan-pelatihan dalam mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang akan diterapkan dalam mewujudkan Indonesia negara yang maju karena mampu menciptakan dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk kemajuan bangsa. Semoga...!!!

Medan, 26 Desember 2015

Sumber : www.fgtikknas.or.id

[caption caption="Bapak Guru TIK se-Indonesia, pak Dr. H. Rusdi, M. Pd, berfoto bersama dengan Guru TIK se Sumut yang hadir di Makassar, semoga ada kesempatan lain untuk berjumpa Pak..."]

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun