Karya diperoleh dari hasil latihan dan banyak melihat referensi, ujarnya. Menuangkan imajinasi ke dalam bentuk produk nyata, jangan disimpan di memori itak saja, itulah pesan beliau. Be your self!, jagan menjadi penciplak, karena ini akan mempengaruhi brand diri sendiri, dalam membuat konten gunakanlah berbagai referensi, tapi jangan ditiru 100% tapi modifikasilah atau diracik ulang. Seperti yang dia perbuat dengan meracik berbagai logo-logo yang terkesan jadul, sederhana menjadi lebih menarik dan hidup.
Mas Wahyu menceritakan bagaimana perjuangannya hingga bisa sekarang, mulai dari SD yang duduk paling belakang, kerjaannya hanya menggambar dan menggambar, beranjak SMA dia mencoba me-redesain baju olahraga sekolahnya yang kelihatan jadul, sukses hingga diberikan kewenangan untuk mendesain ruangan kelasnya sendiri dengan gambar alien, hingga sekolahnya mendapat predikat paling beken dan gaul se kota Malang berkat desain mas Wahyu.
Untuk menampung aspirasi, inspirasi dan memperkenalkan content marketing desain grafis, mas Wahyu mengenalkan Kementerian Desain Republik Indonesia Belum/Tidak Syah (KDRI) dengan tujuan menyebarkan semangat Desain Indonesia ke seluruh dunia dengan karya-karya yang bernilai tinggi. KDRI mencoba mendesain ulang logo hari kemerdekaan dan logo-logo Pemerintahan dan diunggah me medsos yang lebih dapat diterima oleh masyarakat luas. Juga yang tidak kalah mengejutkan adalah langkah untuk menampung desain-desain dan membuat sejumlah komunitas desain serta mengadakan lomba mendesain, yang salah satunya adalah logo Jakarta Fair.
Pemateri dari JNE
Materi akhir dibawakan oleh Bapak Andre Vincent Wenas selaku Direksi JNE bercerita tentang potensi bisnis online yang peluangnya masih terbuka lebar, oleh karena itu untuk memenuhi atensi tinggi ini maka JNE hadir sebagai solusi terbaik dari masalah pengiriman barang ketika transaksi jual-beli Online telah disepakati.
Istilah E-commerce yang sudah sering kita dengar bahkan sering saya ajarkan kepada siswa saya, adalah membeli dan menjual produk-produk secara elektronik oleh produsen (baik perorangan maupun perusahaan) kepada konsumen dengan komputer dan internet sebagai perantara transaksi bisnis tanpa harus bertatap muka, sehingga kepercayaan sangat dibutuhkan dalam proses E-commerce ini. Jasa kurir seperti JNE dan E-Commerce merupakan bisnis yang potensial 87,2% dan kehadiran JNE diharapkan dapat membangkitkan gairah UKM dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean).
Jujur saja, ketika pak Vincent bertanya apa kepanjangan JNE, sayapun langsung tersadar, kenapa tidak search apa kepanjangannya? Sontak saja, tidak ada pengunjung yang tau. Wah merasa berdosa nih. Ternyata JNE itu bukan singkatan dari bahasa asing, tetapi Indonesia tulen. JNE = Jalur Nugraha Ekakulir, dengan slogan, hadir untuk memudahkan pengiriman dan mendekatkan jarak yang jauh. Needs, search, consider, buy, delivery, dan customer lewat JNE aja.