Mohon tunggu...
Agustine Ranterapa
Agustine Ranterapa Mohon Tunggu... Guru - Guru

Aku seorang Guru SD. Tidak ada keajaiban dalam pekerjaanku. Aku tidak pernah berjalan diatas air dan aku juga tidak mampu membela lautan. Tetapi yang aku tahu, aku adalah seorang pemimpin pembelajaran yang mencintai anak-anak didikku. Karena menurutku seni tertinggi seorang guru adalah bagaimana ia menciptkan kegembiraan dalam ekspresi kreatif dan pengetahuan". Alhamdulillaah ditakdirkan menjadi seorang guru.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan di Bulan Mei

2 Mei 2024   13:57 Diperbarui: 2 Mei 2024   14:03 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://twitter.com/ahmed3zzo1

HUJAN DI BULAN MEY

 

Tetes air hujan di bulan Mei ini begitu setia,

Menemani pilu di hati yang sepi.

Membawa kembali kenangan kelam,

Masa lalu yang kelabu, penuh air mata nan sendu.

 

Suara gemuruh guruh menggelegar,

Seolah meneriakkan luka yang samar.

Bayangan masa lalu terlukis jelas,

Wajah-wajah yang telah tiada, senyum yang telah sirna.

 

Hujan semakin deras mendetoksifikasi bumi,

Membawa rasa dingin menusuk ke dalam hati.

Setiap tetes air hujan, bagaikan air mata duka,

Menenggelamkan jiwa dalam lautan nestapa.

 

Kenangan masa lalu bagaikan mimpi buruk,

Masih terngiang jelas di telinga dan di kepala.

Tawa dan canda yang telah hilang,

Tinggal kepedihan yang tak kunjung raib.

 

Hujan mulai reda, menyisakan genangan air di tanah,

Seolah mencerminkan air mata dan hati yang masih luka.

Meski terus mengumpulkan seribu asa dibalik kesedihan ini,

Tersimpan secercah harapan yang tak ingin padam.

 

Hujan dan kenangan memanglah menyedihkan,

Namun ia juga membawa pelajaran berharga.

Bahwa hidup ini penuh dengan suka dan duka,

Dan kita harus belajar untuk bangkit dari keterpurukan.

 

Semoga suatu saat nanti,

Hujan tak lagi membawa kenangan kelam.

Tetapi membawa kebahagiaan dan keceriaan,

Yang mampu menghapus semua air mata duka di dalam hati.

 

Dear Mei...

Hujan selalu punya alasan untuk jatuh

Tetapi aku sudah tak lagi menunggunya reda

Aku sudah melepaskan payung dan menikmati hujannya...

 

Allaahumma shayyiban naafi'aan...

#DalamRuangRindu ||| EdelweysF02052024

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun