Mohon tunggu...
Agus Subali
Agus Subali Mohon Tunggu... Guru - Penikmat keheningan.

Belajar Untuk Kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Poros Jakarta Beijing: Lupakan Ideologi, Fokus Ekonomi

7 Oktober 2023   00:50 Diperbarui: 7 Oktober 2023   01:06 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua puluh tahun lalu pada Juni 2003, Atal Bihari Vajpayee Perdana Menteri India melakukan kunjungan ke Beijing. Saat berangkat dari Bandara Internasional Indira Ghandi, imaji tentang Tiongkok hanyalah negara yang serupa dengan India. Kalaupun lebih baik, pasti tak terlalu jauh. Dia meyakini itu.

Namun, ada sesuatu yang beda. Matanya melihat sesuatu yang berbeda: "Negara komunis ini melakukan keajaiban ekonomi yang tak pernah bisa dilakukan oleh negara kapitalis sekalipun." Pikir Vajpayee.

Saat mendarat Vajpayee disuguhi tontonan; jalan tol lebar dan mulus, Bandar Udara ultra modern, ribuan pencakar langit, mobil baru yang mengkilat yang seliweran di jalanan padat Beijing. Vajpayee seolah berada di Eropa.

Negeri Komunis yang satu dasawarsa sebelumya masih kumuh, banyak sepeda di jalanan, jorok, banyak lalat, berbau pesing, dan berdebu menyulap dirinya sebagai raksasa ekonomi. Tiongkok telah berada di ambang sebagai negara adidaya meyakinkan yang punya pengaruh ekonomi dan politik luar biasa di dunia.

Tiongkok telah melompat jauh ke depan meninggalkan India yang masih pening dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Negeri tetangga Tiongkok dan saling berseteru itu mengakui; Tiongkok sudah tak terkejar. India akan menyalip Tiongkok--tapi bukan ekonominya--namun, dalam jumlah penduduk.

Dan ternyata betul. April 2023, WorldOPopulation mencatat penduduk India telah melampaui Tiongkok. Dan saat tulisan ini dimuat Oktober 2023--Populasi India 1,432 miliar dan Tiongkok 1,425 miliar. Ada selisih 7 juta penduduk yang itu setara dengan jumlah penduduk Hongkong.

Memahami Tiongkok

Pada dekade 1970 sampai 1990-an, Indonesia dan Tiongkok adalah dua negara status sama: sama -sama berkembang dengan pendapatan menengah ke bawah. Saat itu Tiongkok bukanlah kekuatan istimewa. Bahkan negeri Komunis itu mengenaskan; butuh sentuhan barat untuk membantu penduduknya yang kelaparan.

Namun dalam kurun waktu 3 dasawarsa kemampuan Tiongkok dalam mengubah dirinya menjadi milyader baru mencengangkan banyak pihak. Revolusi ekonomi Deng Xiaoping dengan mengkapitaliskan komunis telah sukses mengantarkan Tiongkok sebagai raksasa ekonomi.

Melihat posisi Tiongkok di bidang Politik, Ekonomi, dan Militer yang punya pengaruh kuat di kancah internasional maka Indonesia harus menyingkirkan "kesan masa lalu" untuk ikut dalam mesin pertumbuhan dan kelimpahan ekonomi Tiongkok dengan tetap mempertimbangkan kepentingan dalam negeri.

Sebagai gambaran keajaiban ekonomi Tiongkok: Selama 25 tahun pendapatan perkapita Indonesia selalu di atas Tiongkok yakni sejak 1974--1997. Pada 1997 pendapatan perkapita Indonesia sudah mencapai US$1.054,35 sedangkan Tiongkok hanya US$ 781,74.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun