Sehingga saat perwakilan sepak bola Argentina mendarat di Indonesia dan melihat infrastruktur yang hampir sama dengan negaranya--bahkan lebih baik--mereka terkejut.
Bisa jadi mereka terperangah dalam arti sebenarnya. Sebagaimana yang disampaikan Ketua PSSI Erick Thohir. Mereka terkejut dengan infrastruktur, hotel, stadion di Indonesia yang punya standar tinggi.Â
Itu jelas bukan kata-kata untuk menggembirakan tuan rumah, tapi semacam ketidaktahuan mereka terhadap raksasa ekonomi Asia Tenggara bernama Indonesia.
Mereka pakar dalam sepak bola, tapi belum tentu wawasan geografi dan ekonomi mereka mumpuni untuk mengetahui Indonesia dan ekonominya.
Mereka pastinya mengira ekonomi Indonesia di bawah jauh negara Argentina. Namun, faktanya mereka melihat lain. Pembangunan di Indonesia lebih mengesankan dibanding Argentina yang mengalami krisis.
Masyarakat Indonesia mengenal Argentina karena sepak bolanya. Namun belum tentu masyarakat Argentina mengenal Indonesia. Indonesia misterius bagi Argentina.
Nasib Argentina seolah sebagai "Anak muda yang dulu punya masa depan cerah, namun sekarang menjadi orang tua menderita dan sakit-sakitan" Argentina sudah kehabisan nafas untuk menjadi negara maju.
Negara ini seolah terperangkap sebagai negara berkembang yang akan terus berkembang tanpa akhir dari proses perjalanannya. Jebakan Middle Income Trap mendera.
Kesimpulan
Di cabang olahraga sepak bola Argentina boleh dijadikan guru. Namun untuk hal lainnya Argentina hanyalah negara berkembang biasa dengan prestasi ekonomi dan politik kacau balau.Â
Untuk referensi kegagalan, Argentina sangat terkenal di dunia. Kalau ingin berhasil, lihat kegagalan Argentina: the Argentina Paradox.