Pada November 2000, mendung menggelayut di atas langit Singapura. Negeri bentukan Stanford Raffles itu sedang mengalami musim hujan. Dari jalan Nicool Highway meluncur iring-iringan delegasi ASEAN menuju gedung Suntec Singapore Convention and Exhibition--tempat ASEAN Informal Summit keempat dilaksanakan.
Pada kesempatan itu, pemimpin ASEAN yang dimotori DR. Mahathir Muhammad--Perdana Menteri Malaysia--sepakat untuk mempersempit kesenjangan ekonomi di antara negara ASEAN, dengan meluncurkan Inisiative for ASEAN Integration (IAI). Prinsipnya: makmurkan tetanggamu!Â
------
Dua puluh tiga tahun kemudian, saat angin muson timur berhembus di wilayah Indonesia. Di Nusa Tenggara Timur, Selasa 9 Mei 2023, gemuruh raungan pesawat yang membawa Pemimpin ASEAN mulai berdatangan. Roda pesawat mendarat mulus di Bandara Internasional Komodo yang bersih dan modern.
Kedatangan mereka untuk mengikuti KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo. Tema yang diusung Indonesia pada Keketuaan ASEAN 2023; ASEAN Matters: Epicentrum of Growth. Tujuan utama masih sama: memakmurkan seluruh angota ASEAN!
Kue Ekonomi ASEAN
Dari jendela pesawat, delegasi ASEAN bisa melihat dengan jelas, keindahan Labuan Bajo. Laut biru membentang dengan pulau-pulau bertebaran. Jalan baru yang meliuk-liuk, pelabuhan modern yang tertata epik, hotel-hotel megah, ratusan perahu wisata yang berlayar.
Labuan Bajo telah berubah. Tepatnya bermetamorfosis dengan kecepatan dramatis. Pemandangan seperti saat ini tidak terbayangkan sepuluh tahun ke belakang. Hal ini persis sama untuk menggambarkan ASEAN dan perubahannya.
Kemajuan ASEAN diwarnai kejutan. Produk Domestik Bruto ASEAN tumbuh siqnifikan dari tahun ke tahun. Menurut IMF, pada 2022, secara total PDB ASEAN mencapai 3,9 triliun dolar AS--setara 3,6% PDB global. Pada 1967 saat ASEAN baru berdiri, PDB ASEAN hanya US$23 miliar. Itu menunjukkan kue ekonomi ASEAN meningkat 170 kali lipat dalam kurun waktu 55 tahun.
PDB perkapita juga meningkat 48 kali lipat. Dari US$122 menjadi US$5.833 pada 2022. Nilai perdagangan ASEAN dari US$10 miliar melesat menjadi US$2,8 triliun--282 kali lipat. Catatan ekonomi ASEAN sungguh fantastis. Kue ekonomi ASEAN sangat menggiurkan. Kelewat menggiurkan.
Menurut IMF, ekonomi ASEAN termasuk salah satu yang paling solid di dunia saat ini. Saat ekonomi dunia bobrok akibat pandemi Covid-19 pada 2020, pertumbuhan ekonomi ASEAN juga terkoreksi di angka -4,1%. Namun, pada 2021 pertumbuhan ekonomi ASEAN menanjak di angka 4,2%, dan terus bergerak di angka 4,48% pada 2022. Dan prediksi AMRO pada 2023 pertumbuhan ASEAN berada di 4,9%.
Populasi ASEAN juga tidak kalah menarik. Data dari WorldoMeters, pada 1967 populasi ASEAN hanya 184,4 juta--dengan lima negara anggota. Mei 2023--dengan sebelas negara anggota--populasi mencapai 688,116 juta jiwa. Setara 8,56% populasi dunia. Dua kali lebih banyak dari penduduk Amerika Serikat yang mencapai 331 juta.
Ini menunjukkan; ASEAN punya basis konsumen terbesar ke-3 di dunia, setelah China dan India. Dan catatan menarik lagi terkait demografi ASEAN; 50% penduduk berusia di bawah 30 tahun. Usia produktif, penggerak ekonomi potensial. Inilah daya tarik demografi ASEAN yang mengesankan.
Keketuaan Indonesia 2023
Di ASEAN, pengaruh Indonesia cukup kuat. Secara historis Indonesia adalah pemrakarsa ASEAN. Bahkan KTT ASEAN I di Bali, bukan tanpa sebab: penghormatan terhadap Indonesia sebagai pemimpin tradisional ASEAN.
Selain itu, saat ini Indonesia merupakan satu-satunya negara ASEAN yang tergabung dalam G-20. Sebuah organisasi ekonomi yang berpengaruh di dunia dengan menguasai 80% porsi PDB global, 75% ekspor global.
Catatan lainnya; dengan luas daratan 2 juta kilometer persegi, terluas di ASEAN; jumlah penduduk yang mencapai 282 juta--data Mei 2023. Menempatkan populasi Indonesia hampir separo populasi ASEAN.
Di bidang ekonomi, PDB Indonesia menurut BPS mencapai Rp19.588,4 triliun atau 36% PDB ASEAN tahun 2022. Di tahun yang sama, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup solid berada di 5,3%. Laporan IMF pada 2022 menempatkan ekonomi Indonesia terbesar ke-7 di dunia. Indonesia adalah raksasa ASEAN.
Indonesia sebagai Ketua ASEAN berupaya mengikat ASEAN tidak hanya de yure--ikatan di atas kertas--namun lebih dari itu. Secara riil Indonesia mendorong ASEAN menjadi keluarga besar di bidang ekonomi, sosial, politik, budaya dan juga hankam. Ini bisa terwujud saat program kerja ASEAN menyasar semua negara dan menciptakan  hasil dan manfaat bagi kemakmuran bersama sekawasan.
Indonesia sebagai Ketua ASEAN, terus berkomitmen dan mengambil langkah taktis strategis untuk melaksanakan integrasi ekonomi ASEAN yang maju dan modern, dengan fokus pada Master Plan on Asean 2025 yang mencakup, yakni:1) Sustainable Infrastructure, 2) Digital Innovation, 3) Seamless Logistics, 4) Regulatory Excellence, dan 5) People Mobility.
Integrasi Ekonomi sebagai Alat Ikat ASEAN
Dibutuhkan upaya ekstra untuk menjaga agar pertumbuhan ekonomi ASEAN tetap sehat. Kuncinya kestabilan keamanan kawasan dan integrasi ekonomi: menerapkan penggunaan mata uang lokal untuk transaksi lintas batas dan ditopang digitalisasi ekonomi untuk kemudahan pada transaksi keuangan.
Hal ini mutlak dilakukan sebagai upaya memacu pertumbuhan ekonomi ASEAN yang lebih inklusif, solid dan berdaya saing global.
Pada KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, Indonesia mengajak dan memperdalam integrasi ekonomi ASEAN melalui Transaksi Mata Uang Lokal masing-masing negara (Local Currency Transaction/LCT) dan Konektivitas Pembayaran Regional (Regional Payment Connectivity/RPC). Dua kesepakatan strategis tersebut bisa digambarkan sebagai berikut:
 1) Local Currency Transaction (LCT)
Ketergantungan negara ASEAN terhadap dolar Amerika dalam transaksi keuangan, menimbulkan kerentanan terhadap daya tahan ekonomi. Nilai dolar yang fluktuatif berdampak menggoyahkan daya tahan ekonomi negara ASEAN.
Krisis pada 1998 yang meluluhlantakkan ekonomi ASEAN yang berbuntut pada krisis multidimensi menjadi pengingat betapa rapuhnya penggunaan dolar. Dolar ibarat candu, melenakan dan berbahaya.
Atas dasar itu, Indonesia melalui Bank Indonesia bekerja sama dengan Bank Sentral negara ASEAN, mendorong terwujudnya mekanisme pembayaran dengan menggunakan pemakaian mata uang lokal masing-masing negara.
Indonesia sudah melakukannya dengan empat negara: China, Malaysia, Thailand dan Jepang. Hasilnya cukup bagus. Bank Indonesia mencatat transaksi menggunakan skema LCT dengan Jepang dan China masing-masing hampir mencapai US$2 miliar. Dengan Malaysia 4% dari total perdagangan, dengan  Thailand 3% dari total perdagangan.
Pada pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN (AFMGM) yang disponsori oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia pada Jumat 31 Maret 2023, di Nusa Dua Bali disepakati kerjasama transaksi lintas batas (Cross Border Transaction) dengan menggunakan mata uang lokal.
Saat KTT ASEAN di Labuan Bajo pada 11 Mei, Presiden Jokowi juga menekankan betapa pentingnya penerapan LCT; "Implementasi transaksi mata uang lokal dan konektivitas pembayaran digital antarnegara sepakat untuk diperkuat, ini sejalan tujuan sentral lintas ASEAN agar ASEAN semakin kuat dan semakin mandiri," demikian ditegaskan Presiden RI Joko Widodo.
2) Regional Payment Connectivity (RPC)
Sistem Pembayaran Terintegrasi menjadi sangat penting untuk mengikat dan memperdalam integrasi ekonomi ASEAN. Pada 2019, Bank Indonesia meluncurkan QRIS (Quick Response Code Indonesia Standart) dan diimplementasikan pada 1 Januari 2020, di tengah berkecamuknya wabah Covid-19.
QRIS adalah upaya nyata yang dilakukan Indonesia di tengah era digitalisasi untuk mempermudah transaksi pembayaran supaya lebih sederhana, praktis dan juga transparan. QRIS dinilai sukses diterapkan di Indonesia.
Menurut laman resmi QRIS, ada 416 kabupaten, 98 kota, dan 237.777 merchants yang telah menggunakan QRIS. Dengan data itulah, layak jika penggunaan QRIS diperluas jangkauan dan kemanfaatannya.
Bank Indonesia telah menjadikan QRIS sebagai  media transaksi unggulan dengan menjajaki di empat negara ASEAN: Malaysia, Singapura, Filipina dan Thailand. Sebenarnya ini adalah implementasi riil dari LCT; pembayaran berbasis code QR.
Dengan Thailand sudah ada kerjasama antar Bank Sentral. Sebagai gambaran, saat wisatawan Indonesia membeli barang di Thailand, tinggal scan kode QRnya barang tersebut, kemudian muncul harga yang sudah terkonversi dalam rupiah. Sesederhana itu. Semudah itu.
Begitu juga sebaliknya. Wisatawan Thailand bisa belanja di Indonesia dengan membayar pakai Bath. Menggunakan QRIS akan mempermudah wisatawan dalam bertransaksi. Tidak perlu lagi menukarkan mata uang, sehingga QRIS sangat efisien, murah, cepat dan juga inklusif.
Ke depannya penggunaan QRIS bisa diperluas sebagai alat transaksi untuk berbagai kepentingan negara di kawasan ASEAN yang mencakup 11 negara. Ini sangat menguntungkan, tidak hanya bagi Indonesia. Namun juga bagi seluruh negara di ASEAN.
Sebagai gambaran, arus wisatawan ASEAN yang berkunjung ke Indonesia pada 2019 (sebelum pandemi) mencapai 6.157.190 orang, dengan nilai transaksi diperkirakan mencapai Rp112 triliun.
Bisa dibayangkan betapa kuatnya ASEAN jika ekonominya berputar di kawasan sendiri, dengan keuntungan yang dinikmati oleh masyarakat ASEAN sendiri. Sebuah ide jenius dengan memanfaatkan teknologi sebagai media kemakmuran bersama.
Diplomasi PinisiÂ
Rabu 10 Mei 2023, sore hari, di atas geladak perahu pinisi Ayana Lako Di'a yang bersandar di pelabuhan Marina, Labuan Bajo, sembilan Pemimpin ASEAN duduk di kursi dengan formasi melingkar.
Suasana informal dan santai terlihat. Untuk sementara masalah keamanan, ekonomi tidak dibicarakan. Hanya kelakar dan obrolan ringan yang tampak dari sembilan kepala pemerintahan yang sebagian didampingi istrinya.
Dari jauh terlihat awan putih menggumpal. Gugusan pulau bertebaran menambah keindahan. Suasana keakraban terlihat, satu kesatuan keluarga besar ASEAN seolah ditunjukkan.
 Pukul 17.00 WITA perahu pinisi bergerak menuju Laut Flores, mencari posisi paling ideal untuk melihat matahari terbenam. Saat semburat warna perak keemasan muncul, sembilan Pemimpin Negara ASEAN berdiri melihat dengan takjub.
Ada rasa kegembiran yang kuat terpancar dari para Pemimpin ASEAN dengan sambutan Presiden Jokowi, dengan suguhan yang memanjakan sehingga KTT yang melelahkan terasa melegakan.
23 tahun silam Perdana Menteri Malaysia menyerukan, "Makmurkan tetanggamu, untuk memulai kemakmuran ASEAN" di Labuan Bajo, ada gaung lain yang senada, "Muliakan tamumu, untuk memulai kemakmuran bersama ASEAN"
ASEAN memulai sejarah barunya, mengikat persaudaraan dengan ikatan integrasi ekonomi dengan kesepakatan yang saling menguatkan dan menguntungkan.
Di Indonesia, tepatnya di Labuan Bajo: Â Konektivitas Pembayaran Regional (Regional Payment Connectivity/RPC), dan Transaksi Mata Uang Lokal (Local Currency Transaction/LCT) telah disepakati dan segera diterapkan.
Indonesia telah menunjukkan peran sentralnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H