Mohon tunggu...
Agus Subali
Agus Subali Mohon Tunggu... Guru - Penikmat keheningan.

Belajar Untuk Kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Tetap Riang Hidup di Negeri Ring of Fire

6 Desember 2022   11:48 Diperbarui: 6 Desember 2022   12:21 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan yang menggambarkan kedahsyatan letusan Tambora pada 1815. Sumber:Sandy Solihin/National Geographic Indonesia

Secara teknis gempa bukanlah yang membunuh manusia. Gempa hanyalah getaran yang mampu merobohkan bangunan. Membuat tanah di dataran tinggi longsor. Bangunan yang tidak kokohlah yang berbahaya bagi manusia.

Mungkin tulisan ini seolah ingin mereduksi dampak bencana dan membuat lelucon akan gempa. Sekali lagi tidak. Empati mendalam penulis kepada korban bencana. Ini hanya untuk melihat dengan sudut pandang lain bahwa aktivitas Bumi adalah netral artinya bukan untuk menghukum manusia.

Jika hidup di zona gempa, maka yang harus dilakukan adalah berdamai dan beradaptasi. Menurut catatan seismolog, Bumi setiap harinya diguncang gempa sekitar sejuta kali. Indonesia sepanjang tahun 2021, menurut BMKG, terjadi 10.570 kali gempa tektonik dengan intensitas beragam.

Mitigasi Bencana

Dengan kenyataan itu, bagaimana bersikap saat bencana terjadi adalah hal penting. Terkadang panik adalah sumber malapetaka selain gempa itu sendiri. Jika terjadi gempa maka diusahakan harus tetap tenang. Harus berfikir rasional dan jangan terlalu emosional. Menyelamatkan diri, menghindar jauh dari bangunan yang berpotensi roboh adalah tindakan terpenting.

Beradaptasi dengan bencana dilakukan dengan berbagai cara: 1) membangun rumah dengan kontruksi tahan gempa, 2) menyediakan peralatan darurat saat gempa terjadi, 3) tidak membangun hunian di zona yang tidak stabil atau rawani longsor.

Selain itu tindakan kecil yang bisa meminimalisir korban nyawa adalah mengusahakan mengunci pintu dengan kunci yang masih menempel di gagang pintu. Ini supaya sewaktu gempa tengah malam, penghuni bisa langsung keluar tanpa kebingungan mencari kunci. Hal sederhana lain yang mempengaruhi keputusan menyelamatkan diri adalah selesai mandi usahakan berpakaian yang bawah dulu. Ini semua adalah bentuk kewaspadaan untuk segera menghindar menyelamatkan diri saat gempa terjadi--keluar rumah.

Karena gempa hanya hitungan detik maka keputusan menyelamatkan diri juga harus hitungan detik.

Selain itu waspada gempa harus dijadikan sebagai ingatan bawah sadar. Hal ini bisa terwujud manakala pendidikan kegempaan dijadikan sebagai pengetahuan wajib untuk seluruh masyarakat.

Semisal merancang kurikulum kegempaan buat anak PAUD sampai Perguruan Tinggi. Jika mereka punya ilmu menghadapi gempa maka saat gempa tidak mudah panik dan tahu apa yang harus dilakukan; bukan malah tertawa terbahak-bahak.

Anugerah Alam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun