Mohon tunggu...
Agus Subali
Agus Subali Mohon Tunggu... Guru - Penikmat keheningan.

Belajar Untuk Kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kepanikan: Sebuah Kisah Tragis, Mulai Mamoth sampai Emprit

12 Oktober 2022   15:33 Diperbarui: 20 November 2022   22:00 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Kampanye pembasmian burung emprit pada 1958 di China (sumber: Tunzae Eco Generation via Intisari Online)

Kisah berikut bisa dijadikan bukti. Minggu 30 Oktober 1938, masyarakat dihebohkan dengan invasi aliens dari Mars di Amerika. Padahal informasi itu hanya sandiwara radio dari Collumbia Broadcasting System. Sutradara dan pembaca beritanya adalah Orson Welles pria 23 tahun. Ide aneh tersebut diadaptasi dari karya H.G Wells, War of the Worlds. Dia merancang sebuah sandiwara yang dikemas seperti reportase lapangan: adanya invasi alliens! Sandiwara out of the box tersebut benar-benar dianggap nyata oleh para pendengar--dan juga orang yang tidak mendengar.

Kepanikan melanda Amerika. Terutama New York dan New Jersey. Banyak orang mempersenjatai diri. Membentengi rumahnya dengan apa saja. Kemacetan melanda, orang panik. Bahkan dilaporkan adanya kasus bunuh diri karena ketakutan akan invasi aliens tersebut. Apakah itu nyata? Tidak! Hal itu hanya sandiwara radio. Namun respon masyarakat adalah nyata. Inilah kepanikan massa  yang diakibatkan sebuah berita.

Pihak berwenang menginvestigasi serius acara tersebut dan menyimpulkan: tidak ada pelanggaran!

Psikologi Manusia

Psikologi manusia seperti jaringan kabel rangkaian seri. Satu error lainnya mengikuti. Satu percobaan yang mudah adalah, cobalah menguap di depan banyak orang. Lalu lihat reaksi orang di sekelilingnya. Tak berselang lama, mereka akan menguap juga. Begitulah yang terjadi dengan pikiran manusia. Tidak independen tapi mudah dipengaruhi faktor eksternal.

Tidak terkecuali, cahaya matahari, gravitasi bulan juga berpengaruh ke psikologi manusia. Cobalah lakukan hal sederhana, beri panas sedikit di atas suhu normal di sarang semut. Apa yang terlihat? Semut mulai terganggu dan akhirnya berlarian tidak terarah. Manusia juga semacam itu, jika bumi menghangat akan berpengaruh terhadap psikologinya. Banyak muncul kerusuhan. Munculnya perang atau revolusi sosial bisa karena kondisi alam yang berubah.

Perang Dunia I dan Perang Dunia II adalah wujud paling nyata dari kepanikan massa. Awalnya setiap negara ingin menyelamatkan warganya--tapi malah masuk dalam jebakan kubangan kematian bersama. Mereka mempersenjatai militernya, warga sipilnya, untuk meminimalisir korban jiwa jika ada musuh mendekat.

Tindakan satu negara mempersenjatai warganya diikuti yang lain. Kepanikan menyebar. Pada akhirnya bukan keselamatan yang tercipta, namun perang besar yang merenggut jutaan korban di banyak negara. Senjata ditambah kepanikan massa adalah mesin pembunuh efektif untuk mengakhiri peradaban. Perang Dunia I menyebabkan 23 juta orang tewas, dan PD II diperkirakan 65 juta orang tewas.

Psikologi bisa dijadikan sebagai alat bantu untuk memahami kerapuhan manusia. Setiap kebijakan harus mampu memberikan satu bentuk ketenangan psikologis pada manusia. Ini penting agar tidak terjadi chaos yang diakibatkan hal sepele.

Dalam kerumunan yang padat, satu cecak yang jatuh dipundak seseorang bisa menciptakan kepanikan massa yang mengarah pada jatuhnya korban ratusan atau ribuan orang. Maka, kerumunan pada setiap organisme mengandung sesuatu yang bisa sangat berbahaya.

Kerumunan adalah bom waktu, dan cara mencegahnya hanya satu. Jangan munculkan bibit kepanikan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun