Menurutku membudidayakan bambu kuning dengan stek pada cabang adalah yang termudah. Batang indukan bisa menghasilkan sekitaran 50-75 bibit. Caranya mudah, siapkan media tanam (polybag) isi dengan tanah yang tidak terlalu gembur. Atau isi polybag dengan tanah sembarang pun bisa hidup asalkan saat menyemai harus sering disiram.Â
Ambil cabang yang sudah cukup keras, lalu potong di bawah ruasnya dengan gunting pohon. Lalu tancapkan ke polybag tempat budidaya. Sirami setiap hari. Kalau musim hujan tidak perlu.Â
Sebulan kemudian akan muncul tunas. Dua bulan kemudian bisa dipindah mau ditanam di pot atau ditanam di tanah. Setahun kemudian sudah menjadi rimbunan. Dua tahun kemudian bisa menjadi belukar indah yang membuat kesegaran untuk bersantai.
Karena saya punya pohon indukan maka saya perbanyak dengan stek. Dari awal saya niatkan sebagai oleh-oleh. Dan memang betul, teman yang main ke rumah terkadang tertarik dan pulang membawa satu atau dua bibit. Selama pandemi karena banyak waktu luang, saya melakukan pembibitan kurang lebih 150 bibit.Â
Dan sekarang tinggal tersisa 25-an. Artinya sudah tersebar 125 bibit. Kalau yang tumbuh 90% maka ada rerimbunan berjumlah 113 yang tersebar di berbagai lokasi. Â
Ada juga masyarakat yang minta rebungnya untuk obat. Terutama obat sakit lambung akut. Banyak cerita, rebung bambu kuning sangat ampuh mengobati penyakit tersebut. Zat saponin dan flavonoida yang ada di daun, batang sampai akarnya adalah zat anti oksidan. Mungkin itu salah satu sebab keampuhan bambu kuning.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menanam bambu kuning:
Pertama:Â Karena akarnya serabut yang sangat rapat maka harus dihindari menanam tanaman lain disekitannya. Karena pastinya akan kalah saing saat rebutan hara. Bambu kuning sangat agresif seolah menguasai akses underground.Â
Akar tanaman yang bukan bambu akan dihimpit dan susah menjalar, seakan tercekik. Akibatnya tidak subur pertumbuhannya. Dengan ciri khas tersebut bambu kuning sangat cocok untuk tanaman anti erosi, atau tanaman penangkal longsor di daerah tebing sungai. Kalau ingin pertumbuhannya terkendali bisa ditanam di pot, asalkan sering disiram.